Dialog Tragedi Kemanusiaan Mei 1998: dari Keterasingan Menjadi Karib


Bagian ke-1

(Catatan Redaksi: Berhubung artikel dan laporan ini sangat menarik dan dipercaya sangat bermutu, maka tulisan ini akan dibuat secara berserial sehingga dapat dinikmati sepenuhnya oleh pembaca. Red )

San Francisco  Mei 16 , 2010 / Indonesia Media  – Dalam dialog Tragedi Kemanusiaan Mei 1998 dengan topik dari Keterasingan Menjadi Karib di Union City, San Francisco Bay pada tanggal 16 May 2010, kembali lagi berkumandang pertanyaan dan dialog mengenai: Mengapa perbuatan biadab ini terjadi? Apakah sudah ada penyelesiaannya? Bagaimana supaya hal ini tidak terjadi lagi? Apa yang bisa mereka lakukan dari Amerika?

Peringatan yang dimulai dengan makan malam bersama pada jam lima sore, berlajut dengan dialog hingga jam delapan malam, dihadiri sekitar 100 orang peserta,  beberapa nara sumber, antara lain Romo Mutiara Andalas, SJ, Dr. Silvia Tiwon dari University of California Berkeley, Nina Jusuf dari Transformasi, dan saya sendiri sebagai moderator ternyata berjalan dengan penuh antusias.

Selain itu, Tony Lolong dari Bolaang Mongondow — Sangihe Talaud — Minahasa (BOSAMI), Peter Phwan dari Chinese American Network (ICANet), Vita Novianti dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) San Franciso, dan Ben Liem, Didi dan Romo Hadi dari Warga Katolik Indonesia di California Utara (WKICU) ikut berdialog dengan aktif.

Atas dukungan dan kerja sama para individu dan organisasi di atas, termasuk Indonesia Media magazine dan Chinese Community of San Leandro (CCSL), saya ucapkan terima kasih. Semoga kerja sama ini bisa tetap terbina.

Kini marilah kita diskusikan pertanyaan-pertanyaan yang timbul dari dialog Tragedi Kemanusiaan Mei 1998 sebagai berikut:

Mengapa perbuatan biadab ini terjadi?

Dari dialog ini terangkat kepermukaan bahwa ada sekelompk provokator dan jurang perbedaan sosial ekonomi yang menyebabkan terjadinya Tragedi May 1998 yang menurut Ester Jusuf, et. al. dalam bukunya yang berjudul Kerusuhan Mei 1998, Fakta, Data & Analisa memakan 1.339 jiwa warga Indonesia, termasuk hampir seratus perempuan Indonesia etnis Tionghoa yang mengalami kekerasan seksual dan diperkosa, lebih dari 5.723 bangunan, 1948 kendaraan dan 516 fasilitas umum dibakar di beberapa kota besar di Indonesia.

Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) mensimpulkan bahwa Tragedi Kemanusaiaan Mei 1998 disebabkan karena terjadinya persilangan ganda antara dua proses pokok yakni proses pergumulan elit politik yang bertalian dengan masalah kelangsungan kekuasaan kepemimpinan nasional dan proses pemburukan ekonomi moneter yang cepat.

TGPF juga menambahkan menegaskan bahwa korelasi sebab-akibat dari peristiwa-peristiwa kekerasan yang memuncak pada peristiwa kerusuhan 13-14 Mei 1998, dapat dipersepsi sebagai suatu upaya ke arah penciptaan situasi darurat yang memerlukan tindakan pembentukan kekuasaan konstitusional yang ekstra, guna mengendalikan keadaan, yang persiapan-persiapan ke arah itu telah dimulai pada tingkat pengambilan keputusan tertinggi.

Tim ini, antara lain, merekomendasikan kepada pemerintah supaya mencari tahu peran Letjen. Prabowo, dan meminta pertanggung jawaban Pangkoops Jaya Mayjen Syafrie Syamsoeddin dalam kaitannya dengan Tragedy Mei 1998. (Laporan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Peristiwa Tanggal 13-15 Mei 1998/Temuan, id.wikisource.org).

Keterlibatan aktor di belakang tragedi ini bisa diduga karena di banyak lokasi kejadian menunjukkan pola yang serupa yaitu pertama, sekelompok orang yang melakukan pembakaran ban mobil, kayu, tong sampah, dan barang bekas dengan tujuan untuk menarik perhatian massa suppaya berkumpul.

Kedua, menghasut massa untuk melakukan perusakan dengan teriakan-teriakan, termasuk teriakan anti-Tionghoa dan memimpin mereka mendobrak pintu atau membakar objek bangunan yang menjadi sasaran dengan menyiapkan atau membawa peralatannya..

Ketiga, menhasut massa untuk masuk ke bangunan yang menjadi objek sasaran tersebut dan merampas barang berharaganya.

Keempat, banyak saksi yang melihat bahwa para penghasut bertubuh kekar dan berambut cepak. (bersambung)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *