Kesempatan dan peluang investor Malaysia di sektor perkebunan kelapa sawit di Indonesia masih sangat tinggi, mengingat kondisi geografis kedua negara berdekatan dan bertetangga. Alternatif selain investasi, pengusaha Malaysia bisa menyerap TKI (tenaga kerja Indonesia) secara maksimal. “Tapi kami berharap, TKI punya barganing position (posisi tawar) yang lebih kuat. Misalkan TKI bisa bekerja dengan aman, dan fasilitas yang lebih baik,” Iftida Yasar, Wakil Sekjen Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia) mengatakan kepada Harian Nusantara (17/4).
Peluang investasi kelapa sawit harus dipertajam. Salah satu upaya, perjanjian kerjasama dalam konteks Mutual Recognition Agreement (MRA) bisa mendorong peningkatan kompetensi TKI. Penerapan MRA, salah satunya persyaratan sertifikasi kompetensi kerja yang diakui di kawasan regional Asia Tenggara, ASEAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 membuka peluang dan keterlibatan pekerja di 12 sektor. Dampaknya, pasar di setiap negara anggota ASEAN bisa bebas melibatkan, menyertakan pekerja dari luar negeri. Ke-12 sektor tersebut terdiri dari lima sektor jasa dan tujuh perdagangan/industri. “Untuk sektor jasa, ada free flow of human resources (liberalisasi sumber daya manusia). Sehingga Apindo berharap, pekerja Indonesia tidak kalah ketika masuk pasar bebas ASEAN. Karena MEA sudah tidak lama lagi. Tapi kami melihat pemerintah masih belum bisa menerapkan standard kompetensi untuk persiapan pekerja Indonesia.”
Melihat hal tersebut, Apindo berharap perlunya seluruh pemangku kepentingan dan pemerintah menyempurnakan perjanjian kerjasama di sektor perkebunan kelapa sawit. Malaysia sudah berhasil membangun industri kelapa sawitnya. Tetapi orang Malaysia tidak ada yang mau bekerja di sektor perkebunan. Hal ini merupakan kesempatan bagi pekerja Indonesia. “Kita harus menajamkan kekuatan, potensi pekerja kita, setelah identifikasi peluang yang ada. Kami berharap, realisasi kerjasama Indonesia-Malaysia harus berbasis business to business (b to b), dan jangan government to government (G to G). Karena kalau G 2 G, jelimet.”
Konsekuensi dari perjanjian G 2 G, program sertifikasi kompetensi kurang efektif berjalan. Selama ini, sertifikasi yang diterbitkan kementerian atau lembaga pemerintah, banyak yang palsu. Pemerintah hanya mengatur kuota tenaga kerja asing untuk penempatan di luar negeri. “Mereka tidak mengurusi kompetensinya. Sehingga kami berharap, kerjasamanya bisa business to business, atau apindo to apindo, atau chamber to chamber. Prosesnya tidak jelimet. Kita bisa ambil proyek percontohan, misalkan melibatkan seribu tenaga kerja. Itu menjadi tanggung-jawab perusahaan, bukan pemerintah.”
Penajaman dan identifikasi potensi TKI untuk persiapan MEA 2015 sangat penting. Karena Indonesia selama ini lebih banyak mengandalkan low skill labor (tenaga kerja berketerampilan rendah). Penyerapan TKI di sektor perkebunan di Malaysia masih sangat tinggi. Kalau peluang ini tidak dimanfaatkan, pelaku usaha Malaysia bisa memanfaatkan pekerja dari Bangladesh. Selain itu, kondisi pekerjaan di Malaysia masih lebih baik ketimbang di Arab Saudi. Pemerintah Indonesia jangan hanya terus berkutat pada penempatan TKI untuk PRT (pembantu rumah tangga). Terutama penempatan TKI di Arab Saudi, kondisinya tidak lebih baik dibanding Malaysia, Taiwan, Hongkong. “Pemerintah juga nggak perlu lagi terlibat langsung untuk penempatan pekerja, pasca penerapan pasar bebas. Perusahaan yang bertanggung-jawab, sehingga pengurusan bisa lebih mudah dan efektif.”
Lima sektor jasa pada pasar bebas meliputi udara, e-ASEAN, pelayanan kesehatan, pariwisata dan jasa logistik. Sementara ketujuh sektor, antara lain perdagangan/industri atas produk berbasis pertanian, elektronik, perikanan, produk berbasis karet/kayu, tekstil, otomotif. Delapan bidang ketenaga-kerjaan meliputi insinyur, perawat, arsitek, tenaga survei, tenaga pariwisata, praktisi medis, dokter gigi dan akuntan. Kedelapan bidang tersebut sudah mencapai format MRA, yaitu sertifikasi kompetensi kerja dalam konteks kesepakatan multilateral. “Kalau mengenai skill berbahasa Inggris sebagai bahasa internasional, mungkin hanya bermasalahnya di dalam negeri. Tetapi kalau teknis pekerjaan, tanpa ada standard kompetensi yang disepakati bersama, semua orang (pekerja) bisa masuk. Pekerja Indonesia bisa kebingungan. Kita tidak bisa melarang orang Singapura, Filipina masuk ke sini. Dengan MRA, secara teknis ada kesepakatan untuk menyamakan standarisasi. Kita bisa dorong (kompetensi) SDM kita.”
MRA untuk standard kompetensi pekerja yang beresiko terhadap ketenaga-kerjaan Indonesia, misalkan teknisi AC, montir motor/mobil dan lain sebagainya. Kondisi di Indonesia, sebetulnya masih jauh dari harapan. Karena beberapa SMK (sekolah menengah kejuruan) lebih didominasi program administrasi perkantoran. Padahal industri dalam negeri lebih banyak membutuhkan lulusan SMK dengan skill seperti montir, teknisi dan lain sebagainya. “Berapa banyak perusahaan atau industri yang butuh karyawan administrasi?, sedikit sekali. Tapi kita sangat butuh teknisi, montir. Apindo juga berharap, pemerintah terutama Kementerian Pendidikan untuk tahu kebutuhan riil (lulusan SMK).”
Apindo juga melihat perlunya penambahan SMK untuk jurusan pertanian, budidaya perikanan dan lain sebagainya. Karena melihat negara perdagangan Indonesia, importasi produk hortikultura terus meningkat. Nilai impor hortikultura sudah mencapai triliun-an rupiah. Indonesia harus belajar pembangunan industri hortikultura di Thailand. “Mereka menerapkan one village, one product. Artinya, satu desa untuk satu jenis produk. Desa A, hanya diisi perkebunan, pertanian cabe. Desa B, untuk perkebunan kentang dan seterusnya.”
Permasalahan lain terkait persiapan MEA 2015, angkatan kerja Indonesia masih dominan dengan low skill labour. Beberapa jenis pekerjaan kategori low skill antara lain sopir, cleaning service, tukang batu dan lain sebagainya. Indonesia juga merupakan negara terbesar mengirim low skill labor ke luar negeri. Tingkat kompetensi TKI (tenaga kerja Indonesia) untuk high skill di luar negeri masih belum mencapai tingkat ideal. “Sebaliknya kita juga harus bersaing dengan low skill labor asal Bangladesh. Tenaga kerja kita di Malaysia, sekarang sudah dicap keras kepala, dan lebih mahal dibanding Bangladesh.”
High skill labor untuk kebutuhan dalam negeri Indonesia juga merupakan ancaman. Karena sekarang, tenaga kerja asal Filipina sudah semakin menyeruak ke dalam negeri Indonesia. Terutama untuk profesi akuntan, beberapa perusahaan mulai berpaling pada tenaga kerja Filipina. Mereka rata-rata tidak menuntut hak, terutama fasilitas dan gaji yang lebih tinggi. Hal ini kebalikan dengan apa yang dialami oleh TKI. “Kalau di Indonesia, mereka lebih menuntut hak. Etos kerja Filipina juga lebih baik ketimbang kita di Indonesia. Apindo juga terus mendesak, pemerintah dan berbagai pihak terkait bisa concern dengan masalah ini. Di luar negeri, low skill labor kita mulai tersisih oleh Bangladesh. Di dalam negeri, (tersisih) oleh Filipina.”
Sementara itu, Ketua Bidang Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Apindo Soebronto Laras juga melihat hal yang sama. Contoh nyata, TKI di luar negeri sudah mulai bergaya-gaya ala tenaga kerja Filipina. Bahkan ada anekdot TKI yang mulai bisa berbahasa Inggris, dan mendapat promosi. “Ketika TKI kita yang awalnya nggak bisa berbahasa Inggris di luar negeri, mereka yang rajin terus belajar. Ketika sudah mulai lancar, mereka sudah tidak lagi mau mengaku sebagai TKI. Mereka sering mengatakan ‘i am from Philippines’. Hal ini sudah kelihatan di beberapa negara,” Soebronto mengatakan kepada Harian Nusantara.
Anekdot ini memperlihatkan bahwa kemampuan bahasa Inggris merupakan bagian dari kompetensi ketenaga-kerjaan. Selain itu, beberapa negara yang dulunya tertutup, sekarang sudah membangun sistem perekonomian terbuka. Hal yang paling nyata adalah negara Myanmar. Pembangunan industri dan manufakturing Myanmar terus meningkat. Bahkan ‘kerabat’ dekatnya seperti Laos, Kamboja juga terpengaruh dari kemajuan ekonomi Myanmar. Tiga negara tersebut, Myanmar, Laos, Kamboja juga sangat dipengaruhi dan kena dampak dari kemajuan ekonomi Tiongkok. “Kita juga harus lihat Myanmar sebagai pesaing. Kompetensi tenaga kerja dan stimulus ekonominya terus meningkat.”
Tahun 2014 akan semakin penuh tantangan bagi dunia usaha. Apindo terus membangun concern,terutama setelah badai kenaikan UMP (upah minimum regional). Demo buruh tidak terbendung pada tahun 2012. Laju pertumbuhan ekonomi sempat menurun drastis. Pada tahun 2013, kesuraman dunia hubungan industrial seakan terus mempersempit ruang social dialogue. Demo buruh dan grebekpabrik yang menolak penundaan kenaikan upah masih menjadi momok bagi pengusaha. Meskipun kemudian di akhir tahun 2013, suasana menjadi kondusif, tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sempat menerbitkan Inpres No. 9/2013. Inpres diikuti dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 7/2013. “Tetapi kondisi tidak membaik. Karena nilai tukar Rupiah melemah hingga sampai Rp 12.000 terhadap dolar Amerika.”
Teropong tren pembangunan ekonomi 2015, Apindo terus meramu berbagai kebijakan pemerintah. Para pengusaha berharap ada kesepakatan dengan pekerja/buruh dengan fasilitasi pemerintah. Kesepakatan tripartite masih dianggap efektif. Tetapi akademisi, praktisi advokasi hubungan industrial diharapkan bisa menyajikan data empiris terkait dengan kondisi di lapangan. “Format yang terbaik untuk hubungan industrial ke depan, harapan kami. Hal ini mengacu pada amanah Undang Undang, untuk hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan.”
Aslamalikum warahmatullahi wabarakatu
ini kisah nyata saya . . . .
perkenalkan nama saya ibu diana saya berasal dari kota yogyakarta saya bekerja sebagai seorang karyawan di salah satu perusaan Yogyakarta.dimana saya sudah hamper kurang lebih tiga tahun lamanya saya bekerja di perusaan itu.
Keinginan saya dan impian saya yang paling tinggi adalah ingin mempunyai sebuah kendaraan roda empat atau sebuah mobil pribadi sendiri,namun jika hanya mengandalkan gaji yah mungkin butuh waktu yang sangat lama dimana belum biaya kontrakan dan utan yang menumpuk justru akan semakin sulit dan semakin lama impian itu tidak akan terwujud
saya coba” buka internet dan saya lihat postingan orang yg sukses di bantu oleh seorang aki dari sana saya coba menghubungi aki awalnya saya sms terus saya di suruh telpon balik disitulah awal kesuksesan saya.jika anda ingin mendapat jalan yang mudah untuk membayar hutang lewat sebuah jalan pesugihan putih lewat bantuan seseorang dari gunung kidul dan akhirnya saya pun mencoba menghubungi beliyau dengan maksut yang sama untuk impian saya dan membayar hutang hutang saya.puji syukur kepada tuhan yang maha esa melalui bantuan aki romo dukun super natural dari gunung kidul membantu saya lewat dana gaib langsung masuk rekening saya 1 milyar
Saya mau mengucapkan banyak terimah kasih kepada ki romo atas bantuannya untuk mencapai impian saya sekarang ini dan sya sudah punya kendaraan beroda 4 yaitu hrv
Dan jika anda ingin bantuan seorang dukun super natural untuk mendapatkan dana gaib yang di jamin sukses silahkan anda hubungi ki romo di nomor telepon 085-218-653-567 terimah kasih atas bantuannya
Judi dan penipuan doang