JV Indonesia Tiongkok untuk Produk Mainan dengan Tingkatan Teknologi Sama


AMI expo1Jakarta Agustus, 23, 2017/Indonesia Media – Impor produk mainan dan produk anak dari Tiongkok ke pasar dalam negeri masih relatif tinggi yakni sekitar 60 persen, dan belum mencapai kondisi ideal bagi perekonomian Indonesia. Kendatipun demikian, komponen asing yang berencana investasi di Indonesia perlu dievaluasi lebih dalam. “Kalau mau JV (joint venture/usaha bersama) perusahaan Tiongkok di Indonesia, harus lihat dulu sampai sejauh mana teknologinya (Tiongkok). Kalau (tingkatan) teknologi kita sama dengan mereka, perlu evaluasi lebih mendalam,” Muhdori, Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki, dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan kepada Redaksi.

 

Pameran mainan dan produk anak digelar di JIExpo Kemayoran Jakarta, dengan menggandeng beberapa asosiasi dan Departemen Perdagangan Prov. Guangdong Tiongkok. Asosiasi yang terlibat yakni AMI (asosiasi mainan Indonesia), AIMI (asosiasi importir mainan Indonesia), Apmeti (asosiasi penggiat mainan edukatif dan tradisional Indonesia), Aptiknas (asosiasi pengusaha teknologi dan informasi nasional) dan lain sebagainya. “Kami (pemerintah Indonesia) hanya sebatas terlibat dalam regulasi. Tapi dinamika bisnis, tentu pengusaha lebih flexible. Pemerintah tidak campuri hal terkait dengan pembatasan impor secara ketat.”

Peluang pengembangan industri mainan dan produk anak di pasaran dalam negeri masih cukup besar. Hal ini didukung dengan kesadaran masyarakat akan peran mainan dalam meningkatkan kecerdasan anak. Selain itu mainan dan produk anak memberi sarana hiburan juga. Pameran di Jakarta diharapkan menjadi ajang temu bisnis antara pengusaha, eksportir dan seluruh stakeholders terkait dalam rangka pengembangan industri. “Kami bisa saja membuat peraturan terkait dengan insentif tetapi harus dibarengi dengan pengembangan investasi luar negeri. Ada sumber devisa yang bisa mengisi kas negara, penyerapan tenaga kerja. Kalau dua hal tersebut tercapai, pemerintah pasti memberi insentif.”

 

 

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah dilaksanakan sejak awal 2016 yang lalu. Hal ini sangat mungkin negara-negara anggota ASEAN semakin meningkatkan daya saing. Pangsa pasar MEA, salah satunya ditumbuhkan melalui industri mainan, produk anak dan yang terkait seperti elektronik, home appliance. “Produk mainan kita juga berdaya saing, karena rakitan sudah di dalam negeri. Tiongkok mungkin tidak bisa repair (servis perbaikan), atau mungkin sehebat kita di Indonesia. Ini juga celah bagi industri mainan kita untuk mengurangi ketergantungan impor. Prosentase sekarang ini 40 : 60 (empat puluh berbanding enam puluh persen), 40 persen lokal dan 60 persen impor. Idealnya, (ratio) 70 : 30 dimana kita bisa memasarkan di dalam negeri sampai 70 persen dari keseluruhan.”

Sementara itu, Ketua AMI Sutjiadi Lukas menilai bahwa ajang pameran sangat tepat, minimal menggairahkan kembali pasar produk mainan. Selain itu, kerjasama bilateral baik G to G (government to government) ataupun P to P(private to private) dengan Tiongkok tetap ada benefit. “Situasi pasar sedang sepi, kita harus ambil kesempatan terutama alih teknologi Tiongkok ke Indonesia,” Lukas mengatakan kepada Redaksi.

Selama ini image (kesan) terhadap produk asal Tiongkok ibaratnya sampah. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Fakta bahwa produk asal Tiongkok termasuk mainan bervariasi dengan tingkat mutu yang berbeda. Kalau harganya murah, pasti kualitasnya juga otomatis tidak terlalu tinggi. “Tetapi kalau kita mau, ibaratnya bayar mahal, pasti ada produk yang berkualitas tinggi. Konsumen diberi keleluasaan untuk memilih produk Tiongkok. Kalau mau murah, harus terima kualitas yang seadanya.” (Liu/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

One thought on “JV Indonesia Tiongkok untuk Produk Mainan dengan Tingkatan Teknologi Sama

  1. Perselingkuhan+Intelek
    August 24, 2017 at 10:45 pm

    yang Pasti Technologi Tiongkok lebih maju dong karena sudah Go-International lebih lama dan lebih luas dari Indonesia

Leave a Reply to Perselingkuhan+Intelek Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *