Jemaah Haji Indonesia Menjadi Korban Penipuan + Seorang Jemaah Haji Jatuh dari Lantai 8


Mekah, 

Seorang jemaah calon haji Indonesia menjadi korban kejahatan saat berada di Mekah. Pelaku kejahatan itu mengenakan seragam petugas musiman yang sebenarnya disediakan untuk membantu jemaah.

“Bila benar ada petugas musiman atau temus yang melakukan tindakan tercela , maka akan dikenakan sanksi mulai dari peringatan lisan, tertulis, hingga pemecatan,” kata Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Mekah Arsyad Hidayat di Mekah, Jumat (14/10).

Hal tersebut disampaikan sehubungan dengan adanya laporan penipuan sekaligus pencurian yang diduga dilakukan seorang petugas berseragam biru, terhadap jamaah calon haji Indonesia.

Temus banyak ditempatkan di Masjidil Haram, yang antara lain bertugas untuk memberikan pertolongan berupa mengarahkan jalan jika ada jamaah yang tersesat, atau menjawab pertanyaan jamaah jika minta informasi.

Dikatakan Arsyad, korban yang mengadu bernama Zainuddin bin Maizin (84), calhaj kloter 1 embarkasi Padang dengan paspor A0383352. Akibat perbuatan orang yang diduga petugas tenaga musiman (temus), tas berisi uang 1.500 riyal, Rp 250.000, telepon seluler merek Nokia, buku doa, dan buku kesehatan raib.

“Kejadiannya Selasa (11/10) pukul 23.30 waktu setempat di Masjidil Haram. Laporan masuk Rabu petang (12/10) sore. Tasnya ditemukan pukul 13.30 Rabu tapi barang-barangnya sudah tidak ada,” katanya.

Mirip seragamnya

Laporan tertulis yang diterima Arsyad menyebutkan, pelaku tindak kejahatan mengenakan pakaian mirip seragam petugas yang berwarna biru. Modus penipuan dan perampasan adalah, pelaku yang tidak sendirian ini meminta data yang ada di dalam tas Zainuddin. Selanjutnya tas yang dimiliki jamaah diminta dan diambil isi-isinya untuk “dilihat” dokumennya.

“Pelaku kejahatan mengatakan data identitas akan dimasukkan ke komputer. Kalau tidak, hajinya tidak sah. Jadi pelaku menakut-nakuti korban. Mendengar kata seperti itu korban sempat takut dan menyerahkan tasnya kepada oknum petugas,” katanya.

Korbannya sendiri, kata Arsyad, saat itu sendirian karena terlepas dari rombongan dan sempat kebingungan mencari rekan-rekan satu rombongan. Saat itulah dirinya menjadi korban penipuan.

Dalam kesempatan itu, Arsyad berkali-kali mengingatkan agar para jamaah hendaknya selalu waspada dan tidak mudah percaya kepada siapa pun yang ingin menolongnya, sekalipun itu warga negara Indonesia.
“Kembali saya ingatkan kepada jamaah untuk tidak selalu percaya kepada warga kita sendiri juga, kepada orang yang menggunakan seragam petugas warna biru sekalipun,” katanya.

Apabila jemaah memerllukan bantuan, lihat namanya yang tertera jelas di  dada kanan baju petugas itu, serta nama yang tertera di kartu identitas yang menggantung di leher.

“Tidak usah takut dan ragu untuk melihat namanya sekalipun namanya tertutup jaket,” katanya.

Dari data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama, setidaknya ada 15 calhaj yang melaporkan kehilangan barang maupun uang, dengan nilai kalau dikurs rupiah senilai Rp 38. 875.000.

 

Seorang Jemaah Haji Jatuh dari Lantai 8

Madinah, 

Seorang calon jamaah haji asal Kuningan, Jawa Barat, jatuh dari sebuah celah sempit di lantai 8 Hotel Borg Almokhtarah, Madinah. Jamaah bernama Ruslan tersebut berusia 89 tahun.

Seperti diberitakan situs kemenag.go.id, jenazah Ruslan ditemukan di lantai basement bangunan mirip gudang, atau ruangan yang belum jadi, pada Selasa (18/10) malam.

Rekan sekamar Ruslan di lantai 8, Elon, menduga Ruslan terjatuh karena salah arah. “Mungkin karena sudah uzur, almarhum sering bicara sendiri. Pendengaran Ruslan juga sudah berkurang,” kata Elon.

Setelah kejadian itu, barang-barang bawaan Ruslan diserahkan ke ketua rombongan (karom), Yusuf. Banyak jamaah dari rombongan yang sama tidak mengetahui insiden itu. Yusuf juga hanya diberitahu bahwa Ruslan meninggal, tapi detailnya tidak diberitahu.

Barang yang diserahkan adalah kopor dan alat bantu jalan seperti kruk. “Pak Ruslan bertubuh kecil,” kata seorang jamaah satu rombongan yang mengenal almarhum.

Elon menuturkan, kloternya, 41 JKS, baru tiba di Madinah Selasa siang. Saat ashar, rekan-rekannya mengajak Ruslan ke Masjid Nabawi untuk salat arbain, tapi Ruslan memilih di kamar. Ketika rekan-rekannya tiba usai salat isya, mereka tidak menemukan Ruslan. Dicari di lobi juga tidak ada. Hingga kemudian, seorang tenaga kebersihan hotel menemukan jenazah Ruslan di basement.

Jika ditelusuri ke atas, Ruslan terjatuh dari sebuah jendela kecil yang teralinya telah dipotong sejak lama.Tubuh kecilnya meluncur ke celah sempit hingga basement yang di atapnya terdapat talang-talang besi. Terdapat bekas darah di talang itu, juga di lantai basement.

Kasi PAM Misi Haji Madinah, M Yahdi, menuturkan, dugaan sementara, Ruslan jatuh karena terpeleset. Dia menduga, setelah ditinggal rekan-rekannya ke masjid, dia ingin keluar. “Tak tahu mana lift atau cara mengoperasikannya dan tak tahu pintu darurat, akhirnya dia menemukan jendela kecil di sebuah dapur di lantai. 8. Ketika longok-longok, jatuhlah dia,” kata Yahdi.

“Atau mungkin dia mengira itu pintu, jadi dia mau keluar saja,” kata Yahdi menduga.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *