SERANG – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Taufiq Kiemas dan anak mantan pemimpin Darul
Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), Kartosuwiryo, Sujono Kartosuwiryo mengunjungi Serang,
Banten, pada Minggu 8 Mei 2011. Mereka melakukan sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan
bernegara untuk kalangan pengasuh pondok pesantren, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Tokoh
masyarakat se-Banten.
Sarjono Kartosuwiryo mengatakan, perjuangan untuk mewujudkan NII telah berakhir. Menurutnya,
perekrutan NII yang didirikan ayahnya sangat bertolak belakang dengan NII KW 9. “kelompok —
kelompok yang mengatasnamakan NII sekarang adalah gerakan sesat dan menyesatkan,” katanya.
Sarjono mengatakan, NII telah berakhir sejak tahun 1962 dengan keluarnya Maklumat Imam yang
menyerukan untuk mengakhiri tembak-menembak dan kembali ke pangkuan Republik Indonesia. “jadi
sekarang tidak ada lagi istilah NII, kalau pun ada itu berarti sesat,” tegasnya. Menurutnya, saat ini di
antara orang-orang yang aktif di NII KW 9, tidak ada satupun orang yang menjadi bekas anak buah
bapaknya. “Semuanya orang baru yang mengambil isu NII,” katanya.
Sarjono mengatakan, dirinya bersama Ketua MPR Taufik Kiemas akan berkunjung ke sejumlah daerah
yang disinyalir menjadi tempat perkembangan gerakan NII untuk mensosialisasikan pentingnya ideologi
pancasila.
Adapun Taufik Kiemas mengatakan pemberantasan NII harus menggunakan ideologi negara yaitu empat
pilar negara, UUD 1945, Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. “ideologi tidak bisa dikalahkan
oleh senjata, tetapi harus dilawan dengan pendekatan-pendekatan idiologi,” kata Kiemas.Suami Megawati
Soekarnoputri tersebut mengatakan, ideologi pancasila harus dikuatkan untuk menjaga keberagaman
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang majemuk. “untuk saya mengajak semua pihak untuk
lebih memahami landasan idiologi bangsa indonesia yang terangkum dalam empat pilar kehidupan
berbangsa dan bernegara,” katanya.
Related Posts
