Sigli — Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Wilayah Pidie M Sufi mengatakan pemukulan khatib di Masjid Raya Keumla murni dilakukan oleh massa, bukan anggota KPA setempat.
“Perlu saya tegaskan bahwa kejadian itu tidak melibatkan unsur KPA, tetapi murni dilakukan oleh massa dan kejadian itu hanya spontanitas saja,” kata M Sufi saat dihubungi Harian Aceh, Jumat (9/9) petang.
Pria yang akrab disapa Abuchik ini menjelaskan, berdasarkan laporan yang diterimanya, dalam khotbahnya khatib dinilai telah melenceng dari yang seharusnya menyampaikan nasehat agama. Khatib tersebut, kata dia, menyampaikan misi politik, sehingga ada di antara jamaah Jumat memintanya agar tidak menyinggung soal politik.
“Tetapi tidak diindahkan bahkan bersikeras untuk tidak mau turun dari mimbar, sehingga sejumlah jamaah sidang Jumat yang tidak sabar dan langsung mamaksanya turun dari mimbar,” jelas Abuchik.
Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Pemusyawaratan Ulama (MPU) Pidie Tgk Ramli mengaku pihaknya belum mengetahui secara detil peristiwa itu. Kalau benar terjadi penganiayaan terhadap khatib, pihaknya menyesalkan aksi tersebut.
Dia mengatakan aksi semacam itu tidak dibenarkan baik secara agama maupun hukum negara. “Seharusnya semua pihak bisa menahan diri dan tidak perlu melakukan aksi semacam itu, terlebih di dalam mesjid. Parahnya lagi saat umat sedang mengikuti khotbah salat Jumat,” sesalnya.