“Sudah tarifnya mahal, keselamatan jadi taruhan.”
Wakil Ketua Komisi V DPR RI Yudi Widiana Adia mempertanyakan manajemen keselamatan dan keamanan penerbangan nasional yang semakin memburuk. Itu disampaikannya menanggapi terjadinya kecelakaan pesawat Aviastar rute Masamba-Makassar.
Yudi berpendapat bahwa cuaca bukan penyebab musibah ini. Ada kemungkinan pesawat tidak laik atau human error. Sebab, laporan BMKG menyebutkan bahwa cuaca rute Masamba-Makassar cerah saat pesawat Aviastar hilang kontak sejak pukul 14.15, Jumat, 2 Oktober 2015.
“Karena itu, kami mempertanyakan manajemen keselamatan dan keamanan penerbangan yang diterapkan operator dan pemerintah. Apakah sudah dilaksanakan dengan benar? Apakah pemeriksaan kelaikan pesawat sudah dilakukan sesuai prosedur?,” kata politikus Partai Keadilan Sejahtera ini.
Dari laporan BMKG, kondisi cuaca Masamba cerah dengan kecepatan angin dari barat 5 km/jam. Jarak pandang 9 km dan awan cumulus dengan ketinggian dasar 500 m.
Adapun cuaca di Masamba – Palopo cerah dengan kecepatan Angin pada ketinggian 2.000 m dari arah timur – tenggara dengan kecepatan 8 km/jam. Jarak pandang 10 km angin ketinggian 5000 m dari timur kecepatan 18 km/jam.
Anggota DPR dari dapil Jawa Barat IV ini menuturkan bahwa dari laporan yang disampaikan Kemenhub dalam beberapa rapat dengan Komisi V belum lama ini, diakui bahwa untuk penerbangan perintis aspek keselamatan dan keamanan penerbangan sering terabaikan.
Selain itu, sarana dan prasarana bandara perintis juga tidak sesuai dengan standar penerbangan seperti, peralatan yang tidak terkalibrasi serta minimnya navigasi penerbangan.
Untuk itu, komisi V kembali menagih janji kemenhub untuk segera membenahi manajemen keselamatan penerbangan perintis di tanah air.
“Untuk penerbangan perintis seharusnya mendapat perhatian serius dari Kemenhub. Sudah tarifnya mahal, keselamatan jadi taruhan,” kata Yudi.( V V / IM )