Setelah 23 Tahun Berkuasa, Presiden Tunisia Cari Suaka Politik


Presiden Tunisia Zine al-Abidine Ben Ali (74) yang sudah bercokol selama 23 tahun, meletakkan jabatan, Sabtu dini hari tadi, dan kabur ke luar negeri, setelah didemo oleh rakyatnya. Pemerintahan diambil alih oleh Perdana Menteri Mohammed Ghannouchi, dan negara dinyatakan dalam keadaan darurat.

Ben Ali dan keluarganya kabur dengan pesawat terbang, dan sedang mencari suara politik. Kabar yang beredar menyebut dia dan keluarganya sudah mendarat di Jeddah, Arab Saudi.

Semula dia hendak meminta suaka politik di Perancis, tapi Presiden Perancis Nicolas Sarkozy menolak. Tunisia adalah bekas jajahan Perancis.

Ben Ali yang berkuasa setelah melakukan kudeta tak berdarah terhadap Presiden Habib Bourguiba pada tahun 1987 itu tak kuasa bertahan lagi setelah selama beberapa pekan terakhir meruyak demo rakyat di seantero negeri.

Gerakan protes terhadap Ben Ali terutama dipelopori oleh kaum muda, khususnya para mahasiswa dan sarjana. Mereka mengecam pemerintah karena dinilai salah urus: keadaan ekonomi merosot, pengangguran meroket, dan korupsi merajalela. Angka pengangguran terkabar mencapai lebih dari dua digit.

Picu yang meledakkan protes masif adalah aksi bakar diri yang dilakukan oleh seorang sarjana penganggur pada 17 Desember 2010. Untuk mencari hidup, pemuda itu berjualan sayuran di kaki lima di Ibu kota, Tunis. Namun, polisi menggusurnya, dengan alasan dia berjualan tanpa izin. Sarjana itu frustasi. Dia melakukan aksi protes dengan cara membakar diri. Dia tewas beberapa minggu kemudian.

Aksi nekad pemuda tersebut mengundang simpati dari segala lapisan masyarakat, yang memang sudah muak dengan pemerintahan Ben Ali. Meletup aksi protes yang terus-menerus di berbagai kota. Upaya pemadaman aksi protes yang dilakukan polisi dengan cara kekerasan yang menimbulkan korban tewas puluhan orang justru kian menambah besar gerakan penolakan.

Sejak beberapa hari terakhir demo yang disertai bentrokan mewarnai ibu kota.Demonstran menyasar kantor kementerian dalam negeri, yang dinilai sebagai representasi kebobrokan pemerintah.Ben Ali pun memecat mendagri pada 12 Januari lalu.

Namun, pemecatan itu tak menyurutkan demo, sampai akhirnya Ben Ali sendiri berjanji tidak akan maju lagi dalam pemilu presiden pada 2014. Janji dia tersebut dikira bisa meredakan aksi, tapi ternyata sia-sia.

Perintah jam malam yang diberlakukan di ibu kota diabaikan oleh demonstran. Akhirnya, Jumat malam, 14 Januari 2010, Ben Ali membubarkan pemerintahan, dan dia mengundurkan diri, kemudian kabur

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *