Demo di Wall Street


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dimulai dari September 17 , 2011 ketika beberapa lusin demonstran mendirikan

tenda didepan gedung New York Stock Exchange, setelah itu jumlah demonstran
bertambah dari hari kehari sampai ratusan jumlahnya, mereka berkemah di
berbagai penjuru taman-taman yang berada disekitar Financial District itu. Saat
ditanya oleh “Indonesia Media”, “Siapakah yang mengorganisir aksi protes ini ?” ,
mereka menjawab, “Tidak ada seorang pun yang jadi pemimpin, kami semua
mengerjakannya secara bersama” ujar Mike , seorang demonstran yang mengaku
bekerja di perusahaan perfilman sebagai film editor.

Bertemu Mike (demonstran) didepan pintu masuk subway Wall Street.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Aksi protes ini dipicu oleh gerakan liberal yang bermula dari tahun 2009, yang
menentang bail out $ 787 milyar kepada bank dan perusahanan auto sebagai
stimulus. Dibilangnya Obama telah gagal membongkar tata perbankan setelah
terjadinya krisis financial akibat pinjaman mortgage di tahun 2008. Harusnya dia
bisa mengambil tindakan tegas dan agresif pada permulaannya mengenai per-
bonus-an di Wall Street saat membuat keputusan untuk bail out bank, kata Michael
Kazin, seorang Professor sejarah yang menulis buku “ American Dreamers” dari
Georgetown University.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kelompok yang menduduki Wall Street ini mempunyai fasilitas khusus untuk

menopang aktivitas mereka sehari-hari yang konon sudah memasuki minggu

keempat ini. Mereka mempunyai media center sendiri yang mampu melakukan
siaran langsung via internet, bahkan juga mencetak koran.Fasilitas lainnya berupa,
klinik medis untuk menangani masalah kesehatan dari orang-orang yang menginap
disana, pusat perbekalan makanan yang disumbang oleh donatur, logistic untuk
perlengkapan tidur dan menghindari hawa dingin dimalam hari, perpustakaan bagi
yang memerlukan, dan kelompok class diskusi, penasehatan hukum, serta banyak
lagi sarana-sarana survival lainnya.

Seruan “Occupy wall Street”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Menurut Mike (demonstran), kepada Indonesia Media, mereka tidak suka
Demokrasi Amerika ini dirusak oleh Plutocracy, yang maksudnya pemerintah
diatur oleh orang yang berduit (kaya). Namun ada juga pendapat yang kami
dapatkan dari para pejalan kaki di sekitarnya yang mengatakan bahwa para
demonstran salah alamat kalau berdemo di Wall Street, yang salah adalah pihak
yang membuat peraturan dan perundangan, kata yang mengaku dirinya bernama
James.

Apa kata Edwin

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Indonesia Media juga sempat mengunjungi seorang financial broker dari sebuah
securitas yang ternama dimana kebetulan pelakunya bernama Edwin yang dulunya
berasal dari Gang Masjid Kebon Jeruk, (Taman Sari) Jakarta. Menurutnya
sebaiknya para demonstran jangan menyalahkan Wall Street, mereka para pialang
bahkan membantu perputaran ekonomi, namun dia juga mendukung suara
protester yang ingin merubah peraturan di FEC (Federal Election Commission)
yang membatasi sumbangan corporate kepada politisi, guna mencegah conflict of
interest dari para pembuat peraturan dan perundangan. Ketika kami memasuki
gedung securitas yang beralamat di 7 Hanover Square, kawasan Wall Street itu
harus melalui security check yang teramat ketat, dan tidak seorangpun yang terlibat
dalam Union (serikat Buruh) diperbolehkan masuk.

Umum tidak diperkenankan lagi lewat didepan gedung NYSE (New York Stock Exchange)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tengah hari ini ribuan demonstran berangkat dari lower Manhattan’s Zuccotti Park
mengadakan rally tanpa dipimpin menuju Foley Square dekat kantor walikota.
Mereka dilarang menggunakan pengeras suara, tapi akal-akalan para demonstran
menggunakan pengulangan penyebutan kata-kata dari semua peserta, kabarnya
tehnik ini meniru cara demo tanpa megaphone yang pertama kali dilakukan
di Madrid. Mereka menyuarakan anti ketimpangan pendapatan , keserakahan
corporasi, korupsi, dan kesenjangan social. Demo ini katanya merembet ke
berbagai kota seperti di Chicago, Boston, St. Louis, Kansas City, Mo., Washington
D.C. dan Los Angeles. Apalagi setelah Union (serikat buruh) mendukung usaha
ini. Mereka menamakan diri sebagai kelompok 99%

Barikade sekuriti dengan system buka tutup landasan berputar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Barikade NYPD

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sangking santernya gerakan demo Wall Street membuat para bankir dan pekerja-
pekerja di Wall Street balik mengecam, bahwa mereka tidak ada bedanya dengan
para demonstran yang menamakan dirinya 99% , juga harus merasakan susahnya
krisi ekonomi ini. Mereka bahkan heran kenapa Wall Street yang jadi sasaran
padahal Morgan Stanley yang berbuat masalah tidak berlokasi di Wall Street.

Jangan menghukum orang yang sukses, lagian yang diurus oleh orang-orang Wall
Street adalah Global Financial Industry, bukan ambil uang dari rakyat miskin,
katanya. Kami yang 1% ini sebenarnya sama dengan kalian yang katanya 99% ,
kita harus bersatu, Kuncinya adalah Politisi harus meregulasi perbankan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Para pialang dan banker Wall Street balik bersuara

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tentang protes dari para demonstran yang menghujat pungutan $5 dari pengguna
ATM di Bank of America, Kalau ada yang complaint, silahkan saja pindah bank ,
ini adalah negara bebas boleh pilih bank yang lain. Umumnya kelompok yang
belakangan ini beranggapan orang-orang yang berdemo di Wall Street adalah
kaum sosialis bahkan terkesan cenderung komunis, kata Radio KFI 640 AM

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *