Ahmadiyah Dilarang Berhaji ke Mekah


Pemerintah Arab Saudi telah lama melarang jemaat Ahmadiyah menunaikan ibadah haji ke Mekah. Karena itu, tak ada alasan lagi bagi pemerintah untuk menunda pembubaran Ahmadiyah.

Sebab, apabila hal itu tidak secepatnya dilakukan, akan makin memancing keresahan umat Islam di Indonesia.
Demikian kumpulan pendapat Ketua MUI Umar Shihab pengurus MUI Jawa Tengah Ahmad Rofiq, dan pengamat sosial-politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) M Hisyam, yang disampaikan secara terpisah di Jakarta kemarin. Namun, mantan Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Amien Rais berpendapat bahwa Ahmadiyah tidak perlu dibubarkan.
Menurut Umar Shihab, sejauh ini Ahmadiyah telah menyinggung perasaan umat Islam. Karena itu, Pemerintah Arab Saudi telah lama melarang mereka berhaji. “Jika dibiarkan berlarut-larut, bisa menimbulkan gejolak berkepanjangan,” katanya di sela-sela menghadiri Musda VIII MUI Jawa Tengah di Semarang, Sabtu (19/2) malam.
Dia mengemukakan, Ahmadiyah bukan ajaran Islam. Sebab, Ahmadiyah mengakui adanya nabi setelah Nabi Muhammad Saw. Untuk itulah, ajaran tersebut bisa dikategorikan sesat. Dari kacamata MUI, menurut dia, penyelesaian terbaik dalam masalah Ahmadiyah adalah sebagaimana yang diamanatkan UU Nomor 1/1965 tentang Penodaan Agama. “Dengan membubarkan Ahmadiyah melalui keputusan presiden,” katanya.
Hanya saja, menurut Umar, sejauh ini pemerintah tidak memiliki keberanian melakukan langkah tersebut. Ketidaktegasan itulah yang mendorong umat menjadi tidak sabar sehingga memunculkan sikap main hakim sendiri.
Sementara itu, Ketua Panitia Musda MUI Jateng Ahmad Rofiq menyebutkan, dalam musda juga akan dibahas berbagai kasus kerusuhan yang bersinggungan dengan agama. “Persoalan konflik horizontal, kerusuhan, dan kecenderungan orang gampang marah secara berjamaah, juga akan dibahas termasuk latar belakang dan cara mengatasinya,” katanya.
Sementara itu, penolakan terhadap jemaat Ahmadiyah juga diserukan sejak lama oleh Pemerintah Arab Saudi. Bahkan Arab Saudi melarang keras jemaat Ahmadiyah yang ingin berhaji ke Tanah Suci.
“Arab Saudi sejak lama menolak ajaran Ahmadiyah. Ahmadiyah dilarang keras pergi haji ke sana,” ujar pengamat sejarah Islam LIPI, M Hisyam.
Menurut Hisyam, Ahmadiyah dianggap oleh Pemerintah Arab Saudi telah menyimpang karena menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi. Hal ini dipandang keluar dari konteks akidah Islam, sehingga Ahmadiyah oleh Pemerintah Arab Saudi digolongkan tidak termasuk Islam.
“Karena bukan Islam, maka Ahmadiyah dilarang berhaji. Haji itu kan rukun Islam, kalau bukan Islam, tidak perlu. Ini landasan Saudi melarang Ahmadiyah,” katanya.
Bahkan, menurut dia, setiap negara yang ingin mengirimkan warga negara untuk berhaji harus menyertakan sertifikat bahwa warga negara yang bersangkutan bukan jemaat Ahmadiyah. Hal ini seperti yang diterapkan di negara Belanda.
“Di Belanda, warga yang ingin berhaji harus ada sertifikat bukan Ahmadiyah. Tanpa itu, tidak akan bisa berangkat haji,” kata pria yang pernah berhaji dari Belanda ini.
Ketentuan serupa juga terjadi di Indonesia, di mana setiap orang yang berhaji harus dipastikan bukan jemaat Ahmadiyah. Apabila tidak demikian, Saudi tidak akan menerima jemaah yang akan naik haji.
“Tapi, kalau untuk Indonesia, saya kurang paham bagaimana implementasi dari larangan ini. Tapi, seluruh dunia mendapatkan larangan yang sama dari Pemerintah Saudi bahwa jemaat Ahmadiyah dilarang berhaji,” ucapnya.
Di lain pihak, mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amien Rais mengatakan, mengatasi persoalan Ahmadiyah, pemerintah tak perlu membubarkan organisasi tersebut, tetapi membatasi pergerakan di kehidupan bermasyarakat atau dikucilkan saja.
“Ahmadiyah memang menyesatkan, tapi mereka juga mempunyai hak hidup dan harus dibubarkan jika bertindak makar terhadap negara, bukan karena meyakini ada nabi terakhir yang lain,” katanya usai acara pelantikan pengurus Muhammadiyah dan Aisyiyah Kota Semarang di Aula Rumah Sakit Roemani, Semarang.
Amien Rais menyatakan, jika Ahmadiyah dibubarkan, dikhawatirkan tangan pemerintah akan menjadi gatal dan imbasnya, sejumlah kelompok lain pun terancam dibubarkan atas dorongan dari beberapa masyarakat. Sejak dulu jemaat Ahmadiyah diketahui tidak pernah bertindak agresif. Bahkan komunitas itu cenderung memilih bertahan serta hanya berputar di komunitas mereka saja.
Terkait dengan penyerangan jemaat Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten, Amien menduga ada oknum yang melakukan suatu rekayasa politik dan kepolisian secepatnya harus mengusut tuntas sesuai dengan hukum yang berlaku.
“Hasil penyelidikan polisi harus dipaparkan ke seluruh masyarakat sehingga tidak ada saling curiga,” ujar mantan Ketua MPR tersebut.

Terkait isu revolusi yang sempat dilontarkan salah satu ormas Islam, Amien Rais menyatakan rakyat Indonesia tidak perlu melakukan revolusi seperti halnya di Mesir. “Revolusi harus disertai konsep yang jelas. Jika hanya berorientasi pada penggulingan kepala pemerintahan, revolusi tersebut tidak ada artinya. Saat ini di Indonesia belum perlu ada revolusi,” kata Amien Rais.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *