Opini: Pesta di Balik Duka Rakyat


Peristiwa meletusnya Gunung Kelud pada 13 Februari 2014 lalu masih membekas, pasalnya dampak erupsi gunung setinggi 1.731 meter tersebut tidak hanya dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Kelud (Blitar, Madiun dan Kediri), namun hingga ke Yogyakarta dan beberapa wilayah di Jawa Barat seperti Ciamis, Pangandaran, Tasikmalaya, dan Banjarsari. Abu vulkanik muntahan Genung Kelud sukses menutup beberapa daerah misalnya di Yogyakarta, abu vulkanik Gunung Kelud menutupi seluruh kota hingga ketebalan 4 cm, sedangkan di Madiun, Kediri, dan Blitar ketebalan abu mencapai 10 cm. Dampak lain meletusnya Gunung Kelud adalah terganggunya transportasi antar kota, terutama transportasi udara karena adanya penutupan 3 bandara yakni Bandara Juanda (Surabaya), Bandara Adi Sumarmo (Solo) dan Bandara Adi Sucipto (Yogyakarta).

Bencana alam yang menerpa Indonesia belakangan ini  memang murni kehendak alam dan tidak ada seseorangpun yang mampu mengelak darinya. Selain letusan Gunung Kelud, Indonesia juga pernah berduka akibat letusan Gunung Merapi di Yogyakarta dan Gunung Sinabung di Sumatera Utara.

Derita yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia spontan menggerakkan hati sang pemimpin negara, Presiden SBY. Sang Presiden pun akhirnya menyisihkan waktu di tengah kesibukannya sebagai kepala negara yang memiliki banyak tugas untuk melihat kondisi rakyatnya yang terkena dampak bencana. Tidak hanya sekedar melihat, sang Presiden pun menyempatkan diri untuk ikut berbagi dengan rakyatnya, yakni dengan cara menginap di lokasi bencana dengan tenda seadanya.

Kedatangan sang kepala negara di lokasi bencana sontak membuat pemimpin daerah terkejut. Secara refleks para pemimpin daerah menyiapkan tempat yang nyaman dan tenang bagi RI 1. Tak heran jika “sulap” pun mulai bertebaran di seputar lokasi pengungsian, bak legenda Bandung Bondowoso yang membangun Prambanan dalam satu malam, lokasi pengungsian pun berhasil disulap dalam semalam, seperti lokasi pengungsi Gunung Kelud yang dalam semalam dibangunkan fasilitas kamar mandi yang dilengkapi dengan air bersih serta selimut hanya untuk menyambut kedatangan pak Presiden SBY.

Memang, bantuan yang diberikan oleh kepala daerah setempat sangat berharga untuk para pengungsi mengingat abu vulkanik Kelud telah menghancurkan sebagian tempat tinggal pengungsi dan membuat para pengungsi kesulitan mendapatkan pasokan air bersih. Namun sungguh sangat disayangkan adanya keterlambatan bantuan yang diberikan, sehingga muncul dugaan-dugaan bahwa bantuan-bantuan tersebut sengaja diberikan untuk mencari perhatian Presiden. Dugaan tersebut diperkuat dengan adanya pengakuan salah seorang pengungsi yang mengatakan bahwa sebelumnya ia telah meninggalkan pengungsian dan kembali ke rumah, namun karena rencana kedatangan Presiden ia dijemput pulang ke pengungsian hingga kunjungan selesai. Sungguh memprihatinkan, jika hal tersebut benar adanya. Di tengah-tengah bencana yang menimpa saudara-saudara kita, masih ada yang mencoba mengambil keuntungan. Padahal kedatangan Presiden adalah untuk memantau keadaan masyarakat korban bencana sebenarnya, tapi akibat ‘sulap’ para pemimpin daerah Presiden pun akhirnya disuguhkan dengan pemandangan-pemandangan semu settingan para pemimpin daerah.Na’udzubillahiminzalik.

Memang kekuasaan seringkali membutakan manusia, melenyapkan hati nurani bahkan memusnakan iman. Tidak banyak orang yang mampu bertahan dari godaan yang bernama kekuasaan (harta). Butuh seorang pemimpin yang bersikap tulus dan mau berjuang sepenuh hati untuk masyarakat setiap saat, bukan di saat tertentu saja. Seorang pemimpin daerah tidak mungkin mampu lahir sendiri, namun berkat dukungan oleh masyarakat daerah tersebut. Oleh karena itu, di tahun politik ini, tepat dimana kita akan melaksanakan pemilihan kepala daerah, anggota legislatif, bahkan Presiden, sudah saatnya kita berpartisipasi aktif memberikan suara kita untuk memilih pemimpin yang bijak dan mau bekerja secara sungguh-sungguh demi memajukan daerah dan negara kita, Indonesia.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

11 thoughts on “Opini: Pesta di Balik Duka Rakyat

  1. James
    February 18, 2014 at 3:49 am

    hanya Panggung Sandiwara yang dimainkan oleh Semua Pejabat Pemerintahan Indonesia, Tidak Pernah Serius men Sejahterakan Rakyatnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *