Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) DPP Partai Golkar Indra J Piliang, mengkritik pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait bantahan hubungannya dengan Bunda Putri.
Menurut Indra, seharusnya Presiden mengambil jalur tegas terkait posisinya apakah sebagai presiden atau ketua umum partai. Pasalnya, kata Indra hal tersebut murni konflik antara Partai Demokrat dengan PKS.
“Kalau SBY tidak bisa bedakan sebagai presiden atau ketum akan jadi masalah besar,” ujar Indra Jakarta, Minggu (13/10/2013).
Dikatakan Indra, SBY sebagai presiden tak harus bereaksi berlebihan. SBY bisa menggunakan kewenangannya untuk membuktikan diri dengan memeriksa orang-orang disekitar Istana terkait tuduhan Luthfi Hasan Ishaaq tersebut.
“Akan sangat menganggu pemerintahan. Subjektifitas SBY akan jadi pertanyaan,” katanya.
Indra berpendapat, hal yang dituduhkan mantan Presiden PKS itu tak seharusnya dikomentari Presiden berlebihan. Sebab, bantahan Presiden SBY justru semakin membuat dugaan publik beragam. “Dia seperti menepuk air di dulang” ucapnya.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu, sepulang kunjungan dari Brunei Darussalam, SBY menyangkal tuduhan Luthfi yang menyebut sosok Bunda Putri adalah orang dekat Presiden. Bahkan, Bunda Putri disebutkan Luthfi sebagai orang yang paham kebijakan reshufle cabinet SBY.
Hal itu terungkap di sidang lanjutan terdakwa Luthfi di Pengadilan tindak Pidana Korupsi (Tipikor) terkait suap pengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian. Luthfi disangka menerima suap untuk memuluskan proyek kuota impor sapi sebesar Rp1,3 miliar.