Kegiatan sosial di dapil tidak melulu untuk komunikasi politik dengan konstituen
dilaporkan: Setiawan Liu
Jakarta, 12 November 2021/Indonesia Media – Politisi senior PDIP Rudianto Tjen (Tjen Tjau Tjen) meng-claim kegiatan sosial termasuk program beasiswa atau bantuan biaya pendidikan di daerah pemilihan (Dapil) tidak melulu dalam konteks hubungan anggota legislatif (DPR RI) dengan konstituen. Kegiatan sosial digelar juga sebagai motivasi untuk terus berbagi rezeki. “(kegiatan sosial) tidak selalu hubungannya (kegiatan komunikasi politik) dengan konstituen saya di Bangka Belitung (Babel). Tapi itu (motivasinya) sosial. Kita menjabat, sebagai pejabat publik, punya penghasilan, punya sedikit rejeki, kita bantu,” kata anggota Komisi 1 DPR RI, Rudianto Tjen.
Beasiswa juga diberikan kepada beberapa sekolah di Babel, termasuk daerah kelahirannya Sungailiat. Ia hanya memberi kepercayaan kepada kepala sekolah untuk penentuan siswa yang layak mendapat beasiswa. Selama ini, sekolah swasta Setia Budi dan Bakti di Sungailiat yang rutin menerima beasiswa. Jumlah penerima juga, setiap tahunnya tidak selalu sama. “Tahun ini, ada 14 orang (penerima beasiswa). Kadang sembilan, kadang sepuluh. Nggak pasti. SMA Setia Budi itu sekolah saya, sehingga lebih perhatian,” kata wakil bendahara umum bidang internal PDIP.
Kegiatan sosial lainnya, yang baru saja digelar di dapilnya yakni pelaksanaan vaksinasi covid-29. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Prov. Babel bersama pemerintah provinsi (Pemprov) dan para tenaga kesehatan berhasil memberikan vaksin kepada sekitar 45 ribu masyarakat. “(Vaksinasi) dilakukan serentak di tujuh kabupaten kota. (kader) PDIP kan mungkin terbanyak (di Babel) dibanding partai lain,” kata anggota DPR tiga periode (2009-2014, 2014-2019, 2019-sekarang)
Disisi lain, ia mengaku tidak pernah mencalonkan diri sebagai Gubernur Babel. Kendatipun karir politiknya berawal dari keanggotaan DPRD Tk.II Kab.Bangka (1999 – 2004), tapi ia belum pernah mencalonkan diri sebagai Babel 1 (gubernur). Ia mengaku hanya pernah mencalonkan diri sebagai Bupati Bangka tahun 2008 yang lalu. Berbagai baliho yang dipasang di beberapa titik di jalan-jalan di Bangka buka serta merta pencalonan diri untuk Babel 1. Pemasangan baliho, terutama bagi anggota DPR adalah hal yang rutin dan biasa. Baliho dengan gambar profil dirinya dipasang, misalkan pada hari-hari raya keagamaan, sebatas untuk saling menghormati sesama pemeluk agama. Selain, baliho juga bertuliskan ucapan selamat kepada para tokoh masyarakat di Babel. “Kalau HUT PDIP, kami selalu bikin baliho. Kami pasang baliho, advertorial di media massa. Saya tidak pernah mencalonkan Babel 1 (Gubernur Babel),” kata Bapak dari anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta, dr. Stephanie Octavia. (sl/IM)