Sopir Truk dan Tukang Las Dilatih Navigasi dan Evakuasi Korban


Melihat Aktivitas Pelatihan Relawan Extra Joss

Jogjakarta – Tidak seperti biasanya, Camp Wonogondang yang terletak di lereng Merapi

kemarin Nampak penuh kesibukan. Tenda-tenda kecil berjajar rapi, sementara anak-anak
muda berbadan tegap hilir mudik melakukan aktivitas disekitar camp. Mereka adalah para
peserta pelatihan relawan bencana, yang diadakan oleh Extra Joss bekerjasama dengan Badan
nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat,sejak Tanggal 7-9 Januari 2011 selama 3
hari 2 malam.

Yang menarik, meski memakai seragam yang sama, yaitu kaos kuning, dan topi berlogo merk
Extra Joss, ternyata mereka berasal dari latar belakang yang berfariasi. Seperti pengakuan
Muhammad Manik, peserta dari Kalimantan Selatan yang ternyata sehari-harinya bekerja
menjadi sopir truk di daerah Banjarmasin.

Menurut Manik, sebenarnya keinginan dia menjadi anggota tim penyelamat/relawan bencana
sudah ada sejak dulu. ‘’Saya selalu ingin menjadi seorang relawan, yang ketika terjadi bencana
bedara di garis depan ikut melakukan evakuasi masyarakat dan korban. Tapi keinginan itu
belum pernah terwujud. Makanya ketika ada seleksi pelatihan relawan, saya bertekad untuk
ikut, dan ternyata saya lolos seleksi ke Jogja.’’

Tak hanya Manik yang profesinya sangat kontras dengan dunia relawan.Muhammad Anshar,
peserta dari Sulawesi, juga mengaku baru kali ini mendapat pelajaran teori dan praktik tentang
navigasi, evakuasi dan survival. Sebab, sehari-harinya dia berprofesi sebagai tukang Las di
Kota Makasar, Sulawesi Selatan.

Dengan profesinya yang membutuhkan kekuatan otot dan stamina tinggi itulah yang membuat
Anshar lolos seleksi awal di daerah Sulawesi sebelum akhirnya menginjakkan kaki di
Jogjakarta. Dalam keseharian, Anshar mengaku terbiasa mengangkat beban besi-besi yang
akan di-las di bengkel.

Menurut Koordinator Instruktur Pelatihan dari tim Trigger, Sri Hariota, yang biasa dipanggil
Ota, meski latar belakang peserta berlainan, namun rata-rata mereka memiliki semangat dan
stamina yang tinggi. Sebab mereka semua adalah anak-anak muda yang terseleksi di daerah
mereka masing-masing.

Dengan stamina dan mental yang kuat, jelas Ota, instruktur bisa memberikan pelatihan dengan
porsi yang terstandarisasi. Pada hari pertama, misalnya, para peserta sudah diajarkan tentang
manajemen kebencanaan oleh tim dari BNPB. Pelajaran tersebut diperlukan agar jika terjadi
bencana di daerah masing-masing, para relawan mampu melakukan tindakan segera, untuk
mengurangi resiko bencana.

‘’Targetnya, peserta harus menguasai kemampuan standar seorang relawan yang akan
diterjunkan di garis depan lokasi bencana alam. Seorang relawan tidak boleh mati konyol hanya
karena dia berusaha menyelamatkan nyawa orang lain. Karena itu, dia harus mengetahui ilmu
penyelamatan,’’tegas Ota.

Di hari kedua, tambah Ota, para peserta juga dberi pelajaran teori dan praktik survival di hutan.
Dalam sesi tersebut, mereka dilatih bagaimana mengenali tumbuhan dan hewan di hutan yang
bisa dimakan, serta cara-cara menaklukkan hewan yang berbahaya seperti ular berbisa.

Pada sesi survival ini, para peserta dari berbagai daerah di Indonesia tersebut dilatih oleh
instruktur dari Batalyon Infanteri 403 Kentungan, Jogjakarta. ‘’Dalam praktik lapangan, mereka
juga diajarkan membuat bivak sederhana di hutan, untuk tempat berlindung dari cuaca ekstrim
dan binatang buas,’’ jelas Sertu Iskandar, salah seorang isntruktur survival.

Dalam praktek survival, para peserta juga diterjunkan langsung di hutan pada saat hujan lebat.
Mereka dibimbing oleh para instruktur tentang cara mengatasi hawa dingin, serta menolong
korban yang kedinginan di hutan. ‘’Kita juga ajarkan cara-cara evakuasi korban dari lokasi ke
tempat yang aman. Sebab jika cara melakukan evakuasi salah, bukan tidak mungkin kondisi
korban akan bertambah parah,’’ ujar Iskandar. ***

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *