Penyimpangan Penyaluran Bansos Presiden 5-10%


Penyimpangan Penyaluran Bansos Presiden 5-10%

dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 1 Mei 2020/Indonesia Media – Ikatan Alumni Lemhanas (IKAL) 49 menilai program bantuan social (bansos) Presiden berupa sembako, uang tunai, keringanan pembayaran listrik sudah tepat, kendatipun potensi penyimpangan penyalurannya mencapai 5 – 10 persen. Artinya, ada juga penduduk yang tidak layak, atau kondisi ekonominya relative mampu tapi menerima bantuan. “Bukan program (bansos) yang salah, tapi sistem distribusi/pembagian. Karena distribusi bantuan sudah diupayakan langsung sampai pada warga yang kurang mampu. Kepala RT/RW (rukun tetangga/warga) yang tahu mana (warga) yang paling susah, bukan Presiden ataupun Gubernur (yang mengetahui),” kata Frans Go dari IKAL 49.

Bansos Presiden berupa sembako disalurkan tiap dua minggu sekali dengan nilai Rp @300.000 di DKI, telah disalurkan per tanggal 20 April 2020. Berdasarkan data Kemensos, penyaluran bansos Presiden telah disalurkan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) sampai 39,6 persen dari total 947.126 KPM yang tercatat. “Pak Jokowi (Presiden RI Joko Widodo) langsung, cepat, tanggap memberi bantuan. Hanya dalam proses penyaluran sampai titik yang dituju, ada penyimpangan 5-10 persen. Mungkin jumlah (penerima bansos) juga diskresi dari kepala daerah tertentu,” tegas Frans Go

Untu memastikan penyaluran bansos berjalan dengan baik dan ketersediaan stok sembako cukup, Menko PMK (pembangunan manusia dan kebudayaan) mengecek salah satu dari lima gudang logistic stok bansos Presiden, tepatnya di Marunda, Jakarta Utara. Gudang yang berada di Marunda adalah titik distribusi untuk wilayah Jakarta utara dan Kepulauan Seribu yang menggandeng Pasar Tani Indonesia sebagai supplier sembakonya. “Program Bansos Presiden sudah benar, dan mulia. Kalau pengusaha seperti saya, bisa gelar (baksos) seadanya. Saya pribadi, tapi juga dengan ‘tameng’ IKAL. Artinya, kegiatan social juga tidak lepas dari andil TNI/Polri. Beberapa pengurus (komisariat), termasuk Ketua IKAL Pusat kan juga purnawirawan TNI, Polri,” kata Frans Go.

Di tengah kelesuan ekonomi Indonesia, Frans yang sehari-harinya berbisnis terpaksa ‘turun gunung’ membina petani rumahan di Sawangan Depok, Jawa Barat. Hasil dari binaan, sayur-sayuran dikirim ke beberapa pasar tradisional di Jakarta. Ia mengaku bahwa berbuat sesuatu untuk masyarakat termasuk petani rumahan adalah ‘investasi’ di hari tua. Program pembinaan petani ibaratnya bank pangan yang menampung sayur-sayuran, buah-buahan. “Saya sudah sepuluh tahun membina petani, membekali mereka dengan bibit, membuka akses pasar. Tapi karena ada pandemik virus, saya lebih intens berbuat untuk para petani. Sambil menunggu roda perekonomian pulih, saya ‘turun gunung’ bertani,” kata Frans Go. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

One thought on “Penyimpangan Penyaluran Bansos Presiden 5-10%

  1. pengamat
    May 3, 2020 at 11:45 am

    Semuanya butuh bantuan saat ini. Ngga usah memandang status sosial. Semua wajib diberi. Kalau bantuan habis ya habis. Diadakan lagi untuk besok hari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *