Niat Lapindo Brantas Inc., melakukan eksplorasi gas berjarak 2,5 kilometer dari sumur pertama di Porong menyemburkan lumpur panas belum surut. Mereka ngotot akan mencari gas di sumur kedua.
Masyarakat di Desa Kedungbanteng jelas trauma dengan tetangga mereka yang rumahnya habis ditelan lumpur. Perasaan khawatir bernasib sama kadung melekat di benak para warga.
Meski demikian, Lapindo Brantas Inc., menyatakan melobi warga setempat, terkait dengan rencana pengeboran gas di wilayah Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Presiden Direktur Lapindo Brantas Inc, Tri Setyo mengatakan, mereka akan terus merayu masyarakat dan meyakinkan rencana pengeboran dilakukan aman.
“Kami akan terus melakukan pendekatan kepada masyarakat. Karena kami di sini menjalankan tugas untuk kepentingan negara, karena untuk memenuhi jaringan gas yang menjadi program pemerintah,” kata Tri.
Tri menyatakan rencana pengeboran dilakukan di Tanggulangin sudah diperhitungkan dan dipertimbangkan dengan matang, terkait dengan segala macam risiko.
“Kami bekerja di bidang pertambangan gas dan minyak ini memang penuh dengan risiko, terutama pada risiko kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, risiko kerusakan lingkungan merupakan poin penting yang harus dipertimbangkan dengan matang,” lanjut Tri.
Dia meyakini lokasi perencanaan pengeboran di Kedungbanteng jauh dari pusat semburan lumpur terjadi saat ini.
“Oleh karena itu, kami akan melakukan pendekatan terkait dengan rencana kami untuk memenuhi tugas negara, yaitu memenuhi pasokan gas kepada warga masyarakat dan juga kepada industri yang ada di Sidoarjo serta Kota Surabaya,” sambung Tri.
Disinggung tentang trauma di masyarakat terkait dengan semburan lumpur, Tri mengaku mempertimbangkan juga.
“Kami tetap berusaha untuk meyakinkan kepada warga masyarakat kalau pengeboran yang kami lakukan itu aman, mengingat lokasinya yang jauh dari pusat semburan yakni sekitar empat kilometer,” imbuh Tri.
Sejumlah warga di Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur keberatan dengan rencana Lapindo Brantas Inc., yang akan melakukan pengeboran di wilayah mereka. Warga mengaku trauma dengan peristiwa semburan lumpur menenggelamkan ratusan rumah di Sidoarjo, Jawa Timur. Sampai dengan saat ini, rencana pengeboran dihentikan karena mendapatkan perlawanan dari warga masyarakat.
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Timur membentuk tim dipimpin Amin Widodo, terkait rencana pengeboran sumur gas oleh Lapindo Brantas Inc., di sumur kedua di Sidoarjo. Tim itu akan mengkaji soal teknis, sosial, dan ekonomi.
“Timnya dari Pusat Studi Kebencanaan dan Perubahan Iklim Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya,” kata Kepala Dinas ESDM Jatim, Dewi J Putriatni.
Menurut dia, kajian dilakukan guna mengetahui pasti kondisi bawah permukaan, setelah terjadinya semburan lumpur di wilayah sekitar lokasi pusat semburan Lumpur Lapindo di Porong. Selain itu buat mengetahui respon masyarakat setempat terkait kegiatan eksplorasi dan eksploitasi.
“Kami juga ingin mengetahui luasan area berdampak berupa penurunan tanah akibat semburan lumpur (di Porong), kemudian kajian sosial-ekonomi dengan survei respon masyarakat, serta kerentanan penduduk sekitar terutama di wilayah Tanggulangin, Sidoarjo,” ujar Dewi.
Sedangkan lingkup kajian teknis meliputi pendekatan geologi, geofisika, dan geodesi. “Pemerintah memberikan waktu pelaksanaan kajian selama tiga bulan sejak ditetapkannya tim, yakni 18 Januari hingga 18 April 2016. Hasil kajian nantinya akan menjadi rekomendasi,” tutup Dewi. ( Mdk / IM )