SBY Hasut JK-Wiranto Untuk Lengserkan Jokowi Dalam Rapat Tertutup & Janjikan JK Jadi Presiden RI


sby-696x408SBY Hasut JK-Wiranto Untuk Lengserkan Jokowi Dalam Rapat Tertutup & Janjikan JK Jadi Presiden
RI – Merinding melihat Presiden Jokowi berani datangi massa sedemikian banyaknya. Bersama
Wapres dan menterinya, Presiden menerobos hujan menuju Monas. Sungguh keberanian yang luar biasa.
Mereka yang dulunya koar-koar Presiden penakut, pengecut dan kabur, mereka harus menelan
ludahnya sendiri. Di jaman ini, mungkin hanya Presiden Indonesia yang berani keluar istana menemui
massa sebanyak itu lalu naik ke panggung dan menyapa semuanya.
Kedatangan Presiden Jokowi ke Monas mengingatkan kita pada kejadian beberapa bulan yang lalu.
Saat ada aksi teror di Jakarta, Presiden yang berada di Cirebon langsung bertolak ke Jakarta dan
mendatangi lokasi. Datang tanpa rompi anti peluru, berjalan tanpa ragu menenangkan semua rakyat
Jakarta.
Saya melihat kedatangan Jokowi ke Monas benar-benar disiapkan sangat matang oleh Polri dan TNI.
Sangat terstruktur, sistematis dan massif. Kapolri yang sebelumnya mengatakan melarang aksi damai
sebab Ahok sudah dijadikan tersangka, kemudian berubah pikiran dan mendatangi para pimpinan
demo, melakukan negosiasi. Yang agak mengecewakan, Kapolri kemudian mengijinkan aksi 212. Ini
sempat menimbulkan tanda tanya, bagaimana bisa kembali diijinkan? Tapi jika melihat kedatangan
Jokowi ke Monas, semua ini benar-benar terencana dan kita patut berterima kasih pada Kapolri karena
mau mengijinkan aksi ini.
Ijin dari Kapolri ini sempat disambut riuh para provokator dengan segala kelebayannya. Bahkan SBY
yang sebelum aksi 411 melakukan konferensi pers, sebelum 212 SBY menulis artikel panjang kali lebar
sebagai pengganti konferensi pers. Salah satu kalimat provokasinya adalah:
“Pernyataan penegak hukum bahwa negara akan menindak siapapun yang melakukan tindakan makar,
yang disampaikan beberapa hari yang lalu sepertinya tak menyurutkan gerakan pencari keadilan
tersebut, bahkan membuat ketegangan sosial semakin meningkat.”
“Ketika akhirnya presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menjanjikan bahwa kasus Pak Ahok
itu akan diselesaikan secara hukum, boleh dikata ucapan kedua pemimpin puncak yang saya nilai
tepat dan benar itu lambat datangnya. Sama saja sebeanrnya dengan penanganan kasus Pak Ahok
yang dinilai too little and too late. Nampaknya sudah terlanjur terbangun mistrust dari kalangan rakyat
terhadap negara, pemimpin dan penegak hukum. Sudah ada trust deficit.”
Itu tulisan SBY yang cukup provokatif, masih sama seperti istilah Lebaran Kuda pada konferensi pers
sebelum 411. Lebih dari itu, SBY menyebut ada pihak-pihak lingkaran kekuasaan yang menginginkan kudeta atau makar.
“Di samping ada pihak di luar kekuasaan yang berniat lakukan makar, menurut rumor yang beredar,
katanya juga ada agenda lain dari kalangan kekuasaan sendiri. Skenario yang kedua ini konon
digambarkan sebagai akibat dari adanya power struggle di antara mereka.”
Banyak orang menyayangkan tulisan SBY yang seperti itu. Ini jelas tidak menunjukkan kenegarawanan
seorang mantan Presiden Indonesia, bahkan saya merasa prihatin negeri ini pernah dipimpin oleh SBY
selama 10 tahun. Prihatin sekali.
Tulisan SBY ini kemudian menimbulkan spekulasi baru. Sebab harus kita akui bahwa SBY adalah satu-
satunya tokoh yang tidak didatangi Presiden ataupun diundang ke Istana. Prabowo didatangi dan
diundang, Mega diundang, Surya Paloh, Romy sampai Muhaimin Iskandar diundang ke Istana.
Sementara politisi Demokrat menginginkan Jokowi menemui SBY, sampai sekarang Jokowi belum
menemui atau mengundang SBY.
Sementara itu ada fakta sejarah lainnya, yaitu saat Jokowi menemui Prabowo di Hambalang, SBY
menemui JK dan Wiranto dan sedikitpun tidak ada yang bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.
Sehingga rumor yang berkembang adalah SBY membujuk JK untuk naik sebagai Presiden, lalu Wiranto
sebagai Wapresnya setelah melengserkan Jokowi. Kebetulan dua orang ini (JK Wiranto) adalah
pasangan Capres-Cawapres pada 2009 lalu yang kalah dengan SBY-Boediono. Bahkan saya mendapat
pesan serius dari beberapa orang yang saya tau cukup kredibel, meminta pesan rumor pertemuan SBY
dengan JK dan Wiranto untuk disampaikan pada Presiden Jokowi langsung.
Kalau kemudian SBY menyebut ada rumor di lingkungan Istana yang ingin berkuasa, ini patut
ditanyakan siapa orangnya? Sehingga SBY merasa penting untuk menyampaikan rumor tersebut
kepada publik. Dalam logika sederhana, orang yang paling memungkinkan mengisi posisi kosong jika
Jokowi lengser adalah Panglima TNI, Kapolri atau Wapresnya. Tidak masuk akal kalau ujuk-ujuk Jonan
atau Bu Susi mau menggantikan Jokowi.
Faktanya, Panglima TNI menyatakan setia pada Presiden dan siap menjadi tumbal ketimbang
melakukan kudeta. Kapolri selalu di depan mengamankan massa dan menjawab tegas soal makar. Jadi
yang paling memungkinkan menggantikan Jokowi jika terjadi kudeta adalah JK.
Tapi kalau JK yang mau melakukan kudeta, kenapa SBY membocorkan rumor tersebut ke publik?
Aneh. Inilah yang menjadi pertanyaan besar negeri ini. Mana rumor yang benar? Jika benar SBY
membujuk JK, maka pernyataan rumor versi SBY adalah bentuk klarifikasi sebelum dibuktikan di
lapangan. Jadi SBY membuka rumor tersebut ke publik, lalu membantahnya sendiri dengan
mengatakan tidak percaya. Ditambah SBY mengatakan tidak setuju dengan upaya menurunkan
Presiden di tengah jalan.
Tapi jika rumor versi SBY yang benar bahwa ada orang lingkaran kekuasaan yang ingin melakukan
kudeta, ini tidak bisa dianalisis siapa orangnya? Sebab semua solid bersama Presiden Jokowi. Lihat
saja JK, Wiranto, Panglima TNI dan Kapolri bersama Presiden Jokowi mendatangi massa di Monas.
Bagaimana mungkin mereka tidak solid atau terjadi power struggle? Ya itu bisa ditanyakan saja pada
SBY yang membuka rumor tersebut ke publik. Jika tidak bisa dijawab, kemungkinan besar memang
hanya skenario klarifikasi sendiri atas upaya yang gagal dilakukan.
Dalam kenyataan seperti sekarang, tak ada yang bisa membantah kenyataan bahwa Jokowi mau
menemui semua elemen kecuali SBY. Dari Prabowo tokoh oposisi, Mega, Surya Paloh, Muhaimin, NU,
Muhammadiyah, 17 ormas Islam bahkan menemui massa GNPF 212 dan Rizieq. Tapi Jokowi belum
menemui SBY. Sekilas ini agak menyudutkan SBY atau tak menganggap keberadaan tokoh presiden
pertama Indonesia yang memimpin dua periode.
Kalau sudah seperti ini rasanya rakyat sudah bisa melihat ada yang aneh dengan SBY dan Jokowi.
Apalagi Presiden Jokowi ini adalah sosok yang gemar menggunakan simbol-simbol politik. Anda bisa
perhatikan payung Presiden Jokowi berwarna biru. Dari sekian banyak warna, kenapa birunya
Demokrat? Dipegang sendiri lagi. Hoho horor. Ah sudahlah, jangan nakut-nakuti SBY mulu. Itu payung
memang warisan SBY dulu, sebab saat SBY jadi Presiden semua jadi serba biru. Ahahaha
Terakhir, ini serius, jika Jokowi tak menemui SBY, besar kemungkinan memang ada yang salah dari
SBY. Dan selanjutnya mudah ditebak, semoga KPK segera mengusut tuntas 34 proyek mangkrak SBY.
Usut dokumen TPF pembunuhan Munir yang hilang dan tentu saja tuntaskan kasus Hambalang dan
yang berlengan panjang. ( JJk MLM / IM )
Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

7 thoughts on “SBY Hasut JK-Wiranto Untuk Lengserkan Jokowi Dalam Rapat Tertutup & Janjikan JK Jadi Presiden RI

  1. Hery Wibowo
    February 7, 2017 at 9:04 pm

    Wah nih media penyebar fitnah
    Gak bener nih..

  2. Hery Wibowo
    February 7, 2017 at 9:05 pm

    Oh pantesan
    China pers to ini

  3. Syahrudin Nasution
    February 7, 2017 at 9:19 pm

    Gak mutu banget… bagusnya ganti aja namanya jadi media gosip, cucokkk

  4. Perselingkuhan+Intelek
    February 7, 2017 at 10:33 pm

    nah inilah satu-satunya Media yang Demokrasi dan Berani memuat Berita ini, sebab kalau Media di Indonesia Pasti akan di Bungkam, rasanya Jokowi Tidak Akan Mau Menemui si SBY karena jelas si Beye ini Pengecut, Pemerintah sedang Menuju Penyidikan si Mantan SBY dan kroco-kroconya maka si SBY bikin segala macam Perbuatan yang aneh, dari Korup, ambisi agar si AHY jadi Gubernur, kekuasaan si Anie plus para Besan-besannya yang berhubungan semua dengan Cikeas, semoga Jokowi meski perlahan tapi bakal tegas pada akhirnya demi NKRI

  5. pengamat
    February 8, 2017 at 10:04 am

    Siapasih yg nulis opini seperti ini ? Wartawan ngga jelas, alias abal abal.

  6. Perselingkuhan+Intelek
    February 8, 2017 at 10:09 pm

    Bravo Indonesia Media sangat Demokrasi berani meng upload artikel berita ini, Media di Indonesia kagak berani karena Tajut di Bungkam

  7. hendri
    February 13, 2017 at 1:24 am

    kalau nulis maka nulis yang benar, jangan tebar fitnah,ingat kalian kalau cari makan lewat media yang selalu mengeluarkan berita bohong maka kasihan anak istri dan keluarga yang dibiayai dengan uang tersebut .mbok ya sadar mas , mbak ,bapak atau ibu hidup ini sesaat , ntar kalau mate lasung masuk neraka lho. sadar ya kasihan tu keluarga dirumah

Leave a Reply to Syahrudin Nasution Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *