Kakak Nazaruddin Tiga Pekan Mangkir di DPR + M Jasin: Tudingan Nazaruddin Fitnah! + Sejumlah Negara Asia Tegaskan Tidak Tampung Nazaruddin


Ketua Fraksi Partai Demokrat Mohammad Jafar Hafsah mengaku bahwa Muhammad Nasir sudah tiga minggu tidak hadir ke DPR RI.

Nasir, merupakan kakak mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin.

“Sudah tiga minggu Pak Nasir tidak masuk DPR,” kata Jafar di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (19/7).

Ia menambahkan, berdasarkan informasi dari Sekretaris Fraksi Saan Mustopa, Nasir meminta izin untuk ke daerah pemilihan.

“Tapi fraksi akan cari di mana Nasir. Ke dapil itu kan ada waktu-waktunya, reses atau Sabtu-Minggu,” tegas Jafar.

Sementara itu Sekretaris Fraksi PD Saan Mustopa membenarkan adanya permintaan surat izin dari Nasir untuk ke dapil. Namun dirinya belum tahu kabar bahwa pagi ini Nasir menyerahkan surat sakit.

“Saya belum tahu kalau dia sreahkan surat sakit. Tapi sebelumnya dia serahkan surat izin ke dapil,” ungkap Saan.

Dikabarkan, pagi ini, sebelum rapat paripurna DPR, Nasir datang ke DPR RI dan menyerahkan surat sakit kepada fraksi PD

 

”]M Jasin: Tudingan Nazaruddin Fitnah!

[JAKARTA] Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bidang Pencegahan, M Jasin mengatakan bahwa tudingan mantan Bendahara Umum (Bendum) Partai Demokrat, M Nazaruddin adalah fitnah.

“Tidak ada, (tudingan) itu fitnah. Jangan mengada-ada karena tidak ada urusannya sama saya,” kata Jasin saat dihubungi melalui telepon, Selasa (19/7).

Menurut Jasin, dirinya tidak ada hubungannya dengan tudingan rekayasa kasus suap kepada Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) oleh Nazaruddin. Karena, Jasin mengaku tidak mencalonkan diri sebagai pimpinan KPK periode 2011-2015. Sehingga, tidak ada kepentingan merekayasa suatu kasus.

“KPK sering difitnah dan diserang itu sudah biasa,” ungkap Jasin.

Bahkan, Jasin sempat menantang tersangka kasus suap proyek pembangunan Wisma Atlet SEA Games 2011 tersebut untuk datang ke KPK.

“Dia (Nazaruddin) bicara tanpa bukti itu namanya fitnah. Dan KPK sudah biasa di fitnah,” tegas Jasin.

Selain itu, Jasin mengaku tidak mengenal Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. Sebagaimana dikatakan Nazaruddin bahwa Jasin adalah orangnya Anas.
“Selama hidup, saya belum pernah bertemu langsung dengan Anas Urbaningrum. Mengobrol juga tidak pernah,” ungkap Jasin.

Jasin menjelaskan, selama delapan tahun di KPK tidak pernah melakukan kesepakatan busuk dengan para koruptor. Sebab, dia bukan penerima suap.

Menurut Jasin, tujuan hidupnya bukan untuk kumpulkan kekayaan. Tetapi, untuk kembali ke pangkuan Tuhan YME dalam keadaan tidak tercela.

“Saya hanya ingin menjadi dosen setelah selesai dari KPK
,” ungkap Jasin.

Sementara itu, Wakil Ketua KPK bidang Penindakan, Chandra M Hamzah melalui Juru Bicara (Jubir) KPK mengatakan bahwa semua tudingan Nazaruddin tidak benar.

Seperti diketahui, dalam wawancara dengan Metro TV, Nazaruddin mengatakan bahwa dirinya tidak kembali ke Indonesia karena kasusnya di rekayasa di KPK. Dimana, dikatakan bahwa kasusnya direkayasa oleh Chandra M Hamzah dan M Jasin.

Kemudian, Nazaruddin mengatakan ada pertemuan antara Ketum Demokrat, Anas Urbaningrum dengan Chandra M Hamzah dan Deputi Penindakan KPK, Ade Rahardja. Dimana, dalam pertemuan tersebut dikatakan ada kesepakatan supaya dalam kasus suap Sesmenpora, KPK tidak memanggil Anas, Angelina Sondakh, Mirwan Amir, Wayan Coster. Dan sebagai imbalannya, Chandra dan Ade akan didukung untuk menjadi Pimpinan KPK periode 2011-2015.

Bahkan, Nazaruddin mengatakan bahwa Chandra M Hamzah menerima uang dari dirinya

 

Sejumlah Negara Asia Tegaskan Tidak Tampung Nazaruddin

[JAKARTA] Sejumlah negara di Asia, seperti Hong Kong, Filipina, Thailand dan Singapura telah menegaskan melalui surat kepada Pemerintah Indonesia bahwa tersangka kasus suap proyek pembangunan Wisma Atlet Sea Games 2011, Muhammad Nazaruddin tidak berada di negara mereka.

Demikian informasi yang didapat dari Dirjen Imigrasi pada Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham) Bambang Irawan, Senin (18/7) malam di Jakarta.

“Sudah banyak negara yang merespon (surat dari perwakilan RI di luar negeri). Hong Kong sudah memberi tahu jika tidak ada. Filipina juga mengatakan tidak ada. Kemudian, Thailand juga mengatakan tidak ada,” kata Bambang.

Oleh karena itu, keberadaan buronan internasional tersebut belum diketahui. Walaupun terakhir tercatat meninggalkan Singapura pada tanggal 20 Juni 2011 menuju Ho Chi Minh, Vietnam.

Selain tercatat pergi ke Ho Chi Minh, Bambang mengungkapkan bahwa Nazaruddin sempat terdeteksi di Kuala Lumpur, Malaysia pada tanggal 26 Juni 2011. Dan untuk memastikan sudah ditanyakan melalui surat resmi yang ditujukan tidak hanya kepada Pemerintah Malaysia tetapi sejumlah negara di Asia.

Namun, Bambang mengakui memang tidak mudah mencari satu orang di tengah banyak sekali orang. Kecuali, orang tersebut melakukan pelanggaran hukum yang membuatnya harus berurusan dengan kepolisian atau aparat yang berwenang, seperti petugas imigrasi.

Hanya saja, Bambang mengatakan bahwa Nazaruddin tidak mungkin berada di Singapura karena Pemerintah Singapura telah menerima pemberitahuan pembatalan paspor yang bersangkutan. Jika dia berniat masuk ke Singapura harus menggunakan paspor yang berlaku.

Seperti diketahui, pria yang kini tercatat sebagai anggota Komisi VII DPR RI tersebut meninggalkan Indonesia menuju Singapura tepat satu hari sebelum surat cekalnya dikeluarkan Ditjen Imigrasi. Nazaruddin pergi ke Singapura dengan alasan berobat pada tanggal 23 Mei 2011, sementara permohonan cekal dari KPK tanggal 24 Mei 2011.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *