Perbaiki Bisnis, Malaysia Airlines Disarankan Ubah Nama


Maskapai penerbangan mana pun akan mengalami dampak luar biasa tragis ketika salah satu pesawat berukuran besarnya hilang dan menjadi pemberitaan besar mendunia setelah mengalami kerugian keuangan selama bertahun-tahun. Apalagi ketika satu pesawat besarnya kembali mengalami masalah dan kehilangan banyak nyawa penumpang, hanya dalam hitungan empat bulan. Kejadian-kejadian yang terjadi pada Malaysia Airlines ini menaruh maskapai penerbangan ini pada posisi krisis pemulihan citra.

Maskapai penerbangan Malaysia Airlines dinilai membutuhkan intervensi berupa pendanaan restrukturisasi sesegera mungkin, dalam upaya pemulihan setelah tragedi beruntun yang dialami penerbangan MH370 dan MH17. Demi pemulihan bisnis, para analis menyarankan maskapai tersebut untuk mengubah namanya.

Malaysia Airlines kerap diisukan mengalami masalah menahun terkait jumlah penumpang dan kerugian keuangan yang terus menggunung setelah hilangnya pesawat dengan nomor penerbangan MH370 pada bulan Maret lalu. Menghilangnya pesawat tersebut juga sekaligus meninggalkan misteri keberadaan 239 orang penumpang di dalam pesawat tersebut.

Pada tanggal 17 Juli 2014, tertembaknya pesawat dengan nomor penerbangan MH17 di atas Ukraina, menewaskan 298 orang penumpang pesawat tersebut, semakin rumit pula masalah yang dihadapi maskapai penerbangan itu.

“Kenyataan menyedihkan untuk Malaysia Airlines setelah kejadian MH17 adalah tidak adanya rencana penanganan dari pemerintah. Hari-hari yang berlalu tanpa tindakan pemulihan citra dan penanganan kejadian dari pemerintah hanya menambah parah kerusakan dan tak tertutup kemungkinan kematian maskapai ini,” kata analis dari konsultan penerbangan Endau Analytics, Shukor Yusof, dikutip dari AFP

Menurut Yusof, Malaysia Airlines mengalami kerugian sekitar US$1,06-2,13 juta per harinya. Berdasarkan perhitungannya, maskapai tersebut hanya memiliki cadangan dana untuk bisa tetap bertahan selama enam bulan ke depan bila tidak ada langkah-langkah restrukturisasi yang baik dan benar.

Direktur Komersial Malaysia Airlines, Hugh Dunleavy dalam tulisannya di surat kabar Inggris,Sunday Telegraph menyampaikan optimismenya terkait kebangkitan perusahaan yang diwakilinya. “Kami pada akhirnya akan melewati tragedi ini dan muncul lebih kuat. Ada beragam pilihan untuk memperbaiki masalah yang tengah kami hadapi. Kesemuanya ditujukan untuk membangun maskapai yang baik dan sehat, yang merupakan era baru bagi kami dan maskapai lain,” tulis Dunleavy.

Ditambahkan Dunleavy, dengan bantuan dan dukungan tanpa batas dari pemerintah Malysia, pihaknya yakin akan mampu bangkit dari keterpurukan, dengan bentuk apa pun di masa depan.

Dalam industri perdagangan, baik produk maupun jasa, pengelolaan citra adalah hal yang penting untuk menciptakan reputasi hingga menarik kepercayaan dari (calon) pelanggan hingga kemudian menjadi langganan. Citra Malaysia Airlines saat ini sedang terpuruk, terutama karena maskapai penerbangan membutuhkan kepercayaan penuh dari penumpang kepada penyedia jasa itu.

Meski kejadian yang dialami MH17 di luar kendali Malaysia Airlines, karena kelompok separatis pro-Rusia di Ukraina mengakui menembak pesawat itu dengan misil, namun jumlah penumpang untuk maskapai itu diperkirakan akan terus menurun, seperti yang terjadi setelah kejadian hilangnya MH370.

“Saya tidak akan berencana pergi ke Malaysia dalam waktu dekat. Kecuali Malaysia Airlines mulai melakukan sesuatu yang membuat orang merasa lebih nyaman untuk bepergian ke sana,” kata seorang warga Tiongkok, Zhang Bing.

Dipertegas oleh Jonathan Galaviz, konsultan travel dan turisme di Amerika Serikat, persepsi masyarakat adalah kunci penting dalam industri penerbangan. “Sayangnya, saat ini masyarakat internasional akan terus mengasosiasikan Malaysia Airlines dengan beragam tragedi,” kata Galaviz.

Saat ini maskapai tersebut sudah mengumumkan banyak yang mengembalikan banyak pembayaran tiket dari para penumpang yang batal menumpang maskapai tersebut. Hal itu, kata Galaviz, bisa menimbulkan kerugian hingga jutaan dolar bagi Malaysia Airlines.

Banyak analis yang menunjuk buruknya manajemen, campur tangan pemerintah, terlalu banyaknya pasukan pekerja, dan serikat pekerja yang enggan melakukan perubahan, sebagai penyebab tidak kompetitifnya maskapai ini.

Belum ada komentar dari pihak pemilik utama Malaysia Airlines terkait hal ini.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

268 thoughts on “Perbaiki Bisnis, Malaysia Airlines Disarankan Ubah Nama

  1. Melissa PC Chika
    July 30, 2014 at 1:34 pm

    Iya gawat tuh, negara serikat cepet2an dan berlomba2, pesawatpun juga cepat2an seperti pemain atletik, lah kita yang cenderung seperti keong atau biasa naik kuda yang pelan pelan, pesawatnya aja jadi economi kelas terbesar di dunia saking leletnya seperti keong… Ngak salah karna waktu masih kecil mainanya keong gue… Sekarangpun jadi seperti keong juga deh…

  2. James
    July 30, 2014 at 7:48 pm

    Rasanya Tidak Ada Satu orangpun mampu menghindar dari Kecelakaan ataupun Salah Tembak di zona Perang, ada yang Mampu ??? Jadi bijaksanalah untk men Judge Malaysian Air Lines dengan peristiwa seperti ini, ok saja bila demi bisnis ganti nama sih !

  3. vgr+X
    August 1, 2014 at 7:01 am

    kenapa bisa begitu gan
    http://www.jualvgrxplus.com/

Leave a Reply to Melissa PC Chika Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *