34 Peserta AOICSBS Simak Penanganan Paediatric di Indonesia
dilaporkan: Liu Setiawan
Banten, 13 Juni 2024/Indonesia Media – 34 negara yang menghadiri Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (PERSPEBSI) ke-28 dan Asian-Oceanian International Congress on Skull Base Surgery (AOICSBS) ke-16 di ICE BSD Tangerang Selatan (Tangsel) Banten sempat menyimak kondisi dan upaya penanganan paediatric di Indonesia, terutama masih munculnya kasus langka pada anak-anak di Indonesia. “Beberapa peserta kongres (AOICSBS) dari luar negeri mau lihat langsung kondisi di Indonesia. Kasus paediatric (pada anak-anak) di luar negeri sudah berkurang, mungkin karena public health system nya sudah lebih baik dibanding Indonesia,” Ketua PERSPEBSI cabang Banten, Prof. Satyanegara mengatakan kepada Redaksi.
PIT ke-28 dan AOICSBS ke-16 adalah acara yang sangat dinanti dalam kalender medis regional. Kedua acara ini menyatukan para profesional, ahli bedah saraf, dan peneliti terkemuka. Sebagai platform dalam bidangnya, Pertemuan ilmiah tahunan PERSPEBSI telah menjadi ajang yang sangat dihormati bagi para praktisi medis dan peneliti untuk berbagi pengetahuan terbaru, teknik bedah inovatif, dan temuan penelitian terbaru dalam ilmu bedah saraf. “Untuk peserta (kongres AOICSBS) dari luar negeri, mungkin pernah baca mengenai paediatric di buku, tapi belum pernah lihat langsung. Kesempatan, ketika mereka hadir di ICE BSD, bisa melihat langsung dan ikut workshop,” kata ketua Wali Amanat FK di President University.
AOICSBS sangat penting bagi para profesional di wilayah Asia-Oceanian untuk memperdalam pemahaman mereka. Melalui sesi-sesi ilmiah, lokakarya, dan diskusi panel yang beragam, acara ini bertujuan untuk mendorong kolaborasi lintas disiplin, memperkuat jaringan profesional, dan meningkatkan standar praktik klinis dalam penanganan kasus-kasus bedah saraf yang kompleks. Dengan tema-tema yang relevan dan aktual, PIT ke-28 dan AOICSBS ke-16 memberikan kontribusi besar dalam kemajuan ilmu bedah saraf serta perbaikan hasil klinis bagi pasien-pasien di wilayah Indonesia khususnya dan di seluruh dunia pada umumnya. “para guru besar (ilmu bedah saraf) yang datang ke kongres, sebagian memberi workshop. Banyak orang Indonesia belajar ke luar negeri. Sebaliknya, ketika mereka (guru-guru besar) ikut kongres AOICSBS, mereka belajar dan melihat langsung kondisi paediatric. mereka tertarik mengamati, mau mengajarkan kepada para mahasiswanya. Para peserta kongres juga kesempatan diskusi langsung dengan para ahli bedah Indonesia. setiap kali kita menghadiri kongres internasional, biasanya selain temu kangen, kami juga mendengar berbagai pengalaman baru, teknik baru, alat kesehatan baru dan high-tech,” kata Prof. Satyanegara saat ditemui di ruang kerjanya di Rumah Sakit Satya Negara (RSSN) Sunter. (LS/IM)