FS untuk Perencanaan Proyek CBL Harus Accountable
dilaporkan: Setiawan Liu

Sistem transportasi kanal dengan kondisi existing yakni CBL diyakini efektif mengurangi beban arus logistik terutama dari Tanjung Priok ke kawasan industry di bagian timur Jakarta sampai ke beberapa daerah di Jawa Tengah. Arus kendaraan logistik tidak lagi hanya mengandalkan sistem transportasi darat, tetapi memanfaatkan kanal existing yang akan dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). “Pemerintah, KPPIP (komite percepatan penyediaan infrastruktur prioritas) pasti sudah punya hitung-hitungan (proyek). Hasilnya harus dibarengi dengan jaminan, terutama biaya arus barang yang semakin murah. Jangan sebaliknya, ongkos produksi dibebankan kepada produsen, eksportir di kawasan industry. Terlalu naif,” kata Paulis.
Moda transportasi lain sangat dibutuhkan termasuk perairan (kanal), kereta api. Double track (jalur ganda) kereta api Jakarta – Cilegon (Provinsi Banten) bahkan sampai Surabaya sudah dibangun. Sehingga, semua moda transportasi secara simultan akan mengurangi transportasi darat terutama kendaraan truck, container. Skema penganggaran melalui APBN bernilai investasi Rp 3,4 triliun dan melalui penugasan BUMN yakni PT Pelabuhan Indonesia/Pelindo II. Begitu CBL (inland waterways) terealisasi, ongkos produksi harus lebih rendah. “Daya saing industry harus meningkat dengan CBL. Jangan sampai, ongkos produksi semakin membebani produsen di Cikarang,” kata Paulis. (SL/IM)















