APAKAH KETAKUTAN KITA BAHWA EX-WNI ETNIS TIONGHOA AKAN “MERAJALELA” KALAU DWI KEWARGANEGARAAN DIGOALKAN BENAR-BENAR BERALASAN??


Sebelum saya lanjutkan penulisan ini, saya rasa ada baiknya bila saya menjelaskan bahwa saya bukan politikus, bukan pula pengamatnya, tidak sedang mengikuti pemilihan dari tingkat RT atau pun presiden, dan tidak punya dasar pendidikan yang cukup tentang itu.

Penulisan saya hanya berdasarkan pengamatan dan pengalaman pribadi semata.

Saya juga bukan keturunan China atau yang sekarang lebih lazim disebut etnis Tionghoa .. saya pribumi asli berasal dari ranah Minang ..

Mari kita memulainya dengan kembali ke beberapa dekade yang lampau .. Di saat mana etnis Tionghoa ‘SEPERTI’ tidak diperbolehkan masuk dalam jajaran pemerintahan, tidak boleh jadi ABRI, tidak ada yang mau merekrut jadi guru SD, SMP, maupun SMA.

Lalu bila kita lihat hasil PMDK, Sipenmaru, atau apalah namanya dulu itu, ‘JARANG’ sekali etnis Tionghoa diterima di perguruan tinggi negeri apalagi bisa atau boleh jadi dekan atau rektornya.

Memang tidak ada peraturan tertulis yang absah hukum yang menyatakan itu, tapi sepertinya pengecualian ini menjadi kenyataan se-hari2 di Indonesia pada waktu itu.

Menurut saya masuk akal bila dalam kesempitan ruang gerak maka para etnis Tionghoa ini berbondong2 menjadi pengusaha atau pemilik perusahaan .. adalah hak hakiki seseorang untuk survive dan Allah SWT membekali setiap manusia dengan naluri surviving itu sejak lahir.

Ya tidak salah dong, kalau mereka akhirnya membanjiri universitas2 swasta terkenal di Indonesia atau malah ber-bondong2 sekolah di luar negeri.

Sekedar analisa sederhana saja dari saya, mungkin dulunya penyempitan itu dimaksudkan agar titik-titik rawan pekerjaan seperti jadi gubernur, walikota, pimpinan ABRI, dekan, rektor universitas negeri tetap berada di tangan orang Indonesia asli (Pribumi / Melayu) .. entah apa maksudnya ..

Tapi ada yang terlupakan bahwa perkembangan dunia memberi kenyataan lain, justru para pengusaha lah yang bisa membolak-balikan dunia ini dengan kekuatan uangnya ..

Bayangkan saja, bila Bill Gates, Warren Buffet, Walton Family, Mark Zuckerberg, Michael Dell, Carl Ichan, dan yang lain2nya itu ngambek .. apa yang bisa dilakukan oleh Obama dan para pimpinan militer US? .. Perekonomian bisa terhenti dan pergerakan keuangan sebuah negara akan tertunda.

Jadi salahkah para etnis Tionghoa itu menjadi kaya raya dan kita yang orang asli malah bekerja pada mereka? .. salahkah para etnis Tionghoa itu setelah kaya raya ‘di-sayang2’ oleh presiden dan pimpinan negara kita?

Menurut saya, kita yang salah strategi sejak semula !!

Sebenarnya etnis Tionghoa itu tak semuanya pandai berdagang .. tak semuanya terlalu suka dengan uang .. kekasih saya pada saat saya masih kuliah dulu adalah orang China, kami berpacaran 8 tahun lamanya .. dia memilih untuk menjadi arsitek daripada meneruskan usaha obat2an orang tuanya .. dia masuk Islam dan lebih memilih mengajar anak2 di mesjid.

Lalu karena ayah saya juga seorang pengusaha, saya juga banyak mengenal anak2 kalangan pengusaha kaya raya China yang senang memikirkan kemajuan Indonesia .. tapi sayang mereka tidak diberi kesempatan melaksanakan idenya .. belum2 mereka sudah dianggap akan merusak Indonesia dan menghabiskan serta mengeksploitasi Indonesia.

Lihat juga beberapa etnis China yang secara kebetulan diberi kesempatan masuk universitas negeri seperti Soe Hok Gie, seorang anak muda lulusan Universitas Indonesia yang merupakan aktivis dan nature lover .. matinya bukan di gudang uang atau di perusahaan miliknya tapi di Gunung Semeru saat melakukan ekspedisi.

Salah siapa kalau sekarang Sehat Sutarja (namanya saja tidak ada bau2 China-nya sama sekali tapi malah sangat Indonesia) malah menjadi salah seorang terkaya di US dan perusahaan yang dimilikinya ‘Marvell’, yang alkisah kalau tanpa chips buatannya HP atau telpon genggam kita tak akan saling menyambung karena tak ada gelombang radionya atau apa begitu .. saya bukan ahli elektronik dan teknologi soalnya .. malah mempekerjakan ribuan orang di luar Indonesia ..

Kekayaan Sehat Sutarja lebih banyak dari kekayaan Indonesia dan itu dihasilkannya tanpa korupsi menyogok2 aparat dan di negara orang yang notabene taat hukumnya ..

Kalau saya boleh ber-andai2, misalnya Sehat diterima di teknik ITB dan setelah itu direngkuh pemerintah kita dengan baik apa ya cerita dunia ini akhirnya?? .. hahaha .. ini saya cuma nanya aja lo yaaaa .. hihihi ..

Sekarang lihat saja setelah strategi mulai kita ganti, maka munculah Ahok .. muncul penyanyi2 dan model2 bermuka timur jauh .. bermunculan profesor, doktor dan tokoh2 pengajar serta penulis2 novel etnis Tionghoa .. artinya kan makin terbuka kesempatan orang asli Indonesia menjadi pengusaha karena etnis Tionghoa mulai menyebar melirik bidang2 lain selain berniaga.

Bukti lain adalah pada saat kita memberi kesempatan untuk terlibat dalam perbulutangkisan di Indonesia, mereka mengharumkan nama bangsa juga kan? .. kenapa waktu Rudi Hartono menjadi juara All England atau Susi Susanti jadi pemenang olimpiade kita orang Indonesia yang bangga? .. kan mereka “Orang China” ..

Bahkan katanya ada yang sudah membawa nama Indonesia tapi saat itu kewarganegaraannya belum juga di-sah-kan ..

Ironis sekali !!

Sekarang apa hubungannya dengan DK dengan itu semua? .. buat saya janganlah takut atau apriori dulu bahwa DK hanya akan dimanfaatkan oleh kalangan ex-WNI etnis Tionghoa semata.

Saya tak menyangkal hal itu akan ada .. tapi buatlah aturan yang pasti tentang itu .. mari berpikir baiknya dulu .. ambil kemungkinan positif dulu ..

Siapa tahu setelah ada DK, uang2 yang mereka bawa pergi waktu kerusuhan 1998 dulu dibawa masuk kembali ke Indonesia .. siapa tahu mereka akan buka banyak peluang kerja baru ..

Aturannya saja diperbaiki .. kalau mau buka pabrik senilai Rp X, ya harus bikin rumah sakit dan sekolah senilai Rp Y, yang harus dikelola sekian tahun oleh pabrik bersangkutan, yang harus mau menerima orang yang tak mampu bayar selain keluarga para pekerjanya misalnya .. atau apalah, saya tak cukup pandai memikirkan hal itu ..

Lalu mental kita juga harus diperbaiki .. jangan mau menerima korupsi dari tangan mereka, sehingga mereka pun terajar bermain bersih ..

Kalau saya berbanding dengan US tempat saya tinggal sekarang siapa yah yang dibilang orang aslinya? .. para etnis Yahudi yang menguasai bidang usaha big tickets? .. para etnis India yang menguasai IT? .. para etnis China yang menguasai bidang usaha small tickets? .. para etnis kulit hitam yang menguasai perindustrian musik? .. atau para etnis kulit putih yang menguasai sebagian besar perputaran uang di negara ini? ..

Dalam pandangan saya sepertinya mereka semua itulah ORANG ASLI Amerika Serikat ..

Intinya, buat saya sih sebaiknya jangan gara2 kita takut satu kelompok etnis, sebuah hal yang baik harus dimatikan seutuhnya .. sama saja kita ketakutan ada ulat bulu menyerang, makan taman kita biarkan gundul ..

Bagaimana menurut, teman2 sekalian? .. kasih pendapat, saran, dan lain2nya yah .. mari kita asah kemungkinan ini agar pada saat kita berbincang dengan pemerintah dan para dewan pembuat undang2 kita sudah tau mujarab dan mudaratnya ..

Tapi inget lo ya sekali lagi .. kita mencari solusi bukan cari kelahi .. pendapat bisa disampaikan dengan kata2 lembut dan baik .. kita mulai dari diri kita untuk itu yah ..

I love you all, my komunitas ..

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

303 thoughts on “APAKAH KETAKUTAN KITA BAHWA EX-WNI ETNIS TIONGHOA AKAN “MERAJALELA” KALAU DWI KEWARGANEGARAAN DIGOALKAN BENAR-BENAR BERALASAN??

  1. James
    February 17, 2014 at 11:45 pm

    maka dari itu bilamana saja sejak dahulu Indonesia menyamakan Haknya para Ethnis China WNI di Indonesia maka bukan Mustahil Indonesia akan Jauh Lebih Maju dari Sekarang ini, akan tetapi disitulah letak kebenaran jalan pemikiran anda Mengenai Mental Nasional Indonesia harus berubah untuk kemajuan bersama Indonesia ini. Berapa banyak mantan WNI setaraf dengan Sehat Sutarja yang sudah minggat dari Indonesia ?? berapa banyak Uang Kekayaan Mereka dibawa menjadi Modal di Luar Sana ? Memang benar sekarang ini baik di USA atau di Australia banyak sekali Pejabat Pemerintah dengan berbagai Ragam Ethnisnya, justru untuk semakin majunya Negara tersebut dimana sekarang ini Warga Negara terdiri dari banyak latar belakang Ethnis yang campuran. Perasaan Pesimis sekarang ini untuk memulai Perbaikan di Indonesia mengenai hal itu, karena Korupsi saja kemungkinaN

  2. James
    February 17, 2014 at 11:49 pm

    Korupsi saja kemungkinan besar akan sangat memakan waktu panjang sekali untuk membasminya atau sekalipun malah cenderung Tidak Dapat Di Basmi karena sudah begitu meluasnya dan Merajalela, atau apakah dapat dikatakan Sudah Terlambat ??

  3. James
    February 17, 2014 at 11:51 pm

    Artikel anda diatas adalah apa yang sebenarnya terjadi di Indonesia dan boleh dikatakan menjadi suatu sejarah bagi Indonesia dengan adanya Perbedaan Perlakuan Kepada Mantan WNI yang sangat amat Merugikan Indonesia sendiri

  4. pengamat
    February 18, 2014 at 3:42 am

    ini tulisannnya sebenarnya mempermasalahkan dwi kewarganegaraan lalu dikaitkan dengan etnik tertentu saya rasa kurang tepat. Saya sudah katakan berkali-kali kalau dwi kewarganegaraan (DK) tidak diperlukan di Indonesia. Negara itu masalah politik dan perpolitikan tiap2 negara juga berbeda. Akan sangat sulit memproses hukum seseorang yang punya banyak kewarganegaraan. Ini hanya akan membuat masalah semakin complicated. Saran saya buat yang tinggal di luar negri cukup sampai permanent resident, tidak perlu pindah warga negara. Kalau anda sudah tua mau pensiun di kampung halaman, anda masih seorang WNI. Biasanya orang yang pindah warga negara hanya karena mau mengejar benefit lebih dari negara setempat. Anda kan sudah dapat benefit dari negara setempat dengan jadi warga negara sana, kenapa lagi anda menuntut DK dari negara asal ?

  5. James
    February 18, 2014 at 3:54 am

    ha ha diatas sudah dijelaskan dan saya pernah juga memberi jawaban alasan untuk DK itu, yaitu untuk Kepentingan kedua Negara dalam hal Bisnis yang berarti ada keluar masuknya Uang ke Negara tersebut untuk Kepentingan Ekonomi Negara juga, ya sudah kalau memang Bangsa Indonesia Tidak Pernah Mau Perbaikan Ekonomi nya lebih ya silahkan Berkeras Kepala Tidak Perlunya DK, memang keras kepala batu sih atau obod nya luar binasa

  6. pengamat
    February 18, 2014 at 4:00 am

    negara China (RRC) dan India saja tidak mengakui DK, tidak benar itu untuk kepentingan ekonomi negara. Itu hanya kepentingan individu saja sebenarnya.

  7. James
    February 18, 2014 at 4:02 am

    China dan India Tidak Memerlukan DK karena mereka sedang membangun negaranya dengan sekuat tenaga maka lebih maju dari Indonesia

  8. James
    February 18, 2014 at 4:04 am

    maka kapan mau majunya Indonesia, diberi jalan untuk Maju saja Menolak Gak Mau Gengsi segala, padahal menuju ke Amburadulan, BUKTI itu !!!

  9. pengamat
    February 18, 2014 at 4:22 am

    yang penting kebutuhan basic pangan, sandang, papan terpenuhi sudah cukup itu. Yang lain sebenarnya kebutuhan sekunder dan tertier. Kita juga disini lagi membangun dan kita tidak perlu DK. HA……..HA……HA…..

  10. James
    February 18, 2014 at 4:26 am

    lebutuhan basic ??? berapa banyak Rakyat yang masih kela[aran di Indonesia ??? berapa banyak Pengemis di Indonesia ??? Indonesia hanya memiliki Satu keunggukan dari Negara Asean lainnya, yaitu KORUPSI !!! lagi membangun ??? membangun apaan ??? membangun Bikin Anak terus menerus gak mampi membiayai dengan wajar

  11. James
    February 18, 2014 at 4:27 am

    tapi benar Indonesia sedang kuatnya Membangun yaitu Membangun HUTANG NEGARA !!!

  12. Joe
    February 18, 2014 at 4:45 am

    Problemnya orang Indonesia ini takut mendapat challenge, maunya melenggang menjadi orang yang success. Sekarang kalau seseorang ingin jadi dokter specialist dan tidak punya backing penggede (rektor/menteri/jenderal) meskipun hasil test nya bagus sekali, mah tidak akan lewat. Mana negara bisa maju kalau maunya, enak aja, justru dengan adanya challenge, manusia akan lebih berusaha untuk maju melawan itu tantangan, dengan begitu negara akan menghasilkan orang-2 yang pintar dan berani melawan segala rintangan. Korupsi ini hasil dari orang-2 yang malas bekerja melawan tantangan tetapi mau cepat jadi kaya.

  13. ferdinand+pandey
    February 18, 2014 at 6:46 am

    Pemasakaan suatu ideologie agama untuk supaya kekuasaan NKRI semakin bulat menjadi satu dengan cara mencabut keanekaragamam nilai2 budaya yang dianut masyarakat di banyak tempat/didaerah kepulauan nusantara ini dengan tujuan satu kebudayaan alias satu agama saja.Padahal dengan beraneka ragamnya “Nilai2 Budaya” merupakan salah satu modal utama suatu bangsa untuk bisa berintegrasi secara maximal dan memuaskan di dunia global yang multi culture/plural majemuk.Karena didalam nilai budaya yang dianut oleh suatu kelompok masyarakat terdapat potensi alamiah berupa;”bakat,pengalaman,pengetahuan,wawasan,pegangan hidup,intuisi,,dll”,dan biasanya hal2 yang special semacam ini secara alamiah hanya ada dalam suatu kebudayaan kelompok masyarakat tertentu.Potensi alamiah ini,apabila dikembangkan didunia global akan meningkatkan kualitas hidup manusianya yang juga akan berdampak pada peningkatan sumber daya manusia.Di negara2 maju yang menerapkan Hukum Demokrasi yang masyarakatnya multi culture/plural ternyata semakin maju karena terjadinya saling sharing akan potensi alamiah yang ada didalam nilai2 budaya setiap ras,suku dan bangsa.Saling sharing yang terjadi melalui kerja sama dan persaingan dalam kegiatan kerja,sehingga masyarakat luas yang berada di negara maju tersebut kualitas hidup manusianya terus meningkat dapat terlihat melalui adanya kreativitas dalam produksi barang dan jasa yang semakin massal,murah,semakin bermutuh,praktis dan menyenangkan.Jadi pemaksaan untuk menjadikan satu budaya/satu agama sudah bertentangan dengan moral hak azasi manusia yang berlaku universal.Apalagi dunia global sekarang ini seluruh manusia didunia ini yang plural diandaikan sudah berada dibawah satu atap, hidup dan bermain bersama dalam satu lapangan yang datar.

  14. Pencarikebenaran
    February 18, 2014 at 11:22 pm

    Ikut komentar dikit buat pak James di tuliskan anda yg ke 2
    Mengenai korupsi,
    Kalau korupsi mau di hapus I indonesia berarti NKRI itu Harus di bubarkan, karena yg korupsi Dari tingkat RT sampai ke SiBuYa president semua korupsi HAHAHAHAHAHAHAA

  15. Pencarikebenaran
    February 18, 2014 at 11:23 pm

    Preeeeet

  16. James
    February 19, 2014 at 3:32 am

    kalau memang sangat diperlukan untuk Dibubarkan NKRI nya karena Korupsi melelaraja ya apa boleh buat dengan berat hati ya di Bubarkan saja, toch Tidak Ada Perbaikan karena Korupsi yang BerKuasa

  17. James
    February 19, 2014 at 3:33 am

    Preppeeettttt jengkol !!!

  18. pengamat
    February 19, 2014 at 3:58 am

    berarti kalau kalau korupsi di amerika, cina dan india, mereka juga harus dibubarkan juga….bubar semua deh…..

  19. KWONGLIE
    April 13, 2014 at 6:56 pm

    TULISAN DITA SANGAT REALISTIS…………………DAN BUAT JAMES…………….ANDA NGA SALAH……………CUMA ANDA JANGAN LUPA…………..MANUSIA PUNYA FREE WILL DAN FREE CHOICE,,,,,,,,,,,,,,,,,,,SEMUA IDEA AKAN HIDUP ATAU MATI DENGAN SENDIRINYA………….SEBAGAI LELUCON……………UANG NGA PUNYA WARGANEGARA………….DIA AKAN MENGALIR KEMANA SAJA…………………THANKS FROM BOISE IDAHO USA

  20. pengamat
    April 14, 2014 at 4:34 am

    ngga penting banget punya banyak warga negara. Negara itu simbol perpolitikan. Tiap2 negara punya tujuan politik yang berbeda-beda.

  21. james
    April 15, 2014 at 1:15 am

    maka Indonesia susah untuk Maju

Leave a Reply to Joe Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *