Aktifis 98 Indikasikan SBY Tidak Netral Hadapi Kecurangan Pemilu


Penghitungan suara pilpres sudah terindikas  kecurangan dimana-mana dengan berbagai macam modus. Menyikapi hal tersebut aktifis 98 –yang berperan penting dalam menumbangkan Rezim Orde Baru–  angkat bicara.

Atas nama Forum Alumni Perguruan Tinggi Aktivis 1998  yang saat membacakan pernyataan di Bumbu Desa Cikini Menteng Jakarta Pusat (15/7/2014) juga dihadiri sekitar 100 orang aktifis,  Nuryaman Berry Hariyanto  menyatakan hari ini Indonesia dalam kondisi “Darurat Demokrasi”. ”Demi keberlangsungan berbangsa dan bernegara yang lebih baik, kami meminta Waspada Kebangkitan Orde Baru dan Facisme, SBY dan KPU Harus Netral dari Kepentingan, Kawal dan Amankan Kemenangan Jokowi-JK, Rakyat Awasi Kecurangan Pilpres 2014, Stop Politik Intimidasi, Fitnah dan SARA,” ujar  Berry.

Lebih lanjut Berry menyatakan, ” pola dan budaya politik yang saat ini terjadi mengingatkan kembali masyarakat Indonesia seperti apa kekejaman Rezim Orde Baru yang selama 32 tahun di bawah kepemimpinan Soeharto selalu menggunakan cara-cara facis, intimidatif, manipulatif dan koruptif. ”Ternyata, setelah 16 tahun reformasi yang diperjuangkan para aktivis mahasiswa 1998, tidak membuat bangsa ini  lebih baik dan beradab” ujarnya.

Ditempat yang sama, Febby Lintang dengan tajam menyoroti  pemegang tampuk kekuasaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terindikasi lemah dan tidak netral dalam menghadapi kecurangan-kecurangan yang telah terjadi dalam Pemilu 2014 kali ini.

“Selain lalai, negara juga abai terhadap temuan-temuan kecurangan tersebut. Maka, tidak salah jika ada yang mengatakan di Pilpres 2014 ini SBY diduga kuat tidak netral karena memiliki kepentingan untuk “penyelamatan diri dan keluarganya” ujarnya.

Aktivis 98 lain, Satyo Komeng Purwanto menyatakan Pilpres 2014 telah membawa bangsa ini ke alam demokrasi yang semakin merusak tatanan nilai-nilai. Hanya karena rivalitas, fitnah terus dikembangkan demi menjatuhkan lawan main. Jika kondisi ini dibiarkan, tidak menutup kemungkinan kebangkitan orde baru dan fasisme tinggal menunggu waktu. Bentuk kecurangan yang dilakukan pasangan Capres No.1 merupakan noda besar dalam proses demokratisasi yang telah ditanamkan sejak Reformasi 1998.

”Pada gilirannya, secara alami terjadi pemilahan dengan garis demarkasi yang tegas antara yang pro militerisme dan fasisme dengan pro rakyat. Sehingga wacana pemberian gelar Pahlawan kepada Soeharto merupakan pengkhiatan terbesar bagi aktivis 1998 dan akan menjadi noda sejarah berikutnya,” ungkap Komeng.***

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

9 thoughts on “Aktifis 98 Indikasikan SBY Tidak Netral Hadapi Kecurangan Pemilu

  1. BC Lubas Jbk
    July 15, 2014 at 11:12 pm

    Mari bersatu utk bansa indonesia yg kita cintai ini ….. Nari kita lawan yg mencoba2 utk memecah belah bangsa kita ini …. Dengan mengeluarkan opini yg тι∂ααααααккк memancing emosi rakyat kita …..

  2. ferdinand+pandey
    July 16, 2014 at 1:05 am

    politikus orde baru sangat ketakutan alias panik akan terjadi perobahan di negara bangsa ini.Rupanya DPR buru2 mensahkan UU MD3 ini sehari sebelum diadakan pilpres kemarin dengan maksud supaya apa yang mereka lakukan tidak ketahuan karena semua orang lagi fokus pilpres(mental maling).Sehingga sangat ketahuan bahwa DPR ini sangat licik menipu rakyatnya sendiri.Yang jelas manuver mereka ini,bertentangan dengan fungsinya sebagai DPR yaitu seharusnya menegakkan Hukum Demokrasi dimana semua orang tanpa melihat status sosial siapapun dia harus diperlakukan sama dan setara dihadapan Hukum.Tetapi justru para politikus tersebut memanfaatkan kepercayaan rakyat dengan membuat undang2 supaya mereka bisa lolos/kebal dari tuntutan Hukum apabila mereka melakukan kejahatan.
    DPD Akan Gugat UU MD3 ke Mahkamah Konstitusi
    nasional.kompas.com
    Dewan Perwakilan Daerah (DPD) akan menggugat Undang-undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3) ke Mahkamah Konstitusi.

  3. james
    July 16, 2014 at 1:32 am

    si SBY sih gak bisa diandalkan disegala bidang, 10 tahun menjabat Presiden RI, gak ada Perubahan untuk Bangsa Indonesia !!! Kelakukan sekarang DPR Tambah Enak Korupsi karena UU MD3 itu, memang semua Pejabat Pemerintahan yang sekarang ini pandai main Sandiwara agar Korupsi dapat Berjalan Lancar Terus di Bumi Indonesia ini tanpa dapat diGugat secara Hukum !!! Indonesia hebat dan Merdeka untuk Para Koruptor !!!

Leave a Reply to james Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *