Ahok vs Lulung? Gak Seimbang!


Membaca berita mengenai konflik antara Ahok dengan Lulung terkadang membuat saya tertawa.

Masalah diawali dengan perkataan Ahok bahwa ada oknum yang bermain di balik PKL tanah abang. Lulung langsung tersinggung dan menuding bahwa Ahok perlu memeriksakan kesehatan jiwanya.

Ini sebenarnya agak lucu. Pada saat Ahok melontarkan tudingannya, sebenarnya hampir tidak ada yang tahu siapakah oknum tersebut. Kita bahkan tidak tahu apakah Ahok sebenarnya mengetahui siapakah oknum yang dimaksud tersebut. Namun kemudian di antara anggota-anggota DPRD, muncul seorang Lulung yang langsung tersinggung dan bersuara lantang. Dari sanalah publik kemudian menemukan latar belakang Lulung, bahwa dirinyalah seorang “penguasa” tanah abang.

Lucu! Ahok sama sekali tidak menyebutkan siapakah “si pelaku”, namun si pelaku itu sendiri yang mengeluarkan batang hidungnya ke hadapan publik. Seakan-akan terang-terangan mengaku pada publik bahwa dirinyalah “oknum” tersebut. Kalau memang Lulung tidak bersalah, kalau memang selama ini ia melakukan hal yang benar, seharusnya ia tidak perlu marah. Seharusnya ia bisa membantu program Ahok untuk membereskan masalah PKL tanah abang, dan membantu mencari siapakah “oknum” yang bersalah tersebut.

Kalau diingat ke belakang, sebenarnya bukan kali ini saja Ahok ditentang oleh oknum tertentu. Sebelumnya, juga pernah ada oknum lain yang melawan, yaitu Lurah Warakas. Belakangan ketahuan bahwa ternyata lurah warakas tersebut melawan karena ia menyewakan rusun, ia marah karena rusunnya diambil pemprov. Ia pun menggerakkan “pasukan nasi bungkus” untuk mendemo Ahok.

Yang terjadi kali inipun cukup mirip. Ahok didemo kelompok yang menamakan diri “Rajjam Ahok”. Tidak hanya itu, PPP pun juga ikut melawan Ahok. Namun yang menarik dan patut dicermati adalah kata-kata mereka “bukan menentang program Ahok mengenai tanah abang, tapi mempermasalahkan kata-katanya yang selalu kontroversial”. Siapa yang merasa sakit hati akibat kata-kata kontroversial Ahok? Hanya 1 orang, yaitu Lulung. Lantas PPP langsung bergerak demi membela sakit hati 1 orang itu saja?  Sekarang jadi patut dipertanyakan, sebenarnya PPP ini membela kepentingan rakyat atau membela kepentingan oknum/pribadi tertentu? Partai politik tentu seharusnya menyuarakan kepentingan rakyat, bukan kepentingan pribadi. Saya merasa PPP sudah bertindak sangat bodoh dengan ikut-ikutan menentang Ahok.

Jika melihat dukungan rakyat kepada Ahok, seharusnya bukan perkara sulit bagi Ahok untuk melakukan pembalasan. Ia akan bisa dengan mudah menggerakkan “pasukan balasan” untuk mendemo kantor Lulung. Namun yang saya salut adalah Ahok tidak melakukan hal tersebut!

Seharusnya semua pihak; PPP, Lulung, kelompok Rajjam Ahok; melihat bahwa pokok permasalahan di sini adalah masalah kemacetan yang ditimbulkan PKL. Itulah permasalahan sebenarnya yang menyangkut kepentingan banyak orang, kepentingan rakyat; namun mereka lebih suka mengurusi urusan 1-2 kalimat AHok yang dianggap kontroversial dan membuat sakit hati SATU orang. Sekali lagi, SATU ORANG, tidak lebih dan tidak kurang. Sepertinya mereka lebih suka membela satu orang yang berbuat salah daripada membela ribuan atau jutaan rakyat tak bersalah yang terkena kemacetan di daerah tanah abang setiap harinya.

Dalam perkara ini, Ahok mempunyai hak sebagai wakil gubernur, beliau juga didukung perda tentang PKL. Jika Ahok mau lebih “kejam” lagi, ia bisa memidanakan Lulung maupun para PKL. Dan menarik juga melihat sikap Jokowi yang masih cenderung adem ayem namun sebenarnya ia pernah berpengalaman memenjarakan 4 PKL di Solo. Kalau pihak Lulung masih terus melawan, tinggal kita tunggu saja tanggal mainnya. Jokowi pasti akan menghentikan sikap adem-ayemnya melakukan tindakan tegas, dan Ahok juga akan melakukan tindakan lebih tegas lagi!

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

496 thoughts on “Ahok vs Lulung? Gak Seimbang!

  1. mohamad aris
    October 26, 2014 at 5:38 pm

    Sesama anak negeri gak usah saling caci maki. Tunjukkan perilaku santun memimpin negeri biar rakyat yang menilai nanti. H lulung berjuang untuk anak negeri yang terpinggirkan namanya pedagang kaki lima . Yang gak bisa jualan dalam pasar. Kita semua tahu kalau ada tokonya temannya ahok pasti di depannya ada warung pkl. teman2 ahok gak usah marah ama pkl. Itung2 amal bagi rezeki ama orang kecil. ahok gak usah busung dada sok jagoan nantang preman segala. Banyak shok yang lain juga memanfaatkan preman untuk kepentingannya. H. Ulung simpati ama anak negeri warga jakarta yang jadi pkl mencari sesuap nasi menyambung hidup di ibukota biar bisa buka lapak jualan di depan tokonya teman2nya ahok. Kalau teman2 h lulung di ppp demo si ahok karena ucapan dan tingkah lakunya. Teman 2 si ahok gak usah ngohok kata orang sunda ma. Itu bagian dari menyuarakan demokrasi. Rakyat kecil bisanya teriak doang untuk menuntut haknya. Si pejabat ahok dengan seenaknya bisa mengusir paksa ama alat berat meratakan lapak2 si kecil warga jakarta. Emangnya jakarta ini hanya warisannya engkong lu. Kalau pejabat jadi penjahat sengsara tuh rakyat. H. Lulung dan ppp nya terus aja berjuang di dewan untuk bela rakyat kecil jakarta. Jokowi RI 1 yes. Ahok Jakarta 1 No. Jangan salah pilih lagi. Arek PPP Suroboyo.

  2. James
    October 26, 2014 at 11:33 pm

    jangan salah PKL juga Merugikan Masyarakat Lainnya yang Pemakai Jalan jangan di Blokir dong oleh PKL, mau jadi Pedagang jadilah Pedagang yang tahu Sopan Santung, jangan membuar Jakarta MACET BANJIR melulu, dibentak Wakil Gubernur Ahok malah semua berteriak secara Rasis dan Demo Liar !!! edeuk jadi Bangsa Naon atuh Indonesia teh ??? itu bahasa Sundanya, jadi sebagai Warga Indonesia yang Baik harus juga Mentaati Peraturan Negara Peraturan Umum dan Nyaho Diri, bukan berarti kalau PKL itu dapat seenak perutnya saja, namanay saja PKL = Pedagang Kaki Liar, buat apa ada Gubernur dan ada Pemerintahan kalau Warga Tidak Mau Mentaati Peraturan Negara sendiri, hidup saja di Hutan Rimba sono atau ditengah Padang Pasir sono, jadi gak ada Peraturan seperti di Kota, apa lagi kalau bersifat RASIS, Indonesia jauh untuk MAJU kalau terus menerus RASIS !!! lihat dan tilik Negara lain tuh, contoh paling Dekat saja mengapa Malaysia dapat lebih Maju dari Indonesia karena Pejabatnya beraneka Ragam Ethnisnya, bagaimana Singapore ??? bagaimana Amerika ???

  3. arief borneo
    March 19, 2015 at 9:23 am

    Urusan keyakinan gua beda dgn ahok, tp urusan bela negara demi ahok aq siap jihad….orang udah jelas ktahuan siapa yg salah dan yg benar…

Leave a Reply to arief borneo Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *