Cruise Asia Kedua Special Edition # 27


Cruise Asia Kedua Special Edition # 27

Senin malam, masih 24 Pebruari 2020, National Tax College, Wako Campus

Kasian man-teminku yang hidupnya jadi senteres tunggu sambungan serial
ini, pagi siang sore malam, jadi kalau lagi engga sibuk seperti hari
ini, hari libur karena Kaisar Naruhito dilahirkan kemarin, tennou
banzai (hidup kaisar kalu ente ga ngertos Nihongo), kudongeng lagi.
Saya suka kasian ama mereka yang kecanduan (kecuali kecanduan nge-Net)
berbagai hal. Misalnya saat kami dikarantina di Diamond Princess dan
cuma 1 jam boleh keluar,wajah-wajah sedih kuyu lesu kucel para perokok
tampak di bagian tempat dimana mereka bisa merokok dan harus buka
masker kan jadinya. Kebayang cuma bisa 1x sehari ngerokok. Masih bagus
tunggu sitiran dongengan DSC saya di bawah ini. Nah di kampus Wako
karantina gelombang kedua, kasian mereka yang ‘coffee addict’. Kaga
dapat alias mesti minta. Mahal kopi di Jepang. Ketika kami berdua,
Warti dan Linda ngopi di Shibuya dan saya ambil bon mau bayar,dirampas
Linda terlihat kira-kira bangsanya 10$ secangkir. Tahu dibayarin saya
pesan 2 cangkir yah, enak kopinya tapi terlebih asyik kongkow ama anak
Kotogadang yang bilang “Bang saya paling kehilangan bisa kongkow-
kongkow tinggal di Tokyo ini” :-). Linda, mari kongkow 31 hari, ikut
Island Princess, Los Angeles to Southampton, UK mulai 9 Mei :-).

Punya cem-macem hobi itu bermanfaat, setuju yah. Hobi montir listrik
bisa nyolder membuahkan Radio FTUI 8EH20, Radio Angkatan Muda, cikal
bakalnya Radio Sonora. Hobi QSO (ente bilang ngebrik-break) jadi punya
banyak teman, Kak Tikno, Kak Lumenta, Ko Hoey Tjoe (bersama Willy
Karamoy mendirikan ORARI, ayah beliau perekam lagu asli Indonesia Raya
W.R. Supratman), Ko Stanley (Radio Stanley), Bang Hasan, dll. Nah
kemarin saya nyalakan sekaligus pengering rambut dan ketel, matek!
Putus atau jaman now jatuh sekeringnya. Saya telepon Sekertariat dan
yang bisa bahasa Inggris entong bernama Koh. “Koh, all my power from
the outlet is gone, all lights are on though, where is the fuse box?.”
Saya yakin ada di kamar ini tapi cari kelilingan engga ketemu. “Oh,
inside the wooden door, side of the cabinet.” Astagapirulah ada di
samping lemari baju dan tersembunyi letaknya, kalau engga cari, engga
dikasih tahu ya engga akan ketemu. Ceklek, sekering yang jatuh saya
balikkin, beres, ngerti sekarang dimana kalau putus jato lagi.
Si Koh jadi c.s. dia, tadi pagi “dumbbell” 2 botol air @ 2 liter tiba,
canoeing crash course 30 Juni on :-). Benso anak Medan yang semart,
latihan paddlingnya istimewa. Ia lekatkan ikatkan buku telepon
Mississauga di dayungnya dan ia ngedayung di udara. Lumayan dan
terbukti Benso juga bisa ngedayung berjam-jam tanpa berhenti.

Saya punya banyak khasanah berisi contoh-contoh DSC, ‘downward social
comparison’. Dari hasil baca buku sampai pengalaman hidup, dari bahan
kuliah di jalanan sampai bahan kuliah bangku sekolah, terutama setelah
jadi mahasiswa fakultas psikologi Queen’s U. Tapi saya juga punya
tulisan karanganku asli-li-li berjudul We the Whiners, kutulis dan
kumuat hanya di milis Paroki-Net pada tanggal 29 Maret 1997. Suatu
ketika, beberapa tahun setelahnya, muncul tulisan yang persis sontekan
alias dengan mudah saya tahu, tulisanku diplagiat dicolong Melayu. Ia
ubah disana-sini sedikit tapi intinya tulisanku. Eh tulisan yang sama
lalu muncul lagi beberapa kali, ganti judul, ganti pencuri. Itulah
budaya anak-anak Nusantara yang Anda akan mangguti. Tulisan itu 5 KB
alias panjang, sepanjang serial ini. Intinya adalah kisah Jean-
Dominique Bauby, pemimpin redaksi majalah Elle yang terkena ‘lock-in
syndrome’ pasca stroke. Ia hanya bisa berkomunikasi dengan mengedipkan
kelopak mata kirinya. Tulisnya: “I would be the happiest man in the
world if I could just properly swallow the saliva that permanently
invades my mouth.” Anda yang masih bisa menelan ludah, please don’t
whine or complain. Itu sebabnya saya tak pernah complain :-), cuma
minta 2 botol air @ 2 liter buat dumbbell.

Selebaran pengumuman untuk buang sampah teratur sudah keluar beberapa
kali, intinya mereka mau kami pisahkan antara sampah yang bisa dibakar
seperti kertas dan makanan, dengan plastik. Sekali lagi hobi interior
camping membawa perbedaan. Di interior trip saya selalu membuatkan
plan dan infokan beberapa hal, tak boleh bawa botol gelas dan makanan
kaleng, sampah tidak dibuang di portage trail tapi kantongin dan kalau
nyalain api unggun, yang bisa dibakar kita ke apikan, yang plastik
kita portage dari satu danau ke danau lainnya, non-burnable garbage,
di akhir perjalanan kita bawa semuanya ke peradaban dan masukkan ke
tempat sampah yang sudah disediakan, as simple as that. Warga Jepang
akan sreg banget kalau diajak interior camping bersama Bang Jeha :-).

Berita merebaknya Covid-19 di Planit Bumi berdatangan terus dan tak
ada yang menggembirakan tentunya. Winda yang setiap hari sekarang
menyapa saya 🙂 memberikan laporan agar ente-ente yang berwajah Asia
(si bule engga bisa beda-bedain kita darimana) kalau bisa belanjanya
online aja. Sebab asal buleker liat kita, Asian -> bawa Covid-19 loe.
Winda syer en anak Ottawa ini engga tukang ngibul, antrian di kasir
begitu liat Winda, mereka menghindar, auwww atuuut. Ia besok akan
pakai kaos “I’m Indonesian” dan saya anjurkan sekalian, “I just came
back from Wuhan”. So pasti dia akan dikasih penginapan perei di
Cornwall 14 hari lumayanan engga usah belanja grocery,pizzz Winda :-).
Aya aya wae yah, tapi paling seru berita dunia hari ini, berenang di
Indo bisa bikin hamil, cowok Indo memang sakti-sakti kaya wayang :-).( Jusni H / IM )
… (bersambung) …

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *