Sempat bersih selama empat bulan, kini pedagang kaki lima (PKL) di trotoar Pasar Palmerah Barat, Tanahabang, Jakarta Pusat, Selasa (25/2) kembali menjamur. Mereka sebelumnya telah direlokasi ke Pasar Palmerah dan Pasar Pisang.
Beberapa pedagang buah musiman yaitu rambutan dan nangka membuka lapak dagangan mereka sejak pukul 08.00 WIB. Mereka kembali menjajah trotoar sekitar Pasar Palmerah hampir sebulan ini. Tidak ada upaya berarti dari petugas Satpol PP Kecamatan Tanahabang dalam menertibkan para PKL itu.
Sejumlah pedagangn mengaku telah pindah ke Pasar Pisang dan Pasar Palmerah. Namun, mereka ditempatkan di lahan parkir sehingga mereka kembali berjualan di trotoar Pasar Palmerah.
Di lahan parkir Pasar Palmerah dan Pasar Pisang tampak sepi dari para pedagang. Salah seorang pedagang buah pepaya, Said (61), mengaku baru seminggu berjualan di sekitaran trotoar Pasar Palmerah. Padahal, pada penertiban sebelumnya, dia sudah direlokasi ke Pasar Pisang.
“Saya baru seminggu dagang, karena anak saya baru meninggal dan menunggu empat puluh harian. Waktu dagang di Pasar Pisang saya banyak diomelin sama pedagang dan tukang parkir. Jadinya lebih baik kembali ke trotoar,” kata Said.
Dia menambahkan, “Kalau disana diomelin sama semua. Suruh masuk ke dalam, padahal sudah penuh. Kalau dagang di parkiran dimarahin tukang parkir karena lahanya dia. Jadi serba salah dagang.”
Dia menjelaskan bahwa ketika berdagang di pinggir jalan lebih laku dibandingkan berdagang di dalam Pasar. Pasalnya, banyak sekali masyarakat yang melewati kawasan yang letaknya dekat dengan jalan raya. Said menjual pepaya per kilogram sebesar Rp 2.800. Setiap pepaya mempunyai berat yang tidak menentu yaitu antara 2 kilogram sampai 3 kilogram. “Lumayan kalau jualan di jalan. Ga tentu juga. Kadang bisa jual lima sampai 7 kilogram per hari,” katanya.
PKL Indonesia memang pada Bandel semua, maka kapan Jakarta bisa Indah Kembali ??? Warga sendiri kagak mau sadar-sadar, mau se enak dewek semua, maka kapan Juga Indonesia mau maju ?? warganya sendiri kaya gini Bandel semua