Janji Demokrat Pulangkan Nazaruddin Diragukan


Partai Demokrat (PD) diminta konsisten atas sikapnya terkait mantan bendahara umumnya, Muhammad Nazaruddin. Partai yang dibentuk SBY ini pernah menjamin kepulangan Nazaruddin dari Singapura untuk memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), namun hingga kini janji itu tak terbukti.

”Partai Demokrat harus konsisten dengan sikapnya, jangan hanya janji palsu,” kata peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Tama S Langkun, Rabu (22/6).
Ketika Nazaruddin pergi ke Singapura, para politikus PD ramai-ramai menjamin Nazaruddin akan kembali seandainya surat panggilan dari KPK datang. Namun, hingga 3 kali panggilan yang bersangkutan tak juga datang.
”Jaminan dan sikap PD yang katanya pro pemberantasan korupsi perlu dipertanyakan,” katanya.

Apalagi Nazaruddin kini malah menohok kawan sendiri. Dari Singapura dia melempar bola panas menyangkut kolega partainya. ”Demokrat harus serius pulangkan Nazaruddin, dukung penuh upaya hukumnya,” kata Tama S Langkun.

Menurut dia, Demokrat tahu bagaimana persisnya keterlibatan kadernya di kasus Kemenpora, mengingat Nazaruddin dan beberapa kader partai lainnya sudah diperiksa tim investigasi PD. ”Bila PD mendiamkan Nazaruddin sama saja memelihara anak harimau. Tentu PD harus membantu proses hukum yang dilakukan KPK, tidak bisa diam saja. Kalau diam tentu patut dicurigai ada sesuatu,” tegasnya.

Sebagaimana diketahui, Nazaruddin berada di Singapura sejak 23 Mei 2011, atau sehari sebelum dicegah ke luar negeri atas permintaan KPK. Mantan Bendahara Umum PD itu sudah 3 kali mangkir dari panggilan KPK untuk menjalani pemeriksaan terkait kasus Kemendiknas dan Kemenpora, dengan alasan sakit. KPK berencana melakukan penjemputan paksa. Namun, hingga kemarin KPK belum menentukan penjemputan paksa tersebut.

Meski mengaku dalam kondisi sakit, dari ’’persembunyiannya’’ di Singapura, Nazaruddin berulangkali melempar bola panas, khususnya terhadap para elite Partai Demokrat. ”Saya akan buka semua proyek di Kemenpora yang direkayasa Komisi X DPR, Angelina, Wayan Koster, dan Mirwan Amir, dan Menterinya Andi Mallarangeng, soal pembangunan stadion di Palembang dan pembangunan stadion di Ambalang”. Demikian pesan BlackBerry Messenger (BBM), yang dikabarkan dari Nazaruddin.

Masih Yakin

Sementara itu, PD masih meyakini mantan bendahara umumnya, Muhammad Nazaruddin, akan pulang ke Indonesia. Meskipun dia terus melempar tudingan terhadap sejumlah politikus senior PD dan sengaja menghindari proses hukum.

”Nazaruddin masih dalam perawatan dokter, tapi nanti kalau sudah selesai dia akan kembali. Saya masih yakin selama KPK menangani masalah dia dengan profesional, dia akan pulang ke Indonesia,” kata Ketua Departemen Kominfo PD, Ruhut Sitompul, Rabu (22/6).

Ruhut menuturkan, saat ini penanganan kasus Nazaruddin di KPK tanpa arah. Dia mencontohkan surat pencekalan yang turun sebelum Nazaruddin menjadi tersangka.

Menyangkut bola panas dari Nazaruddin, Ruhut mengimbau agar semua pihak di internal PD tidak kebakaran jenggot. Utamanya jika memang tidak melakukan apa yang dituduhkan Nazaruddin. ”Saya rasa semua yang merasa bersih, tidak usah kebakaran jenggot,” katanya.

Anggota Dewan Pembina DPP Partai Demokrat, Hayono Isman berharap Nazaruddin dapat segera kembali ke Indonesia dan memenuhi panggilan KPK, guna memberikan penjelasan atas segala tuduhan yang membelitnya. ’’Pulanglah secara kesatria,’’ kata Hayono di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.

Mengenai rencana penjemputan paksa Nazaruddin oleh KPK, dia justru berharap agar rencana tersebut tidak direalisasikan. ’’Semua kader Demokrat diminta menghormati hukum, dalam konteks ini menghormati KPK,  sehingga tidak perlu ada pemanggilan paksa,’’ katanya.

Hayono menjelaskan, penjemputan paksa itu bukanlah perkara mudah. Sebab, harus melakukan koordinasi dengan pemerintah negara dimana orang yang akan dijemput itu berada.

’’Penjemputan paksa oleh aparat hukum harus bekerjasama dengan pemerintah Singapura. Tidak bisa kita nyelonong begitu saja, harus ada koordinasi,’’ jelas Wakil Ketua Komisi I DPR tersebut.

Sementara itu, Ketua Umum DPP PD, Anas Urbaningrum enggan mengomentari serangan Nazaruddin melalui BBM. ’’Itu adalah peristiwa hukum, maka kita serahkan pada hukum dan aparat hukum agar bekerja dan bertindak dengan profesional,’’ katanya.

Meski kini beredar BBM yang diyakini dari Nazaruddin, penyidik Bereskrim Polri masih menyelidiki SMS gelap dari nomor +65843939** yang mengatasnamakan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazarudin, yang beredar sebelumnya. Pesan pendek tersebut berisi ancaman dan tuduhan terhadap sejumlah elite Partai Demokrat, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Penyidik telah mendapatkan data-data yang dicari, namun belum mengetahui siapa pengirimnya.

’’Penyidik telah mendapatkan data-data yang diperlukan, namun masih melakukan pendalaman data-data tersebut. Apa maksud dan siapa pengirimnya,’’ kata Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Ito Sumardi, Rabu (22/6)

Menurut dia, penyidik telah bekerjasama dengan polisi Singapura untuk menelusuri pengirim pesan pendek tersebut. ’’Memang nomor yang digunakan dari luar negeri dan diperkirakan dikirim dari luar,’’ tambahnya.

Komjen Ito mengatakan, tidak mudah melacak pengirim pertama pesan pendek tersebut, kendati nomor pengirim sudah terlacak. ’’Nomor itu bisa dibeli siapa saja dan bisa digunakan oleh siapa saja, perlu penguraian hubungan antara penelepon.’’

Seperti diberitakan, polisi telah mengambil data telepon dari sejumlah orang yang menerima pesan pendek tersebut, di antaranya data telepon genggam milik politikus Partai Golkar Indra J Piliang. Dari nomor penerima, polisi berupaya menelusuri sumber pengirim pesan singkat itu

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *