Kemping ke Barat Amrik # 7


Kamis, 30 Mei, 2013

Bryce Canyon National Park adalah cagar terkecil dari seluruh National
Park USA, putus dibandingkan Yosemite atau Yellowstone tapi kata supir
shuttle bis merangkap tour guide, salah satu yang terindah. Kami baru
akan ke Yosemite meski sudah ke Yellowstone. Ya, Bryce lebih spektakuler
dibandingkan Yellowstone. Mirip Zhangjiajie bila Anda pernah kesitu
tapi lain keindahannya. Saya memilih Bryce sebagai lebih mentereng
dibandingkan cagar di Tiongkok itu. Kalau hanya punya 1 opsi, saya akan
pergi ke Bryce. Mengapa? Sebab pemandangan jurang dengan batu karang
yang tererosi itu puluhan kilometer jauhnya seluas-luas mata memandang,
180 derajat ke kiri ke kanan, ratusan meter ke bawah. Zhangjiajie tidak
memperlihatkan pemandangan seperti itu, seceplik seceplik meski tetap
indah rupawati, esai kata anak Hokkien :-).

Alkisah selama 60 juta tahun, dari mulai 144 juta tahun lalu di periode
Cretaceous kalau Anda tukang isi teka-teki silang alias otakmu penuh
dengan data, terbentuklah bebatuan Bryce hasil endapan karang karena
di saat itu daerah ini adalah lautan yang lama kelamaan menyusut airnya.
Selama 20 juta tahun berikutnya, sungai-sungai dan danau purba mengerosi
bebatuan itu sehingga terbentuk apa yang kita bisa lihat di tahun 2013.
Sama seperti terjadinya Rocky Mountains, tenaga bumi yang mendorong
sehingga terjadi sang pegunungan, membuat formasi batu karang tererosi
itu menjadi jurang disana-sini. Itulah Bryce Canyon. “Bagusan mana dari
Grand Canyon Bang Jeha,” tanya si Badu yang cuma mau dibayari mertuanya
pergi ke satu jurang di Amrik :-). Lain Du, kalau ente kaga bisa kelesin
mertuamu untuk (sudah dekat pan) kesitu juga, saya akan pilih Grand
Canyon karena mertuamu bisa lebih pamer, bayarin mantunya kesitu :-).

Sama seperti ke Grand Canyon, kami dipandu oleh Benny dari Somali Travel
sebab ia sudah membaca-baca cukup banyak dan menghapalkan tempat-tempat
mana yang patut dikunjungi. Pendaftaran kemping trip ke Eropa bersama
JHO dan SOTravel tak lama lagi akan dibuka :-). Kami naik mobil dhewek
dulu mengunjungi beberapa ‘lookout point’ untuk ber-tsk-tsk-tsk dan
mereka yang percaya Tuhan kemungkinan berdoa mengucapkan trims berat
boleh menikmati karyaNya yang seindah Bryce Canyon. Kami lalu menuju
tempat bernama Bryce Point untuk mulai hiking sekitar 3 km sepanjang
tepi jurang. Hiking trailnya ga parah, turun naiknya masuk akal dan juga
disana-sini kami bisa berteduh mengaso di bawah pohon cemara. Sekitar
satu setengah jam hiking dan motret, kami tiba di Sunset Point. Dari
situ kami mencar, yang masih muda alias keluarga Benny hiking ke bawah
jurang, turun sekitar 150an meter selama 1.5 jam ekstra. Tujuan mereka
melihat bebatuan yang disebut “Wall Street” karena berbentuk bongkahan
tinggi-tinggi, mirip gedung pencakar langit di daerah kota New York itu.
Kita nantikan foto-foto mereka dari “Wall Street”nya Bryce Canyon.

Saya dan nyonya milih naik shuttle bus kepunyaan cagar dan kelilingan
sambil didongengi supir bis mengenai apa-apa yang kami lihat sepanjang
jalan. Misalnya ada 200an jenis burung di cagar ini, pantesan pagi-pagi
begitu terang tanah, ribut banget suara kicauan mereka. Ada sejenis
pelanduk, eh kancil bernama pronghorn yang kami temui dan si supir
tunjukin. Kata dia, itu binatang tercepat kedua dalam berlari di Planit
Bumi, bisa 50 miles per jam, cuma kalah dari cheetah. Kalau info ini
eror, salahkan si supir :-), saya cuma membeo. Supir jualan juga, kasih
tahu dimana tempat bisa beli bir, bisa syoping dan beli makanan. Eniwe,
kemping di USA ini murah meriah banget dibandingkan di Kanada! Satu
campsite cuma 18$ per hari, mana ada lagi cagar alam di Kanada bertarip
segitu. Interior camping saja sudah kudu bayar 10$ per orang per malam.
Di Amrik, interior camping cuma bayar sekali ongkos masuknya, tak
perduli kau mau camping semalam atau setahun, sama biayanya. Hidup Linda
Ronstadt dan Joan Baez, dua penyanyi Amrik kedemenanku sebab kalau Obama
pasti ada yang marah dihidupi :-). Sama seperti kalau kita bilang hidup
SBY, pasti Frans Von Magnis kurang suka :-), becanda Romo.

Seperti sudah saya singgung di tayangan terdahulu, ibuk-ibuk isteri kami
memang isteri teladan. Meski setengah teler habis hiking, begitu pulang
ke campsite, mereka langsung masak nasi dan menyiapkan Soto Betawi.
Fenomena atau adegan yang sama terjadi lagi seperti ketika mereka masak
di food shelter di Denali Park. Lantaran beruang bebas berkeliaran
disitu, lah kampung mereka, maka kami harus masak di food shelter dimana
makanan dan perabotannya juga harus kami simpan disitu. Soalnya beruang
cium Soto Betawi, sekampung mereka akan datang dan minta bagian :-).
Satu nyonya bule tetangga di sebelah campsite kami juga menghampiri
kedua chef kami dan memuji harumnya masakan mereka, yang terbawa angin
sampai ke sebelah. Untunglah tak ada beruang di daerah campground, hanya
ada di interior camping cagar ini. Kalau tidak ‘bear spray’ harus
kuberikan lagi ke Benny dan Janti sebab mereka masih muda. Kami manula
diserang dimakan beruang, ya rela dah kalau sudah melihat keindahan alam
seperti di Bryce Canyon ini, ihik ihik :-).
… (bersambung) …

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *