Di balik pertemuan Tim Independen dengan Jokowi soal Budi Gunawan


Kemelut KPK dan Polri tak kunjung padang pasca penetapan calon Kapolri Budi Gunawan sebagai tersangka rekening mencurigakan. Tak lama berselang, Bareskrim Mabes Polri pun menangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto dan menetapkan sebagai tersangka.

Presiden Jokowi langsung turun tangan menengahi konflik antara dua lembaga penegak hukum ini. Jokowi membuat tim independen yang berisikan sembilan orang berlatar belakang beragam untuk mencari solusi atas persoalan ini.

Tak perlu waktu lama bagi Tim Independen untuk memberikan pandangan kepada Jokowi mengenai konflik KPK vs Polri ini. Salah satu rekomendasi yang diberikan tim independen yakni meminta agar Jokowi tidak melakukan pelantikan terhadap Budi Gunawan sebagai Kapolri.

Berikut catatan anggota Tim Independen Imam Prasodjo dialog dengan presiden Jokowi membahas kisruh KPK vs Polri. Jokowi meminta masukan kepada tim independen untuk menyelesaikan konflik tersebut.

MENCOBA MENJAWAB SEJUJURNYA

Istana Negara, Rabu 28 Januari 2015.

Tak terlalu penting lagi apakah tim ini bersifat formal atau informal. Kami menyadari bahwa upaya Presiden untuk mendapatkan masukan dari kami, yang oleh pers disebut sebagai Tim Independen, telah menuai reaksi dari beberapa kalangan. Namun apa pun yang terjadi, pada siang itu, melalui Mensekneg Pratikno, kami datang ke Istana Negara memenuhi undangan Presiden berdialog dan bertukar fikiran tentang upaya mengatasi kemelut yang mendera negeri ini.

Kemelut yang tengah menjadi perhatian publik ini terkait konflik antar lembaga penegak hukum, KPK dan POLRI, yang kini terlihat semakin rumit, saling menyandera dan kait mengait melebar ke mana mana. Masalah ini menjadi rumit karena memasuki ranah hukum, politik, moral, etika, dan nurani rakyat yang menginginkan Indonesia bersih dan bebas dari korupsi.

Hari menjelang siang itu, sekitar jam 10.30 kami menunggu di suatu ruang di Istana. Hadir Pak Syafii Maarif (Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah), Jimly Asshiddiqie (Mantan Ketua MK), Oegroseno (Mantan Wakapolri), Erry Riana Harjapamekas (Mantan Pimpinan KPK), Bambang Widodo Umar (Pengamat Kepolisian), dan Tumpak Hatorangan Panggabean (Mantan Pimpinan KPK). Telah ada di ruangan itu sejumlah Tim Watimpres yang rupanya juga tengah menunggu untuk bertemu dengan Presiden. Mereka dijadwalkan bertemu terlebih dahulu. Saya terfikir, kehadiran Watimpres ini jelas merupakan jawaban Presiden Jokowi terhadap pihak yang mengkritik mengapa Presiden Jokowi terkesan mengedepankan Tim Independen daripada Watimpres dalam mencari solusi untuk mengatasi permasalah ini. Karena itu, bisa jadi Presiden kemudian juga meminta saran dari Watimpres.

Sekitar jam 11.30, akhirnya kami memasuki ruangan pertemuan. Rupanya Watimpres telah meninggalkan istana. Hanya dengan ditemani Mensegneg Pratikno, Presiden Jokowi menemui kami di ruang tertutup.

Dalam pertemuan itu, setelah menyalami kami satu persatu, Presiden Jokowi mencoba basa basi dengan berceritera kegiatan yang ia lakukan akhir-akhir ini yang tentu sangat melelahkan. “Untung saya mudah tidur. Di manapun saya pargi, setelah 30 menit saya dapat tidur pulas,” kata Presiden. Ia tampak mencoba relax walau pun saya melihat dari raut mukanya ada ketegangan yang tersembunyi dalam pertemuan ini.

Akhirnya Pak Syafii Maarif membuka pembicaraan sesuai dengan tujuan kehadiran kami. Pak Syafii memulai dengan menanyakan apa yang menjadi fikiran Presiden sebenarnya akhir akhir ini dan apa yang bisa kami bantu.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

201 thoughts on “Di balik pertemuan Tim Independen dengan Jokowi soal Budi Gunawan

  1. james
    January 29, 2015 at 2:12 am

    yang terpenting saat ini adalah pak Jokowi Harus Berani Tegas kepada siapapun termasuk PDI-P nya demi Pamor dari Rakyat Indonesia yang memilihnya, karena selama ini Presiden Indonesia selalu di Recoki di Rongrong di Kendalikan Orang di sekitarnya, terutama Koruptor yang menginginkan Korupsi di Indonesia tetap Lancar dan Bebas Berkembang

  2. MMakhfudz
    January 30, 2015 at 7:15 pm

    Jangan takut bp Jokowi kini sudah jadi Presiden bukan milik PDIP lagi tapi milik rakyat kewajibannya harus dengarkan suara rakyatnya yg tetap inginkan Negera ini harus bersih dari birokrat yg kotor terbelit kasus hukum

Leave a Reply to MMakhfudz Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *