Jakarta:Maskapai penerbangan mulai megap-megap akhir-akhir ini. Maskapai yang berkembang begitu pesat membuat industri penerbangan kian kompetitif. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bakti menyatakan maskapai yang tak mampu bersaing menjadi kritis. Satu diantaranya Merpati.
“Dulu waktu masih ada lima maskapai Merpati Nusantara Airlines tidak seburuk itu, tapi seiring berkembangnya indutri, ia tidak bisa lagi bersaing,” katanya di Jakarta 8 Februari 2014. Masalahnya, kata dia, Merpati tak mampu bersaing dalam efisiensi dan tak mampu menjawab tantangan masa kini, seperti peningkatan kurs.
Maskapai Penerbangan Tigerair Mandala pun mengalami nasib serupa. Mereka terpaksa menutup sejumlah rutenya lagi-lagi karena tidak efisien atau merugi. “Dari pada loss cukup besar jadi ditutup sementara,” ujar dia.
Nasib serupa melanda Sky Aviation. Maskapai ini sulit bersaing karena modal yang tidak memadai untuk ekspansi. Upaya pengembangan oleh Sky Aviation ternyata tak didukung oleh finansial pemegang saham. “Maskapai yang bisa bertahan saat ini adalah yang bisa lebih efisien dan memiliki kondisi internal yang baik,” kata dia.
Ia mengatakan pada dasarnya industri penerbangan merupakan industri yang amat bergantung pada modal. Modal besar diperlukan dalam menunjang lini bisnisnya. “Hampir semua utang, itu tidak apa-apa. Asal pinta muternya agar cash flow positif,” katanya.
yang jelas MISMANAGEMNT lah
memang Peningkatan Kurs terus melambung maka Ekonomi Indonesia semakin Amburaduls