Anggota FPI Makassar Mengaku Dibaiat ISIS dan Disaksikan Munarman, Polri Tunggu Kerja Densus 88


Salah satu tersangka teroris Makassar mengaku disaksikan langsung oleh eks Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman, saat berbaiat kepada ISIS.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono memastikan, pihaknya akan mengusut siapa pun yang terlibat dalam dugaan tindak pidana terorisme di Indonesia.

“Siapapun yang terlibat dalam tindak pidana pasti akan dimintakan pertanggungjawaban hukumnya,” kata Rusdi saat dikonfirmasi, Jumat (5/2/2021).

Namun demikian, kata dia, Polri masih menunggu kinerja dari tim Detasemen Khusus Anti-teror Polri 88, terkait perkembangan kasus penangkapan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Makassar.

“Masih menunggu kerja dari Densus 88,” ucap Rusdi.

Sebelumnya, beredar video pengakuan salah satu anggota FPI Makassar yang menjadi tersangka teroris, soal baiat kepada ISIS.

Terduga teroris yang membuat pengakuan bernama Ahmad Aulia.

Dalam video tersebut, Ahmad Aulia mengaku ditangkap karena berbaiat pada ISIS pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi.

“Saya ditangkap pada tanggal 6 Januari 2021 di Polda Sulawesi Selatan.”

“Ada pun saya ditahan atau ditangkap di kantor polisi Polda Sulawesi Selatan, karena berbaiat kepada Daulatul Islam.”

“Yang memimpin Daulatul Islam, yaitu Abu Bakar Al-Baghdadi,” ujarnya dalam video tersebut.

Ahmad Aulia juga mengungkapkan dia berbaiat pada 2015, bersama 100 simpatisan dan laskar FPI, di Markas FPI Makassar, Jalan Sungai Limboto, Makassar, Sulawesi Selatan.

Ahmad Aulia mengaku baiat dihadiri Munarman.

“Saya berbaiat dihadiri oleh Munarman selaku pengurus FPI pusat pada saat itu.”

“Ustaz Fauzan dan Ustaz Basri, yang memimpin baiat pada saat itu.”

“Dan setelah berbaiat, saya pernah mengikuti taklim rutin FPI di Jalan Sungai Limboto sebanyak tiga kali.”

“Yang mengisi acara saat itu Ustaz Agus dan Abdurrahman selaku pemimpin panglima FPI Kota Makassar,” ungkapnya.

Dipindahken ke Cikeas

Tim Densus 88 Antiteror memindahkan 26 tersangka teroris dari Gorontalo dan Makassar, ke Rutan Khusus Teroris di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (4/2/2021).

Puluhan tersangka teroris itu masuk melewati Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, menggunakan pesawat komersial.

Mereka dipindahkan dengan pengawalan ketat oleh tim gabungan Polri.

“Hari ini Densus 88 antiteror Polri memindahkan 26 tersangka aksi terorisme di Indonesia.”

“7 dari Gorontalo dan 19 dari Makassar,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (4/2/2021).

Rusdi lantas menjelaskan peran puluhan teroris itu dalam aksi terorisme di Indonesia maupun di negara tetangga.

Khusus 7 tersangka teroris di Gorontalo, mereka terlibat dalam kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Mereka diketahui pernah melakukan kegiatan militer teroris.

Menurut Rusdi, kegiatan itu mulai dari bela diri hingga latihan melempar pisau.

“Untuk di Gorontalo kelompok ini dikenal dengan Ikhwan Pahuwato.”

“Ini merupakan kelompok JAD berafiliasi kepada ISIS.”

“Mereka telah mempersiapkan diri melakukan latihan fisik, latihan bela diri.”

“Kemudian juga latihan memanah, latihan melempar pisau, dan latihan menembak dengan senapan angin,” ungkap Rusdi.

Kelompok itu juga memiliki kemampuan merakit bom.

Dengan kemampuannya tersebut, mereka sempat merencanakan sejumlah aksi teror di sejumlah titik di Gorontalo.

“Kelompok ini merencanakan kegiatan penyerangan Mako Polri, rumah dinas anggota Polri.”

“Dan rumah pejabat di Gorontalo, dan juga berencana melakukan aksi perampokan pada beberapa toko di sekitar Gorontalo,” bebernya.

Sedangkan yang dibawa dari Makassar, Rusdi menyatakan kelompok ini juga merupakan kelompok JAD yang diketahui berafiliasi dengan ISIS.

Kelompok ini juga merupakan anggota Front Pembela Islam (FPI) Makassar.

“Dari 19 anggota yang tertangkap semua terlibat atau menjadi anggota Front Pembela Islam (FPI) di Makassar.”

“Mereka sangat aktif dalam kegiatan FPI di Makassar.”

“Tentunya kelompok ini akan ditindaklanjuti oleh Densus 88 untuk menyelesaikan permasalahan aksi terorisme di Indonesia,” tuturnya.

Kelompok ini memang sempat merencanakan dan terlibat dalam sejumlah aksi terorisme, di dalam maupun luar negeri.

“Kelompok ini tentunya memiliki rencana kegiatan yang akan menggangu kamtibmas di negeri ini.”

“Karena kelompok ini mempunyai mental untuk melakukan kegiatan bom bunuh diri,” ungkapnya.

Rusdi memaparkan, kelompok teroris di Makassar yang ditangkap ada yang masih hubungan keluarga.

Baik ayah, istri hingga anak turut ditangkap tim Densus 88 karena terlibat aksi teror.

Sang ayah dan istrinya bernama Ruli Lian Zeke dan Ulfa Handayani.

Mereka merupakan pelaku pengboman gereja katedral di Zulu Filipina pada tahun 2019. Keduanya diketahui memiliki 5 anak.

Rusdi bilang, seluruh anaknya ternyata juga diketahui terlibat aksi terorisme.

1 dari 5 anaknya pun turut ditangkap tim Densus 88 di Makassar.

“Ruli Lian Zeke dan Ulfa Handayani memiliki lima anak.”

“Satu anak sekarang ditahan pihak keamanan Filipina karena terlibat aksi terorisme atas nama Cici.”

“Kemudian dua bergabung dengan kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan, satu masih ada di Suriah, satu tertangkap dari 19 orang di Makassar,” paparnya.

“Kemudian punya menenatu Andi Baso yang terlibat kasus pengeboman Gereja Oikumene di Samarinda 2016.”

“Artinya dari kelompok ini adalah terdapat bapak, ibu, anak, dan menantu terlibat dalam aksi terorisme,” urainya.

Sebelumnya, Polri akan menjemput belasan terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang dipindahkan dari Makassar menuju DKI Jakarta, Kamis (4/2/2021).

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan menyampaikan, belasan terduga teroris itu akan dijemput di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Nantinya, sejumlah pejabat utama Mabes Polri dan tim Densus 88 Antiteror Polri akan turut mengawal proses penjemputan tersebut.

“Iya, ada penjemputan teroris Jamaah Ansharut Daulah dari Makassar di Bandara Soetta,” kata Ahmad di Kantor Divisi Humas Polri, Jakarta, Rabu (3/2/2021).

Rencananya, kata Ahmad, belasan terduga teroris JAD itu akan tiba di Bandara Soetta pada pukul 12.00 WIB.

Namun, dia masih enggan memastikan jumlah terduga teroris yang dijemput Polri besok.

Dia juga masih enggan menyebutkan lokasi tujuan pemindahan belasan terduga teroris dari Makassar tersebut.

“Waktu penangkapan kemarin kan 20 orang, kemudian dilakukan tindakan.”

“2 orang sudah meninggal, 1 orang luka, ada 1 (kena) Covid-19.”

“Jadi belum tahu jumlahnya berapa.”

“Yang jelas dari tindakan yang bulan lalu itu, ya antara 16 atau 15 orang kira-kira,” paparnya ( WK / IM )

 

 

 

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

One thought on “Anggota FPI Makassar Mengaku Dibaiat ISIS dan Disaksikan Munarman, Polri Tunggu Kerja Densus 88

  1. Perselingkuhan+Intelek
    February 5, 2021 at 9:36 pm

    Benar kan? FPI asli Teroris dalam Negeri Indonesia

Leave a Reply to Perselingkuhan+Intelek Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *