Kualitas, Kuantitas Caleg Tionghoa Meningkat pada Pemilu 2014


Forum Demokrasi Kebangsaan (Fordeka) melihat kualitas Caleg (calon legislatif/anggota DPR, DPD) Tionghoa untuk Pemilu 2014 meningkat lebih baik dibanding Pemilu sebelumnya, tahun 2009 yang lalu. Secara kuantitas, jumlah Caleg Tionghoa meningkat dua kali lipat dibanding Pemilu sebelumnya. “Tahun 2009, jumlah Caleg Tionghoa hanya sekitar 150 orang. Tapi tahun ini, jumlahnya sekitar 350 orang untuk seluruh Indonesia,” Ketua Umum Fordeka Hartono mengatakan kepada pers.

Di sisi lain, Caleg Tionghoa untuk Pemilu 2014 tidak lepas dari fenomena politik ala politisi Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Keberanian dan keberhasilan Ahok di perpolitikan Indonesia semakin mendorong etnis Tionghoa maju sebagai caleg pada Pemilu 2014. “Caleg-caleg Tionghoa juga semakin berani. Jumlahnya juga semakin besar dibanding Pemilu sebelumnya.”
Fordeka menggelar silaturahmi beberapa caleg Tionghoa di sebuah restoran di bilangan Ancol Jakarta Utara. Ada sekitar 20-an Caleg yang hadir bersilaturahmi, sambil memaparkan latar-belakang serta program kerja kalau terpilih. Dari sekitar 20-an Caleg, hanya satu yang membidik kursi DPD (Dewan Perwakilan Daerah) untuk Provinsi DKI Jakarta (2014 – 2019). Sementara yang lainnya, terbagi dua, yaitu Caleg DPR RI dan DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) provinsi DKI Jakarta. “Yang incumbent cuma satu, yaitu ibu Ernawati Sugondo (anggota DPRD Prov DKI Jakarta, Partai Demokrat). Sementara pak Eddy Sadeli, sekarang masih jadi anggota DPR sampai 30 September 2014. Setelah itu, kalau terpilih, sebagai anggota DPD.”
Di tempat yang sama, Ketua Harian PSMTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia) Teguh Prayitno mengakui ada beberapa pengurusnya yang jadi Caleg. Tetapi hal tersebut bukan berarti pengubahan ‘haluan’ PSMTI. Sejak PSMTI didirikan, sampai sekarang, PSMTI tetap tidak berafiliasi pada partai politik manapun. “Kami juga tidak mengelus-elus Caleg tertentu. Walaupun ada pengurus PSMTI yang jadi Caleg, tapi kami tetap netral. Kami, PSMTI hanya melihat Caleg Tionghoa sebagai potensi Bangsa untuk ikut bersama membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia,” Teguh mengatakan kepada pers.
Caleg Tionghoa pada Pemilu 2014 meningkat, terutama dari sisi kualitas. Kemampuan pada Caleg saat bersilaturahmi bisa mengolah artikulasi politiknya. Tingkat pendidikan Caleg rata-rata juga S2 (strata dua). “Mereka semakin berani, menyampaikan visi dan misinya. PSMTI terus mendorong Tionghoa berpolitik yang santun, benar. Karena setelah reformasi, orang Tionghoa sudah harus berani menapaki karir politik. Jangan kita hanya berprofesi sebagai pedagang, pebisnis, pengusaha. Nanti, kita bisa dicap economic animal (binatang ekonomi) lagi seperti semasa pemerintahan Orde Baru.” (zhang)
Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

5 thoughts on “Kualitas, Kuantitas Caleg Tionghoa Meningkat pada Pemilu 2014

  1. james
    March 30, 2014 at 5:17 am

    bagus sekali bila Caleg Ethnis Tionghoa lebih banyak di Pemilu tahun ini, karena Negara Indonesia membutuhkan Pembenahan secara luas demi Keselamatan Bangsa dan Negara maka wajarlah Caleg Ethnis Tiongha ini turut serta Menyelamatkan Indonesia dari Keterpurukan Korupsi yang begitu besar

  2. pengamat
    April 1, 2014 at 4:18 am

    justru yang menilap uang BLBI kebanyakan orang Marga Tionghoa. Contoh, Edy Tansil. Lalu kabur ke RRC sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya. Orang Tionghoa biasanya punya nama lebih dari satu, jadi susah dilacak .

  3. james
    April 1, 2014 at 11:40 pm

    yang menilap Uang kebanyakan Orang Marga Tionghoa ??? yang bener aja neh !! Marga Tionghoa di Indonesia itu berapa banyak ?? dibanding Marga Pribumi nya ??? jangan ngimpi dong !!! dan yang memberi jalan kan Marga ribuminya ??? dengan segala Kewenangan Mereka ??? saat ini Mayoritas yang Korup di dalam DPR itu Marga yang mana dong ??? enak aja bikin Komentar gak keruan seenak perut sendiri, mikir dong !!!

    1. KWONGLIE
      April 2, 2014 at 2:25 pm

      SETUJU,,,,,,,,,,,,,,JAMES KOMENTAR ANDA………………………….INGAT ISTILAH ALI BABA…………..DULU ALI DIDEPAN YG PUNYA BABA…………..JAMAN BERUBAH ANDA YG BACA SEMUA BISA MENILAI……..BABA ALI….BABA DIDEPAN YG PUNYA ALI…………….YG PENTING SIAPAPUN YG TERLIBAT KEJAHATAN …………….HRS DITINDAK ……………….SAMPAI KAPAN PUN LINGKARAN PENILAIAAN NEGATIF TERUS BERKEMBANG…….DAN JANGAN LUPA ..NASIB SUATU BANGSA TERGANTUNG PIMPINAN NEGARA YG ADIL DAN TEGAS. FROM BOISE IDAHO USA

  4. Eddy+Prabowo
    January 8, 2016 at 9:25 am

    Sebaiknya Etnis Thionghoa di Indonesia bisa dilabatkan dalam perpolitikan di Indonesia. Merekapun punya hak yg sama sebagai bangsa, tentu perlunya contoh yang baik dari orang Thionghoa itu sendiri, misalnya bapak Basuki Tjahaya Purnama (Ahok).

Leave a Reply to pengamat Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *