Sanur: Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Seni dan Budaya Guruh Soekarnoputra menolak jika Puan Maharani akan menjabat Wakil Ketua Umum dalam struktur DPP periode 2010-2015. Guruh menggelar konferensi pers di resor Segara Village, Sanur, Bali, Selasa (6/4), beberapa saat setelah kakaknya Megawati Soekarnoputri (Ketua Umum DPP PDI Perjuangan) menyampaikan pidato politik pada pembukaan Kongres ke-3 PDI Perjuangan.
Guruh Soekarnoputra menilai, Puan Maharani (satu dari dua anak Megawati Soekarnoputri yang `digadang-gadang` menduduki posisi Wakil Ketua Umum) sebagai sosok belum cukup matang dalam kancah politik praktis. Pernyataan Guruh disampaikan untuk menanggapi pernyataan Puan Maharani yang dimuat di sejumlah media yang menyatakan, kalau Guruh Soekarnoputra tidak puas soal pencalonannya sebagai ketua umum, sebaiknya keluar saja dan mendirikan partai baru.
Guruh Soekarnoputra mengaku sangat menyayangkan adanya peryataan seperti itu. Ia menilai, sebagai calon pemimpin, politisi yang arif atau negarawan, tidak pantas keluar pernyataan seperti itu. “Hal itu hanya menunjukkan kalau Puan belum banyak mengenyam asam garam politik,” katanya.
Ia menilai, wacana membentuk Wakil Ketua Umum DPP PDI Perjuangan
periode 2010-2015 hanya untuk memajukan anak Megawati Soekarnoputri dengan Taufiq Kiemas tersebut. Oleh karena itu Guruh Soekarnoputra tetap pada pendiriannya, jika posisi wakil ketua umum hanya untuk memajukan sosok Puan Maharani, dia tidak menyetujuinya.
Ditempat terpisah salah satu anggota `Steering Committee` (SC) Panitia Nasional Kongres Ke-3 PDI Perjuangan Andreas H Pareira menyatakan, pihaknya tidak pernah mengajukan adanya posisi wakil ketua umum dalam formula baru AD/ART sebagai bahan yang diajukan untuk dibahas di komisi-komisi. “Usulan mengadakan posisi wakil ketua umum itu sendiri diajukan beberapa Dewan Pimpinan Daerah (DPD). Tetapi kami dari SC tak memformulasikan sebagai bahan untuk diajukan ke komisi-komisi untuk dibahas guna menyempurnkan AD/ART,” katanya.(Ant/AYB)