Hati Bodhisatva
(oleh: Setia Widjaja)

Saya yakin banyak orang baik di dunia ini.
Saya kenal dekat seorang sahabat senior yang sejak awal pandemi sudah rutin membagi makanan kepada perawat dan dokter di Wisma Atlet, driver ojek online serta kalangan masyarakat lain. Ada sosok Bapak Arifin Tanzil, ketua yayasan Vihara Dharma Jaya Toasebio Jakarta yang memberikan katering covid untuk pasien dan anggota keluarga yang serumah, konsultasi online gratis, rapid antigen gratis, peminjaman oksimeter dan tabung oksigen untuk area Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Ada lagi sosok Ibu Wenny Lo beserta organisasi Wandani yang komplit memberikan all-in-one service, dari pemberian makanan untuk pasien isoman (isolasi mandiri), peminjaman oximeter, peminjaman tabung oksigen, telemedicine, dan telekonseling. Dan, hebatnya Wenny Lo dan Wandani (Wanita Theravada Indonesia) tidak hanya melayani untuk daerah Jakarta, melainkan juga Jawa Tengah, Lombok, dan Toli-Toli. Wenny Lo dalam ungkapan hatinya di media sosial Wandani mengemukakan bahwa semua rasa capek dan ngantuk hilang apabila bisa membantu meringankan penderitaan para sahabat di manapun berada …Luar biasa. Yang paling saya kagumi, adalah sosok Ibu Funnywati Sucipto dengan Yayasan Dana Berkah Utama. Funnywati lebih dikenal di medsos sebagai pemilik Pempek Funny. Sudah bertahun-tahun lamanya, Pempek Funny rutin menolong pasien yang tidak mampu. Belakangan sejak tahun 2019 ia merambah bidang kebajikannya dengan Ambulance Funny dengan hotline 24 jam. Sejak pandemi covid, pempek Funny tidak hanya berdana kepada individu tetapi juga berdana tabung oksigen dan isi tidak hanya satuan, puluhan, melainkan ratusan isi tabung oksigen ke rumah sakit rujukan covid. Sungguh luar biasa. Saat saya menghubungi Bhante Saddhanyano, Beliau berpendapat bahwa sebenarnya banyak umat Buddha yang berhati Bodhisattva. Mereka semua dengan tulus menjadi relawan. “Banyak relawan yang rela tidak dibayar. Mereka tidak dibayar bukan karena tidak berharga, tapi kebajikannya tidak ternilai. Mereka mengerti bahwa bekerja dengan rela dan tulus ikhlas adalah sangat tidak ternilai. Sehingga bukan materi yang menjadi ukurannya, akan tetapi kepuasan hati dan kebahagiaan batin karena dapat menolong yang lain” ucap Bhante Saddhanyano. Dan tentunya masih banyak nama harum para leader organisasi sosial lainnya yang menggerakan organisasinya untuk misi kemanusiaan. Atau pun individu yang “berhati Bodhisatva” yang berdana dalam senyap tanpa berita tanpa nama.
Sungguh full inspirasi…
Amitoufo…Amitoufo… Amitoufo…
===
Quote Wisdom tentang “Bodhisatva” dari para Guru yang saya hormati…
Siapa yg meringankan penderitaan dan kesukaran orang lain adalah seorang Bodhisattva …(Master Hsing Yun)
“A Bodhisatva is some one who likes to help another people. If you help others, then you are Bodhisatva. If I help others, then I am a Bodhisatva” (Master Hsuan Hua. Sumber buku Venerable Master Hua’s Dharma Propagation in Southern California page 92)
Bodhisattva adalah mereka yang mau dan rela mengorbankan semua yang dimiliki, demi semua makhluk tanpa ada keterikatan imbalan, budi, nama, pangkat….
Semua yang dilakukan dengan penuh kerelaan dan paramita ……(Bhiksu Xue Hua)
“Jaya, sukses, sehat dan bahagia selalu bagi orang yang memanfaatkan hidupnya bagi kebahagiaan orang lain, apalagi yang membangkitkan BodhiCitta”
(Bhiksuni Guna Sasana)















