Perayaan Tahun Baru Imlek 2562 di Gereja Katolik dan Mall


Hari pertama Tahun Baru Imlek 2562 jatuh pada hari Kamis tanggal 03 Februari 2011. Pada malam hari penutupan tahun 2561 (tahun Macan), menjelang menit-menit masuk penggantian tahun baru 2562 (tahun Kelinci Mas), letusan-letusan petasan dan kembang api sangat meriah sekali, terjadi berulang-kali secara berantai menerangi langit dengan penuh warna-warni, telah terjadi khususnya di kota Jakarta ibu-kota negara Indonesia.

Pada hari Kamis pagi jam 08:00 gereja Katolik Maria Bunda Karmel (MBK) yang terletak di wilayah Jakarta Barat, telah mengadakan acara khusus misa syukuran Tahun Baru Imlek.
Suasana dalam gereja telah dihiasi dengan dekor nuansa Imlek, bola-bola lampu merah (lampion), pohon bunga Mei-Hoa, bunga berwarna merah, pastor-pastor berjubah merah, umat yang merayakan tradisi Imlek hadir memenuhi gereja dengan busana Imlek atau berwarna merah, lantai altar gereja diselimuti dengan permadani berwarna merah juga, tumpukan dos-dos berisikan jeruk orange Mandarin juga menghiasi altar gereja siap untuk diberkati oleh pastor untuk dibagi-bagikan kepada umat selelah misa.

Misa khusus ini dibawakan oleh tiga pastor, yaitu pastor Agung, pastor Heribertus, pastor Poespo. Pastor Agung dipilih untuk memimpin misa dengan alasan dia seorang keturunan etnis Tionghoa, pernah mendapat tugas di China (Beijing) selama tiga tahun, menguasai bahasa, budaya dan tradisi Tionghoa, sedang dua pastor lainnya adalah dari suku Jawa.

Dalam kotbahnya pastor Agung menceritakan kepercayaan rakyat Tiongkok, mengapa Imlek didominasi dengan warna merah, tanda Api, melambangkan enersi dan rejeki (Hoki).
Juga dia mengungkapkan dongeng rakyat Tiongkok bahwa konon ada raksasa bengis, dipanggil Nien (artinya Tahun), yang suka menculik anak-anak, namun diketahui makluk ini takut akan api (berwarna merah), bunyi-bunyi keras seperti tambur dan binatang wujud Singa bertanduk (Kirin), maka dengan demikian raksasa ini dapat diusir pergi sehingga rakyat Tiongkok dapat  hidup aman, tenteram, nyaman, makmur, damai, sejahtera, jadi  mereka menyebut peristiwa ini Kuo Nien (artinya bebas dari raksasa atau malapetaka, gangguan evil spirit). Maka kemudian pada setiap hari tahun baru Imlek orang-tua membagi kegembiraannya dengan memberikan Ang-Pao (sampul surat berwarna merah) kepada anak-anak, sebagai simbul protektif, sehingga sampai kini telah menjadi tradisi budaya.

Karena rakyat Tiongkok mendambakan selalu kemakmuran dalam tahun baru Imlek, maka setelah musim dingin berlalu, pada musim Semi yang sejuk,segar, nyaman, mereka saling mengucapkan kepada sesamanya Selamat Berkemakmuran atau Gong Xi Fa Cai.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *