Pasca Insiden, TL Mandarin Perlu Beri Gambaran Indonesia Luas, Aman untuk Wisata


Pasca Insiden, TL Mandarin Perlu Beri Gambaran Indonesia Luas, Aman untuk Wisata

 dilaporkan: Liu Setiawan

 

 

Bali, 18 November 2025/Indonesia Media – Guide (pemandu wisata) atau tour leader (TL) mandarin, Wira (Huang De Wei) melihat perlunya inisiatif memberi gambaran kepada para wisatawan asing, khususnya China bahwa Indonesia sangat luas, dan insiden di Jalan Singaraja–Denpasar, Buleleng tidak berdampak pada kunjungan wisatawan ke kota-kota lain seperti Jakarta, Bandung, Batam dan lain sebagainya. “insiden seperti itu, (kecelakaan tunggal mobil travel Toyota), dimana lima wisatawan asal China meninggal, dan muncul gambaran, bayangan buruk turis China terhadap Indonesia. ada anggapan, insiden bisa saja terjadi di ruas-ruas jalan di kota lain seperti Jakarta, Bandung dan lain sebagainya. Padahal tidak seperti itu,” Wira mengatakan kepada Redaksi.

 

 

Padahal Indonesia sangat luas, tempat wisatanya dari Aceh sampai kota Sorong, Papua. Wisatawan asing punya banyak pilihan untuk memilih tempat wisata yang sesuai dengan keinginan. Rombongan wisatawan China sedang dalam perjalanan menuju Pantai Lovina untuk menyaksikan atraksi lumba-lumba, aktivitas wisata yang biasanya dilakukan saat matahari terbit sehingga wisatawan berangkat sejak subuh. Insiden tersebut sangat berpengaruh terhadap pariwisata Bali. Padahal, Bali – Jakarta, sangat jauh. Banyak group (tamu/wisatawan asal China) yang cancel berwisata ke Bali. Misalkan kejadian lain, yakni kerusuhan yang dipicu akibat luapan kekecewaan masyarakat terhadap para anggota DPR, juga berdampak. Kerusuhan pada akhir Agustus di beberapa kota besar di Indonesia termasuk Jakarta, hampir semua group wisatawan China cancel berwisata ke Bali. “Kebetulan tamu saya, nekat. Tetapi secara umum, kalau ada kejadian kerusuhan atau insiden kecelakaan, banyak yang cancel. Bukan hanya kerusuhan,” kata Wira, anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) mandarin di Bali.

 

Insiden di Buleleng, ternyata hanya sopirnya saja yang WNI. itu pun (sopir Toyota Hiace) hanya luka lecet. Plat nomor N (kota Malang, Jawa Timur) yang dikendalikan sopir asal Jawa. Sehingga sopir tersebut tidak mengenal medan terutama rute jalan yang ada tikungan tajam, rawan kecelakaan. Dia mengejar waktu supaya wisatawan tidak terlambat. Rombongan tersebut diketahui sedang dalam perjalanan menuju Pantai Lovina untuk menyaksikan atraksi lumba-lumba, aktivitas wisata yang biasanya dilakukan saat matahari terbit sehingga wisatawan berangkat sejak subuh. “Biasanya, wisatawan harus sudah standby di kapal jam 6 pagi. Saya sebagai guide selalu menganjurkan tamu menginap, dan menjelaskan kebaikan untuk tidak segera melanjutkan perjalanan. akhirnya mereka menginap. Mereka main (berwisata) sampai ke utara Bali, bahkan sering memaksa lanjut perjalanan. Padahal, perjalanan terutama dari Selatan (Bali), dekat tanah Lot, sampai bagian utara juga sangat jauh,” kata alumni salah satu universitas ternama di Taiwan. (LS/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *