Maraknya kasus penikaman, penganiayaan, pencurian dengan kekerasan, dan tawuran antarkampung di Kota Manado membuat jajaran Kepolisian Resor Manado pusing. Untuk menghentikan aksi kejahatan tersebut, Polres siap menerapkan instruksi Kapolri Jenderal Polisi Sutarman untuk menjalankan protap 01 atau prosedur tembak di tempat.
“Jika memang membahayakan, (pelaku) langsung ditembak,” Kapolresta Manado Komisars Besar Sunarto menegaskan kepada wartawan di Manado, Senin (24/2).
Ia mengungkapkan, sudah seharusnya warga berpikir tentang keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Kota Manado, sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Utara. Dengan keanekaragaman suku dan budaya, seharusnya masyarakat dapat membantu pemerintah dan polisi untuk menciptakan Manado yang aman dan nyaman.
“Karena menjaga keamanan bukan hanya tugas polisi dan pemerintah. Marilah kita bersama-sama menjaganya, sebelum polisi akhirnya mengambil langkah tegas dalam hal ini,” ujar dia.
Ia menambahkan, kasus penganiayaan setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Oleh karena itu, jajaran Polresta Manado akan terus berusaha memperkecil tindak kriminalitas yang menonjol.
“Namun, pascabanjir perkelahian antarkampung mulai pecah. Hal tersebut sebenarnya menjadi tugas semua elemen masyarakat. Intinya, kami mengharapkan warga Manado dapat membantu kami,” ujar Sunarto.
Sikap tegas Polresta Manado sangat didukung warga Manado. Menurut Laurens Tirayoh, warga Paal 2 Manado, sudah seharusnya polisi menindak tegas para pelaku kriminal.
“Jika tidak ada langkah tegas dari pihak kepolisian, tingkat kriminalitas akan semakin tinggi. Para pelaku kriminalitas akan menganggap remeh aparat penegak hukum,” ujar dia.
Klu FPI BERANI enggak?
Pasti sumbernya minuman keras, ini juga terjadi dimana-mana. Minuman keras sumber masalah kriminal. Aparat mesti mewaspadai peredaran miras menjelang pemilu.
kalau FPI, Polisinya yang Takut