Keteguhan Hati untuk Mendulang Emas di Jakarta, Tanpa Merasa Risi
dilaporkan: Liu Setiawan
Jakarta, 19 Agustus 2025/Indonesia Media – Rama (23 thn), karyawan warung Sate Babi Buta (BB) khas Thailand di kawasan pecinan Glodok Pancoran Jakarta Barat mengaku tidak merasa risi bekerja sebagai karyawan, mengingat kehidupan terutama di kota besar seperti Jakarta, perlu keteguhan hati untuk bisa bertahan. Ia menyitir ucapan beberapa anak muda yang merantau ke Jakarta dengan sejuta impian meniti karir sampai mendulang emas. “Saya tidak merasa risi karena saya sebatas kerja. Kadang, saya memang harus membersihkan, mencuci dengan air terlebih dahulu,” kata Rama.
Ia sudah bekerja sebagai karyawan resto sate BB sejak tiga tahun yang lalu. Sebagaimana pecinan Glodok dengan kekhasan, dan menjadi salah satu destinasi wisata di Jakarta untuk turis asing maupun dalam negeri. Glodok Pancoran selama ini dikenal dengan keragaman kuliner dan berbagai keunikan lain seperti toko-toko obat China yang sudah berusia ratusan tahun. “Saya kerja untuk Boss saya, Cik Irene. Saya bukan menjual dagingnya. Memang ada Sebagian orang merasa risi dengan pekerjaan yang saya geluti sekarang ini. Tapi saya berpikir positif dan tidak jelimet,” kata Rama, lulusan SMK jurusan otomotif di Lamongan Jawa Timur.
Pertama kali kenal dengan Cik Irene, ia sudah diberitahu mengenai kuliner yang diperjualbelikan. Cik Irene juga bijaksana dengan menanyakan kesediaan menerima tawaran kerja di resto BB. Pertimbangannya, karena kuliner BB belum tentu diterima oleh ajaran agama yang dianutnya. “Saya jelaskan kepada Boss saya, bahwa saya sedang cari pengalaman. Selain, saya juga mau menyelami tips untuk bertahan, atau bahkan sukses berkarir di kota besar seperti Jakarta. Saya sadar, untuk mencapai itu semua, saya harus belajar dulu dari yang sudah sukses,” kata Rama.
Menu BB terdiri dari tiga, yakni sate, gorengan dan rendang. Selama ini, sate yang paling laku kendatipun harganya relatif mahal, yakni Rp 75.000 per porsi. Pelanggannya otomatis non-Muslim, mengingat kawasan pecinan juga banyak warga Tionghoa dan turis asing. Mengingat kondisi Glodok semakin ramai dikunjungi terutama turis asing, baik dari Eropa maupun Amerika, warung BB juga semakin dikenal. “Tapi yang paling banyak (berkunjung ke warung), warga Tionghoa. Kalau turis asing seperti dari Amerika, Eropah, hanya sekali-kali saja. Saya bisa berbahasa Inggris, sehingga bisa menjelaskan terutama bumbunya. Karena kekhasan sate Thailand, (yakni) rasa asamnya,” kata Rama. (LS/IM)