Cruise Asia Kedua Special Edition # 44
Sabtu, 7 Maret 2020, Kawasaki King Skyfront Hotel Tokyu Rei
Sehabis Jepang sekarang Amrik panik Covid-19 dan kalau Jepang karena
Diamond Princess, Amrik karena Grand Princess yang sedang kebakaran
jenggot di luar pelabuhan SFO saat tayangan ini saya ketik. Kasian
banget kumpeni Princess ini, belum cukup rugi gila-gilaan karena satu
Diamond Princess, sekarang satu lagi Grand Princess berpenumpang 2400
dengan awak 1100, total 3500 orang. Kemarin menjawab pertanyaan Herli,
seng-iseng saya rincikan kasar berapa kerugian Diamond Princess karena
Covid-19 ini. Perincian kasar daripada Bang Jeha:
1. Ongkos cruise 2700 penumpang semua dipulangin kali katakan yang
murahan aja, kami 2200 CAD$ = 6 jeti CAD$ (kerugian gaji ABK lupakan).
2. Dikasih ‘future cruise credit senilai sama, 6 jeti CAD$ lagi.
3. Ongkos montor mabur dibayarin, kami 1500$, kali 2700 = 4 jeti CAD$.
4. Ongkos hotel pre & post-cruise,2700 x 1000 $ (hotel di Tokyo mahal)
engga ambil untung = 2.7 jeti CAD$
5. Ada korban 700+ sakit, ngehotelin 700 suami-isteri-anak-pacar,
unlimited days. Ambil kasus 2 minggu saja, kali ongkos hotel 200 $
semalam 14 hari x 700 orang x 200 $ = 2 jeti $
6. Ongkos makan minum 2 mingguan, 14 x 700 x 200 $ = 2 jeti CAD$.
Masih banyak pengeluaran lainnya seperti baju-baju pakaian dari mereka
yang kopernya masih di palka Diamond Princess, hadiah-hadiah, oya
ongkos taksi kami-kami dari sana kesini. Cecile kemarin pindah hotel
dari Yokohama ke Kawasaki,ia bayar talangin Diamond Princess, 100 CAD.
Totalkan saja berapa puluh juta $ Diamond Princess sudah merugi dan
kemarin malam saya dapat email, kalau kami tidak batalkan cruise kami
nanti yang dari Los Angeles (pakai Island Princess) ke Southampton UK
tanggal 9 Mei yad, kami akan dapat extra cruise credit 200 USD per
cabin. Halo Agam dan Hani, gue traktir kalian di Sabatini Grill steak
specialty restaurant di kapal tsb. Semoga kumpeni Princess atau
Carnival punya asuransi untuk musibah seperti wabah virus ini. Saya
dulu di IBM Indo pegang ‘insurance account’ tetapi bukan yang komersil
‘property liability’ melainkan cuma asuransi jiwa, jadi engga ngertos.
Hotel kami ini sudah tak jauh letaknya dari Tokyo Bay maupun di
seberang Haneda jadi luas terbuka. Pagi angin cukup kencang, terlihat
dari jendela kamar, ranting pohon yang daunnya masih rontok bisa
bergoyang-goyang, kuterka 40km-an sejam. Jadi kami tunggu sampai
menjelang sore, kami rencana keluar sepedaan. Pergi ke tempat rak sewa
sepeda yang pertama, walah mesti jadi anggota dulu, akan dikirimkan
kartu khusus, lalu kartu itu di-scan di ‘card reader’ di setang sepeda
alias rese tak mungkin. Lalu kami lihat ada gedung lain di sebelah
hotel dan kebetulan banget, itu sebetulnya nyambung dengan hotel,
cafetaria tapi ada tokonya dan penyewaan sepeda. “How much is the
rental cost?,” tanya saya ke si eneng Jepun pas dia bilang dia bisa
Bahasa Inggris. “Eight hundred Yen for 2 hours, 1000 Yen for
24 hours,” jawabnya. Murah, saya bilang ke Cecile, 10 CAD 2 jam,
di Canada USA bisa 20$ minimum rental. “OK, can we rent those two
bikes for 2 hours,” kata saya menunjuk ke ‘hybrid bike’ dan bukan
‘mountain bike’ yang tersedia. Dua sepeda itu sisa sepeda yang bannya
bukan buat di trail tapi di jalan raya, lainnya ‘mountain bike’.
Asyiknya sepedaan 1 jam-an keliling daerah hotel bolak-balik sepanjang
Tama River. Rupanya boleh mancing, ada yang mancing tapi engga ada
ikannya, terlihat dia cuma ngelamun megangin kail. Tidak seperti si
Toni Sofian saat mancing di Collins Inlet, jejingkrakan terus dapat
lagi dapat lagi :-). Hari kerja, Jum’at sore, tampak banyak anak-anak
yang diliburkan dan satu keluarga piknik “kemping” pakai tenda kecil
di pinggiran trail. “Enak sepedanya,” kata Cecile. Jelas kataku,
sepeda merek Specialized, sama seperti sepedanya Lucas dan Julian,
teman sepedaan kami. Sayang tidak ada taman dengan pohon sakura tetapi
hari ini kami rencana akan ke dua daerah dimana ada kemungkinan bisa
melihatnya.Yang pertama Minatomirai di Yokohama sesuai dengan petunjuk
pakar Jepang warga ServiamTO bernama Hendarto. Kedua ke Shinjuku Gyoen
National Garden, taman teroke menurut Warti untuk melihat sakura.
Sahaya sudah pelajari route kereta dari Kawasaki Station ke
Minatomirai Yokohama, kemudian balik kembali dari situ ke Shinjuku.
Mohon tetap doa restu para pemirsa dimana saja berada, baik bagi kami
berdua,terlebih bagi ratusan ribuan penderita Covid-19 di Planit Bumi.
Sebab dimana saja Anda tinggal, berita utama koran majalah TV akan tak
bisa tidak menginformasikan menyiarkan tentang virus ini. Sedemikian
sehingga majalah bonafid seperti The Economist selain terus memuat di
setiap edisinya, juga menerbitkan edisi khusus Covid-19. Betapa tidak.
Menyebarnya sang virus yang sudah menjadi pandemic memang gila-gilaan
seperti saya dan Cecile alami sendiri setiap hari di Diamond Princess.
Artikel kemarin kukutip sebagian.
https://www.economist.com/lead
Quote.
Coping with the pandemic involves all of government, not just the health
system
Mar 5th 2020 edition
IT IS NOT a fair fight, but it is a fight that many countries will
face all the same. Left to itself, the covid-19 pandemic doubles every
five to six days. When you get your next issue of The Economist the
outbreak could in theory have infected twice as many people as today.
Governments can slow that ferocious pace, but bureaucratic time is not
the same as virus time. And at the moment governments across the world
are being left flat-footed.
The disease is in 85 countries and territories, up from 50 a week
earlier. Over 95,000 cases and 3,200 deaths have been recorded. Yet
our analysis, based on patterns of travel to and from China, suggests
that many countries which have spotted tens of cases have hundreds
more circulating undetected (see Graphic detail). Iran, South Korea
and Italy are exporting the virus. America has registered 159 cases in
14 states but as of March 1st it had, indefensibly, tested just 472
people when South Korea was testing 10,000 a day. Now that America is
looking, it is sure to find scores of infections—and possibly unearth
a runaway epidemic. Unquote. Doakanlah kami semua, mantan penderita
maupun terutama yang masih sakit menyandang virus Covid-19. Arigato. ( Jusni H / IM )
… (bersambung) …