Rahasia Sukses Seorang Imigran Do Won Chang

Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian. Pepatah itu agaknya berlaku bagi Do Won Chang. Bayangkan saja, ketika pertama kali pindah ke Amerika Serikat (AS) dari Korea pada 1981 saat usianya menginjak 18 tahun, hidup Do Won bisa dibilang sangat sengsara. Tak ada uang, tak ada pekerja, Do Won nyaris jadi gelandangan.

Seorang yang baik hati lalu memberinya pekerjaan sebagai petugas kebersihan. Karena upah yang diterima tak mencukupi buat biaya hidup, Do Won lalu menerima pekerja sebagai penjaga pompabensin dan pelayan di toko kopi sekaligus. “Saya melakukan pekerjaan apapun agar bisa bertahan hidup,” katanya.

Dianekat pindah ke AS hanya untuk mengubah nasib. Di Seoul, Korea Selatan, dia hanya bisa bekerja di kedai kopi dengan gaji yang pas-pasan. Padahal, dia punya mimpi besar untuk mengubah jalan hidupnya. AS dipandangnya sebagai sebuah tempat yang memang pas untuk mengejar mimpinya.

Bersama istrinya, Ji Sook yang memiliki keahlian menata rambut, dia nekat datang ke negeri Paman Sam itu. American Dream, begitulah mereka menyebutnya. Untuk mewujudkan mimpinya, Do Won hidup super hemat. Penghasilannya lebih banyak dia tabung. Hampir setiap hari pula, dia mengamati orang-orang sukses di AS. “Saya ingin sekali bisa memiliki mobil Mercy dan BMW, seperti orang-orang itu,” kata pria lulusan SMA ini.

Hingga suatu ketika, dia menyadari. Pemilik mobil yang selalu diamati adalah pelaku bisnis garmen. Akhirnya, tabungan mereka cukup untuk modal mendirikan toko. Pada 1984, dia menyewa tempat berukuran 84 meter persegi di kawasan Higland Park, Los Angeles,AS. Toko itu dia beri nama Forever 21.

Fokus awal bisnis mereka adalah menjual pakaian untuk kalangan setengah baya. Barang dagangan dipasok dari Korea Selatan. Sang istri, Jin Shok-Chang, sangat membantu dalam hal kejelian memilih jenis pakaian yang akan dipajang di toko. Pilihan sang istri ternyata tepat. Terbukti, tokonya diserbu pembeli. Tak puas dengan satu toko, Do Won melakukan ekspansi dengan mendirikan cabang Forever 21.

Dan, setiap enam bulan, dari setiap keuntungannya, Do Won mendirikan gerai baru. Hasilnya, kini dia memiliki 480 toko yang tersebar di 15 negara. Nilai penjualan total mencapai US$ 2,6 miliar per tahun, dengan pendapatan per-outlet mencapai US$ 1,7 juta. Pada akhir 2013 lalu, dia mencatatkan penjualan sekitar US$ 700.000. Do Won dan istrinya berhasil menimbun kekayaan mencapai US$ 5 miliar atau setara Rp 60,8 triliun.

MENDENGAR PELANGGAN

Lalu apa rahasia suksesnya? Selain tak henti bekerja keras. Sang istri ternyata sangat memahami benar kebutuhan pelanggan. Dia pun tak bosan-bosan mendengarkan masukan dari pelanggannya. Jangan heran, jika istri Do Won ini bisa masuk dalam peringkat 39 dalam 100 Most Influential Women Forbes Magazine 2011.

Tak hanya itu saja. Otak bisnis mereka berdua bergerak dengan cepat. Bisnisnya melebar membidik segala pangsa pasar. Kalangan remaja pun disasar karena kebutuhan fashionmereka cukup tinggi. Strateginya adalah menjual barang berkualitas dengan harga relatif murah.

Dia juga giat menawarkan produk dengan berbagai desain, mulai dari model Chiba Jepang hingga Chico California. Alhasil, Do Won mampu menggungguli toko-toko fashion lainnya. Seperti, H&M (Swedia), TopShop (UK), serta Zara and Mango (Spanyol).

Beragam merek diluncurkan mengimbangipangsa pasar yang dibidiknya. Misalnya, Forever 21 dikhususkan untuk melayani kebutuhan wanita yang menggilai tren fesyen AS dan Korea. Merek XXI Forever khusus melayani konsumen kelas atas. For Love 21 menawarkan produk mulai dari sepatu hingga kosmetik untuk wanita. Forever 21+ atau Faith 21 menjual pakaian wanita berukuran besar.Untuk kalangan remaja, ada merek Forever 21 Girls. Selain itu ada 21Men khusus untuk pria.

Untuk mendukung kiprah bisnisnya, pria yang kini memiliki rumah senilai US$ 16,5 juta di kawasan elite Beverly Hills, mempekerjakan 35.000 orang. [*]