Wawancara dengan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jawa Barat, Anton Charliyan


 

 

Irjen_Pol_Anton_Anton_SetiadjiIrjen. Pol. Dr. Drs. H. Anton Charliyan, M.P.K.N. (lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 29 November 1960; umur 57 tahun) adalah seorang perwira tinggi Polri yang pada 25 Agustus 2017 hingga 5 Januari 2018 mengemban amanat sebagai Wakalemdiklat Polri pengganti Irjen. Pol. Alberto Simanjuntak berdasarkan Surat Telegram Kapolri No. ST/2032/VIII/2017. Kemudian, pada 5 Januari 2018, ia dimutasi menjadi Analis Kebijakan Utama Sespimti Lemdiklat Polri karena akan maju dalam Pilkada Jawa Barat 2018. Anton, lulusan Akpol 1984 ini berpengalaman dalam bidang reserse. Jabatan sebelumnya adalah Wakalemdiklat Polri. PDIP secara resmi mengusung Tubagus Hasanuddin sebagai cagub dan Anton Charliyan sebagai cawagub di Pilkada Jawa Barat. Untuk melawan kandidat lainnya, sampai sejauh mana Anton yakin dengan strategi pemenangan Pilkada Jabar 2018 mendatang, berikut petikan wawancaranya di salah satu hotel berbintang di Jakarta.

 

Jawa Barat (Jabar) masih jadi provinsi paling tinggi dalam kasus intoleransi di Indonesia. Bagaimana Anda, kalau nanti terpilih menangani masalah intoleransi di Jabar?

 

Masalah intoleransi beragama, di Jawa Barat (Jabar) sangat tinggi, kami sudah siapkan, antisipasi dan upaya penanganannya. Sehingga (hasil penanganan) nanti masyarakat Jabar punya rasa persaudaraan, saling menghormati. Sekarang ini, (upaya penanganan intoleransi) perlu dengan revolusi mental. Dari masyarakatnya, jangan sampai mengangap “kelompok paling benar, lebih hebat”. Sebaliknya mereka beranggapan bahwa kelompok lain salah. Realisasi revolusi mental, kami akan mengadakan kegiatan outbound camping (kegiatan di alam terbuka untuk proses pembelajaran perilaku) dimana para peserta dari berbagai kalangan masyarakat bisa bersatu. Dari kegiatan-kegiatan seperti outbound, camping, pasti ada pengubahan budaya, perilaku, mindset masyarakat yang selama ini merasa benar, merasa hebat. Dulu (semasa pemerintahan mantan presiden alm. Soeharto) ada kegiatan Penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Kami akan bikin kegiatan seperti Penataran P4, tapi tidak 100 persen sama. Sistem penyelenggaraan kegiatan outbound, camping bagi kelompok masyarakat dari berbagai golongan (berbeda) akan lebih efektif membangun wawasan kebangsaan.

Semua pihak akan kembali me-refresh rasa persaudaraan, semangat Bhinneka Tungga Ika. Saya juga berencana membangun lembaga seperti Islamic Centre. Masalah intoleransi khususnya di Jawa Barat lebih mengarah pada agama, bukan suku. Islamic Centre bukan saingan MUI (Majelis Ulama Indonesia), karena memang MUI sudah exist, tapi belum maksimal. Islamic Centre nantinya memberi kesempatan kepada para kiai sepuh yang selalu didengar dan jadi panutan umat Islam di Jawa Barat. Kelompok Nasrani juga sama, akan ada fasilitas seperti Christian Centre. kalau sudah (Islamic Centre) sudah terbangun, tidak ada lagi kelompok radikal. Tapi kalau masih ada yang anarkhis, kami tidak akan kompromi. Karena penduduk di Jawa Barat, sebanyak 21 persen adalah pendatang. Mereka yang bekerja di berbagai kawasan industri seperti Bekasi, Karawang, Cikarang adalah pendatang. Tapi dari Jawa Barat pula, banyak warganya yang merantau. Sehingga toleransi antar umat beragama di Jawa Barat memang harus dibangun, karena sangat berdampak pada keamanan.

 

Kedekatan anda dengan kiai sepuh?

Saya berasal dari pondok pesantren Suryalaya di Tasikmalaya. ada testimonial para ulama, yakni KH. Zaenal Abidin Anwar terhadap saya. Beliau adalah ulama yang sangat kharismatik, dan dekat dengan saya. Tidak banyak pejabat yang betul-betul dekat dengan beliau. Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya, pesantren besar dengan fasilitas pendidikan pesantren dan juga pendidikan formal terlengkap di Tasikmalaya, jumlah santri  dan semua komponen didalamnya tercatat mencapai 8000 orang, terhampar diatas lahan seluas 36 Ha, berisi segala fasilitas pendidikan dari yang paling dasar hingga perguruan tinggi serta penunjang lainnya juga lengkap dengan lima masjid besar didalamnya.

 

Latarbelakang PDIP mengusung Tubagus Hasanuddin (calon gubernur Jabar), pensiunan TNI AD dan Anda sendiri sebagai pensiunan Polri?

Sinergitas (TNI Polri), semangatnya bukan dalam rangka untuk mengabaikan netralitas TNI Polri pada Pilkada dan Pemilu 2019. Semangat sinergitas TNI Polri sangat penting. Daerah Jawa Barat yang paling intoleran antara umat beragama, perlu semangat mengibarkan kembali jiwa nasionalisme, mengobarkan semangat Pancasila dengan sangat kuat, jaminan rasa nasionalisme di atas rata-rata. kehebatan yang sudah teruji, yakni TNI Polri. Ini sejarah dalam Pilkada di Indonesia, baru pertama kali, pasangan TNI Polri maju pada pilkada. Boleh dibuktikan, biasanya tidak ada TNI Polri, tapi hanya Sipil TNI. Masalah yang dihadapi bukan main-main, menilai Pancasila. Ada beberapa kelompok, golongan masyarakat sempat meragukan Pancasila. Bagi kami Pancasila sebagai ideologi yang mengedepankan religius. Ideologi Pancasila menempatkan Ketuhanan YME pada urutan pertama. Hanya Pancasila yang menempatkan (Ketuhanan) yang utama. Di seluruh dunia, semua ideologi menempatkan demokrasi yang utama. Berarti, Bangsa Indonesia adalah religius, karena Pancasila sudah sangat mengedepankan religiusitas

Anda sangat dekat dengan Prof. Dr. Subur Budhisantoso yang notabene (sekaligus) seorang pemimpin Partai Demokrat (2001 – 2005). Budhisantoso juga aktif pada kegiatan di bidang politik, terutama Partai Demokrat. Tetapi Anda diusung PDIP, bagaimana logika politiknya?

 

Saya dekat dengan Prof Budhis, (dalam kapasitas) sebagai individu Prof Budhi ibaratnya orang tua saya, karena sempat membimbing saya untuk S2 di Magister Pengkajian Ketahanan Nasional (MPKN) UI (Universitas Indonesia). Ketika dia berhasil membidani Partai Demokrat, dan aktif di Partai Demokrat, saya tidak pernah memanfaatkan beliau. Hubungan saya dengan Prof Budhi murni persaudaraan, seperti adik dengan kakak, atau anak dengan bapak. Karena saya sebagai mahasiswanya pada program master strategi yang dulunya Magister Pengkajian Ketahanan Nasional (MPKN), sudah diubah menjadi master strategis. Beliau sebagai pembimbing, dosen saya

 

Skala prioritas dan program kerja untuk 100 hari atau tiga bulan pertama kalau nanti Anda terpilih?

 

Sekarang saya masih menginventarisasi dulu masalah yang ada di Jawa Barat, mengaudit problem. Ada beberapa masalah yang harus segera diselesaikan, yakni kesenjangan, kemiskinan. Jabar berada pada peringkat ketiga, masyarakatnya termiskin di Indonesia. Kesenjangan yang harus dibenahi, yang kaya tambah kaya, yang miskin tambah miskin. Di pinggiran masih banyak anggota masyarakat yang hanya makan kurang dari tiga kali sehari. Ibaratnya mereka hanya makan daging sekali dalam setahun. Saya juga punya konsep ketahanan pangan. Saya mau masyarakat di Jabar punya keinginan, bersemangat untuk bertani. kita bisa belajar sektor pertanian dari China, Taiwan, Vietnam atau negara negara yang sudah berhasil. Kedaulatan pangan sudah ada rumusan, saya sudah punya rumus, tapi saya tidak mau beberkan di sini, takut ditiru. Penciptaan lapangan pekerjaan juga penting. Selama ini tenaga kerja kita kalah terus, perlu ada BLK (balai latihan kerja). Berkaitan dengan sistem pendidikan, harus lebih banyak sistem vokasi (kejuruan), sertipikasi kompetensi. Nantinya tenaga kerja dari Jabar bukan hanya bisa bekerja di Jawa Barat, tapi kami bisa ekspor tenaga kerja bersertipikasi ke luar negeri. Hal lain, masalah lingkungan hidup, yakni banjir, kekurangan air bersih, tidak higienis. semuanya perlu revitalisasi, relokasi, terutama perbaikan Sungai Citarum, termasuk danau-danau. Sungai citarum mengalir dari hulunya di Gunung wayang selatan kota Bandung mengalir ke utara dan bermuara di laut jawa. Citarum mengaliri 12 wilayah administrasi kabupaten/kota. Citarum menyuplai air untuk kebutuhan penghidupan 28 Juta masyarakat, Sungai yang merupakan sumber air minum untuk masyarakat di Jakarta, Bekasi, Karawang, Purwakarta, dan Bandung. Selain itu, banyak lumbung lumbung ikan di Jabar yang mengalami pencemaran. Perlu ada perhatian, masalah lingkungan, perlu penghijauan

Strategi menarik investasi asing ke Jabar?

 

Saya sangat ingin sekali, investasi asing dengan skala luar biasa. Identifikasi masalah terhadap investasi di Jabar yakni masalah kepastian hukum, pelayanan birokrasi yang jelimet. saya mau ciptakan situasi dimana investor datang bisa merasa aman. Saya yakin, kasus seperti Meikarta di Cikarang hanya adminstratif saja

Chemistry (hubungan) kepemimpinan Anda dengan Calon Gubernur, Tubagus Hasanuddin?

Pak Tubagus akan lebih banyak urusan external, saya beresi internal. Kita bagi tugas, apapun juga bisa. Yang penting sekarang ini, kami bisa terpilih dulu, hahaha…..

Bisa ceritakan bagaimana PDIP sempat menawari Anda sebagai Cagub (calon gubernur) sampai akhirnya ada pengubahan, PDIP menempatkan Anda sebagai cawagub?

Alhamdullilah, saya tidak menawarkan diri kepada PDIP.  Tapi PDIP yang menilai kinerja saya ketika menjabat sebagai Kapolwil, Kapolda (Sulawesi Selatan, Jawa Barat), kepemimpinan saya bisa diukur.  Mungkin saya dianggap ada kemampuan, ada karakter yang cocok dengan partai PDIP. Saya diundang, didorong untuk bisa menjadi candidat gubernur, tapi akhirnya pak Tubagus Hasanuddin yang dipilih sebagai cagub, karena salah satunya senioritas

Bagaimana bisa ada pergeseran dari cagub menjadi cawagub?

Itu kan kebijakan dan prerogatif PDIP, berdasarkan mufakat musyawarah. Bagi saya yang penting bukan jabatan, tapi pengabdian, kepemimpinan, dimanapun, kita mengabdi harus bisa memberi manfaat bagi sesama. Kita bisa mensejahterakan rakyat. Saya semata-mata mengabdi, sepanjang hayat, selesai mengabdi di Polri, sekarang mengabdi di partai.

 

Strategi pemenangan Pilkada Jabar?

saya mengandalkan semangat, pembangunan nasionalisme. Pembangunan kembali yang sekarang ini menjadi sangat “sexy” tapi mulai pudar. Ini bisa menarik perhatian, kami (Tubagus Hasanuddin dan Anton Charliyan) adalah pasangan yang ideal, yakni TNI Polri. Dalam sejarah Indonesia, nasionalisme, melawan siapapun juga, (nasionalisme) Pancasila selalu menang. Kami akan terobos, tapi di sini Pancasila religius, tidak keluar dari agama, tidak ada pertentanganan, bahwa Pancasila jiwa idealisme, dan paling religius di dunia. Di negara lain, (ideologi) lebih menomorsatukan demokrasi, tapi Pancasila yakni menomorsatukan Ketuhanan YME. Biar masyarakat kembali sadar, saya bukan hanya sekedar Pilkada, tapi ingin membangun mentalitas, masyarakat khususnya Jabar, yakni arti nasionalisme, Pancasila, sesuatu yang sangat religius

 

Chemistry (hubungan kepemimpinan) Anda dengan TB Hasanuddin?

 

Saya sudah temu dengan pak Hasanuddin sebagai kawan sebelum maju untuk Pilkada Jabar. Sinergitas TNI Polri sudah terbangun sejak dulu. Kalau dengan masyarakat lain, (hubungan) misalkan appointment (acara pertemuan) sering tidak on time, tapi kami selalu disiplin, tidak berbelit-belit, dan problem solving, reward and punishment. Kami berani libas masyarakat yang salah, kami jujur dan disiplin,

 

Bagaimana Anda melihat kekuatan Islam sekarang ini?

Kekuatan Islam dan nasionalisme, jangan dibenturkan. Antara agama dan ideologi bisa paralel, dengan Pancasila kita bersatu. Kita ketahui, NKRI (negara kesatuan RI) bisa hadir karena peran para ulama, perjuangan Indonesia, perjuangan Jihad, tapi lahirnya ideologi Pancasila, negara lahir dengan nasionalisme. Konsep Tritunggal, tidak ada berbenturan, agama, keadilan sosial dan nasionalisme. Tritunggal, kami perlu mensinergikan kembali ketiga komponen

 
 
Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

One thought on “Wawancara dengan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jawa Barat, Anton Charliyan

  1. Perselingkuhan+Intelek
    January 15, 2018 at 9:06 pm

    Beresin tuh Bandung yang arawedol amburadul begitu, kota diatas Pegunungan bisa Banjir ? sudah lebih dari 40 tahunan lagi, plus kemacetan , PKL dimana-mana, parkir kacau balau

Leave a Reply to Perselingkuhan+Intelek Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *