Sriwijaya Air Jatuh, Mantan Menhub Budi Muliawan Nilai Boeing 737-500 Cukup Bagus


Sriwijaya Air SJ 182 tipe pesawat Boeing 737-500 yang jatuh di lokasi perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021), merupakan pesawat bagus.

Penilaian terhadap pesawat Boeing 737 – 500 itu dikemukakan oleh mantan menteri perhubungan era Presiden Abdurrahman Wahid, Mudi Muliawan Suyitno.

“Pesawat tipe Boeing 737-500 ini cukup bagus,” kata Budi Muliawan Suyitno kepada Wartakotalive.com, Sabtu (9/1/2020) malam.

“Sejak beroperasi pada 1990, sejauh ini hanya ada 8 unit pesawat yang jatuh di seluruh dunia,” katanya lagi.

Dia menambahkan,  pesawat Boeing 737-500 itu selesai menjalani pengujian pada 1989 dan mulai beroperasi pada 1990.

Boeing 737-500 ini menggunakan mesin CFM56-3B-1 dan rata-rata sudah menjalani re-engine.

“Apakah Boeing 737-524 yang dipakai Sriwijaya Air ini sudah melakukan reengine? Ini yang masih tanda tanya,” ujarnya.

Terkait Sriwijaya Air ini, Budi Muliawan mengaku belum bisa menduga faktor penyebab pesawat jatuh.

“Sebenarnya masih terlau dini menerka-nerka penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air ini,” ujarnya.

Dalam catatan Budi, Boeing 737-524 ini sudah lebih dari 26 tahun dioperasikan Sriwijaya Air sebagai pesawat sewaan.

Mantan Dirjen Perhubungan Udara pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini mengatakan, dia mendapat informasi bahwa ada laporan emergency location transmitter (ELT) pesawat tersebut tidak nyala.

“Nanti dicek apakah ELT-nya nyala, kalau kena impact/benturan atau kena air,” ujarnya.

“Ada banyak faktor penyebab jatuhnya pesawat. Bisa karena masalah engine atau pun flight control,” katanya.

Pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak ini take off pukul 14.30, lalu hilang kontak pukul 14.40 WIB, 10 menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno Hatta.

Layak terbang

Sriwijaya Air SJ 182 mengalami keterlambatan penerbangan sebelum lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Sabtu (9/1/2021).

Setelah lepas landas, pesawat jenis Boeing 737-500 Sriwijaya Air itu hilang kontak di atas perairan Kepulauan Seribu.

Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena mengaku bahwa Sriwijaya Air tersebut mengalami keterlambatan penerbangan.

Semula  jadwal penerbangannya pukul 13.40 WIB kemudian menjadi pukul 14.37 WIB.

“Jadi tadi delay informasi yang kuti terima bahwa itu akibat hujan deras, makanya ada delay sebesar 30 menit,” kata Jefferson dalam konferensi pers di Terminal 2D Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Sabtu (9/1/2020).

Sedangkan Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono mengatakan, saat ini sedang dilakukan pengumpulan data dan informasi terkait cuaca ekstrem saat take off pesawat.

“Kalau untuk cuaca kami berkoordinasi sama BMKG kita sedang kumpulkan semua data satelit, semua kita dikumpulkan,” kata Soerjanto yang juga hadir saat konferensi pers.

“Jadi kami bersama dengan BMKG untuk mengevakuasi cuaca yang terjadi saat itu seperti apa,” katanya lagi.

Pesawat Sriwijaya Air mengangkut 62 orang, rinciannya 50 penumpang yang terdiri atas 40 dewasa, 7 anak-anak, dan 3 bayi.

Serta terdapat 12 kru pesawat yakni 6 kru aktif dan 6 kru ekstra.

Jefferson Irwin Jauwena menambahkan, kondisi pesawat Sriwijaya Air saat lepas landas dari Soekarno Hatta dalam kondisi laik terbang.

“Informasi yang saya terima bahwa pesawat dalam keadaan sehat,” kata Jefferson Irwin.

Dia menjelaskan, kondisi layak terbang itu berdasarkan data riwayat penerbangan yang telah tercatat.

Menurutnya, pesawat tersebut telah melakukan dua kali penerbangan dengan rute Jakarta – Pontianak.

“Kemudian juga sudah terbang ke Pontianak PP (pulang-pergi) kemudian ke Pangkalpinang, baru ini rute kedua ke Pontianak ya. Jadi harusnya tidak ada masalah ya. Dari laporan juga semuanya lancar,” ujarnya.

Pencarian korban

Sementara itu, 10 Kapal Perang Indonesia (KRI) TNI AL dikerahkan mencari pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang diduga  jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2021).

Panglima Koarmada 1 Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid mengatakan bahwa sudah ada empat KRI di sekitar lokasi jatuhnya pesawat di perairan Pulau Laki, Kepulauan Seribu Selatan.

“Unsur SAR khususnya TNI AL bahwa saat ini sudah ada 4 KRI yang di lokasi sudah melaksanakan pencarian,” ucap Rasyid, di Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Sabtu (9/1/2021).

Saat ini, ada lima KRI sekarang sedang bergerak menuju ke lokasi titik pesawat Sriwijaya Air jatuh.( WK / IM )

 

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

One thought on “Sriwijaya Air Jatuh, Mantan Menhub Budi Muliawan Nilai Boeing 737-500 Cukup Bagus

  1. Perselingkuhan+Intelek
    January 9, 2021 at 6:31 pm

    jika Boeing 737 pesawat cukup baik mengapa sering terjadi Kecelakaan? sdh re-engine atau belum itu berarti persoalan Maintenance lagi, itulah Kelemahan Penerbangan di Indonesia, pengawasan yang tidak ketat menurut aturan penerbangan. Laik terbang tapi banyak kecelakaan, layaknya di daratan seperti bus dan K.A, apakah ini semua layak? Sriwijaya Air satu group bisnis dengan Lion Air juga, 2 tahun lalu Lion Air diteluk Jakarta 10 menit setelah take off, awal tahun ini diteluk Jakarta juga sama 10 menit setelah take-off, apa mau menyalahkan Boeing lagi?

Leave a Reply to Perselingkuhan+Intelek Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *