Polisi Lambat Tangani Aksi Koboi Mantan Kapolda


Mantan Kapolda Metro Jaya, Irjen (Purn) Muhammad Sofyan Yacoeb warga Perumahan Taman Resort Mediterania, Blok X7, Nomor 7, RT 3/8, Kelurahan Kapukmuara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh koordinator sekuriti perumahan tersebut, Sugeng Joko Sabiran (49). Namun hingga saat ini belum ada kelanjutan penyelidikan apalagi menetapkan tersangka kepada Sofyan.

Pelaporan itu sendiri dilakukan Sugeng pada 8 Agustus 2011 dengan nomor laporan TBL/2753/VIII/2011/PMJ/Dit.Reskrim.Um. Sebagai barang bukti, Sugeng telah mengamankan empat butir selongsong peluru kaliber 7,65 millimeter di lapangan tersebut.

“Sampai sekarang belum ada kejelasan dari laporan saya. Padahal saya dan sejumlah saksi sudah di BAP di Polda Metro Jaya. Jika laporan saya tetap tidak jelas, saya akan melaporkan ini ke Mabes Polri,” ucap Sugeng, Senin (19/12) siang.

Bagi Sugeng yang tinggal di Poris Indah Blok D/622, RT 5/7, Kelurahan Cipondoh Indah, Kecamatan Cipondoh, Tangerang itu perbuatan tidak terpuji yang dilakukan Sofyan harus dibawa ke jalur hukum.

“Saya sudah memaafkan tetapi soal hukum saya tidak mau berhenti sampai di sini. Dia sudah melakukan tindak pidana yang harus diselesaikan dengan jalur hukum. Saya tidak mau selesai begitu saja,” tutur Sugeng.

Ia menjelaskan, awal kejadian pada 3 Agustus 2011 pukul 06.15. Kala itu ada salah seorang teman Sofyan yang bernama Iwan dengan mengendarai motor Yamaha Vixion hendak masuk ke areal perumahan untuk bermain tenis meja di Gedung Serba Guna All Stars di perumahan mewah itu.

Iwan yang bukan warga perumahan dilarang masuk oleh dua sekuriti yang berjaga di pos penjagaan gerbang perumahan, Kasman dan Ponijan.

“Biasanya warga luar perumahan boleh main tenis meja. Tetapi karena saat itu bulan Ramadhan kami memang melarang selain warga perumahan demi menjaga keamanan perumahan,” ucap Sugeng.

Karena dilarang masuk akhirnya Iwan menelepon Sofyan. Sepuluh menit kemudian, Sofyan datang dengan mengendarai mobil Toyota Crown hitam dan memarahi sambil menodongkan pistol ke arah Kasman dan Ponijan.

“Kepada kedua anggota saya, dia mengancam akan menembak jika temannya itu tidak diizinkan masuk,” ujarnya. Akhirnya Kasman dan Ponijan mengizinkan Iwan masuk ke areal perumahan bersama Sofyan.

Iwan dan Sofyan pun langsung masuk ke Gedung Serba Guna All Stars yang lokasinya berdekatan dengan kantor sekuriti Perumahan Taman Resort Mediterania. Saat berada di halaman Gedung Serba Guna All Stars, Sofyan mengeluarkan empat tembakan ke udara sambil marah-marah.

Peristiwa itu dilihat oleh warga perumahan yang sedang bermain tenis, seperti Ketua RT 2 Mardianta, tiga warga (Ahi dan istri Ahi serta Dodi), dan karyawan perumahan bagian maintenance bernama Waskunda.

Setelah bermain tenis meja, sekitar pukul 08.45, Sofyan mendatangi kantor sekuriti. Saat itu ia bertemu dengan sekuriti, Saali. Kepada Saali, Sofyan masih mempermasalahkan temannya yang dilarang masuk ke areal perumahan.

Kepada Saali, Sofyan menanya siapa yang melarang temannya masuk ke perumahan. Saali menjawab bahwa larangan itu atas perintah Sugeng. Sofyan tetap marah-marah sambil menodongkan pistol FN-nya yang dikeluarkan dari dalam tas ke kepala Saali.

Sepuluh menit kemudian, Sugeng datang ke kantor dan menemui Sofyan yang masih marah-marah. “Saat saya ajak salaman dia menolak. Malahan saya ditarik ke meja dan membuka tasnya yang berisi, golok, celurit, dan pistol FN. Dengan lantang dia mengancam akan membunuh saya sambil menghunuskan celurit, golok, dan pistol ke kepala saya. Dia ngomong siapa pun yang mengganggu saya, akan saya tembak. Kami Cina jangan disini. Pulang aja ke Tingkok sana,” terang Sugeng menirukan ucapan Sofyan.

Lalu Sofyan meninggalkan Sugeng begitu dan pulang ke rumahnya. Atas kejadian itu akhirnya Sugeng berembuk dengan Ketua RW 08 Anisa Agus dan warga. Akhirnya diputuskan untuk melaporkan tindakan Sofyan ke Polda Metro Jaya.

“Warga sudah kesal dengan perilaku dia yang arogan. Arogansinya sudah sejak dia pernah jadi Ketua RW 08 pada tahun 2008. Dia sudah sepuluh tahun tinggal disini dan perilakunya memang arogan,” ucapnya.

Bahkan Sofyan diketahui warga kerap mengkomersilkan Gedung Serba Guna All Stars dengan memungut biaya warga di luar perumahan untuk bermain tenis meja di gedung tersebut. Tapi uang yang dipungut itu tidak pernah dilaporkan ke pengurus gedung itu.

Jalan damai

Sugeng menuturkan bahwa sampai saat ini belum ada kejelasan dari Polda Metro Jaya.

“Saya lapor pertama ke Sentral Pelayanan Kepolisian (SPK) lalu menunggu sampai seminggu tidak juga ada kabar. Saya telepon katanya berkas ada di unit 4. Polda tidak pernah mengabarkan penyelidikan. Sepertinya kasus mau dihilangkan.,” tuturnya.

Karena tak kunjung dikabari akhirnya Sugeng datang kembali ke Polda Metro Jaya pada awal Oktober 2011. “Saya datang lagi ke unit 4 Reskrimum, seminggu kemudian. Lalu katanya datanya terselip. Baru dikabari lagi lewat telepon katanya berkasnya ada di unit 2. Selama Oktober saya datang empat kali untuk di-BAP. Semua saksi yang melihat Sofyan mengeluarkan tembakan diperiksa,” imbuhnya.

Jika hingga akhir tahun ini pemrosesan kasus ini tak juga menunjukan kemajuan, Sugeng berniat akan meneruskan laporannya ke Mabes Polri.

“Saya tidak akan mencabut laporan itu. Kita sesama manusia, kalau dia ada itikad baik seharusnya sejak awal dia meminta maaf langsung. Tapi ini kan tidak,” ujar Sugeng.

Akhir November, katanya, Polda Metro Jaya menyatakan Sofyan ingin berdamai dengan Sugeng.

“Saya sudah memaafkan tapi laporan tidak bisa dicabut, karena itu kan sudah pidana, pengancaman. Lagipula dia tidak pernah meminta maaf langsung,” tegasnya.

Bahkan Sofyan diketahui belakangan melaporkan Sugeng ke Polsek Penjaringan dengan tuduhan melakukan perbuatan tidak menyenangkan.

“Saya datang ke Polsek Penjaringan. Setelah saya menjelaskan kronologis, penyidik pun mengerti. Lalu katanya Sofyan mau mencabut laporannya asal saya cabut laporan yang di Polda Metro Jaya. Saya bilang tidak bisa. Saya bilang kenapa sejak awal berlaku begitu,” papar Sugeng.

Kepada aparat Polsek Penjaringan, Sofyan mengaku bahwa pistol yang digunakan untuk menodong adalah pistol mainan. Kepada penyidik Sugeng mengatakan ia tidak akan mencabut laporan di Polda Metro Jaya.

“Kanit Penjaringan waktu itu meminta saya untuk berdamai. Tapi Sofyan tidak pernah mau datang langsung, hanya lewat perantara seperti itu. Saya tetap tidak akan mencabut laporan saya di Polda Metro Jaya,” ucap Sugeng.

Ketika berusaha dikonfirmasi ke kediamannya, Sofyan tak berada di tempat. Pembantu rumah tangganya, Viktor (34) mengatakan Sofyan sedang berada di luar rumah. “Bapak tidak ada di rumah. Saya tidak tahu apa-apa soal penembakan itu. Bapak itu orang paling baik,” tuturnya.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *