Anti-Ahmadiyah Beri Waktu 10 Hari Bagi SBY


DEMO massa Forum Umat Islam (FUI) dan Front Pembela Islam (FPI) digelar di Bundaran HI dan depan Istana Negara, Jakarta, Jumat (18/2) siang. Mereka menuntut pembubaran Jemaat Ahmadiyah.

Dalam pernyataan pers yang dibagi-bagikan kemarin, FUI menuntut Presiden agar segera mengeluarkan Keppres Pembubaran Ahmadiyah sesuai UU No 1/PNPS/1965 pasal 2. Mereka juga menuntut Mabes Polri segera menangkap Abdul Basith dan jajaran pimpinan Jemaat Ahmadiyah yang telah sengaja menjalankan agenda menyebarkan Islam menurut ajaran nabi palsu Mirza Ghulam Ahmad, dan memproses mereka secara hukum.

Para demonstran anti-Ahmadiyah memberi waktu 10 hari kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk membubarkan Ahmadiyah. Apabila tidak digubris, massa mengancam akan menduduki istana.

“Kalau dalam waktu sepuluh hari ini belum ada penyelesaian dari pemerintah, maka kami akan menginap di Istana,” ucap Korlap dan Ketua Pengkaderan dan Pembinaan Umat, Ustadz Bernard Abdul Jabar di Bundaran HI.

Ia menjanjikan aksi yang lebih besar jika tuntutan tidak direspons. “Ini baru permulaan saja. Presiden harus keluarkan keppres pembubaran Ahmadiyah. Jangan ditunda, karena ini merupakan tuntutan umat Islam yang diwakili FUI dan ormas Islam,” kata Ustaz Bernard.

Dia mengatakan, anarkisme yang belakangan muncul merupakan bentuk amarah warga Muslim akibat pelanggaran yang banyak terjadi. “Kami menuntut pembubaran Ahmadiyah. Kalau pemerintah tidak menggubris, 1 Maret nanti Insya Allah kami akan ada di istana untuk meminta presiden SBY membubarkan Ahmadiyah karena tidak sesuai dengan undang-undang yang ada,” teriak Bernard.

Aksi kemarin sempat memacetkan lalu lintas. Menurut Kepala Biro Operasional Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Sujarno, demo memang sempat menyebabkan kemacetan. Namun petugas di lapangan mampu mengendalikan massa sehingga tidak sampai menutup ruas jalan.

Tersangka Cikeusik

Sementara itu perburuan para pelaku penyerangan Jemaat Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten, terus dilakukan. Setelah menahan tujuh orang tersangka, polisi kembali menangkap dua pelaku lainnya. Kedua pelaku berinisial D dan AD.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Komisaris Besar Boy Rafli Amar, mengatakan bahwa D adalah pria yang berada di barisan terdepan dalam penyerangan tersebut. Wajahnya terlihat jelas dalam rekaman video. Dia mengenakan jaket hitam dan menenteng golok.

Dikatakan Boy, D yang ditangkap di Ulujami, Jakarta Selatan, bukanlah anggota jemaah Ahmadiyah. Dia memakai pita biru yang diikatkan di bajunya.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *