Pengamat: Pengerahan Massa Bisa Mencoreng Nama Indonesia


20140713_160123_20140713_jokowi_prabowo_capresJAKARTA – Seluruh mata internasional tengah menyoroti proses demokrasi di Indonesia dalam konteks Pemilihan Presiden RI 2014.

Tak terkecuali Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon, yang juga memberi perhatian demikian ketika berkomunikasi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Karena itu, semua pihak diharapkan menjaga proses demokrasi itu berjalan baik dengan menjaga sikap serta tak mengerahkan massa pada 22 Juli saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil pilpres.

“Pengerahan massa jelas tidak bagus, termasuk untuk nama baik Indonesia di dunia internasional. Kalau massa dikerahkan kesannya bahwa akan ada ancaman-ancaman dari sana atau sini. Padahal sejauh ini, tak ada indikasi ke arah sana,” kata Ray Rangkuti dari Lingkar Madani (Lima) Indonesia, di Jakarta, Sabtu (19/7).

Menurutnya, rencana kubu Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa yang akan mengerahkan massa pada 22 Juli ke Gedung KPU Jakarta bukanlah langkah yang tepat dan bijak.

Lebih-lebih rencana itu untuk mendatangkan kedamaian dan menjaga KPU dari tekanan.

“Pengumpulan massa di sekitar KPU jelas bukanlah tindakan yang dapat memberi rasa damai, apalagi menghindarkan KPU dari berbagai tekanan,” kata Ray.

“Kata menghindarkan KPU dari tekanan seperti memberi sinyal bahwa akan ada kelompok-kelompok yang akan menekan KPU. Kelompok mana? Menekan apa? Dan untuk apa? Tak jelas juga itu,” ucapnya.

Ray menekankan bahwa siapapun tak patut melakukan reaksi atas kesimpulan yang bersifat asumsi. Lebih-lebih sudah banyak kelompok masyarakat yang menyatakan sebaiknya menghindarkan pengumpulan massa di KPU.

“Pengerahan massa karena dasar asumsi kan tidak tepat. Jangankan massa, TNI saja sebaiknya tak perlu dilibatkan di lokasi. Kita sudah biasa melakukan pemilu. Dan selalu ada cara menyelesaikan ketidakpuasan secara beradab. Cara itu sudah dibuat dalam sistem,” bebernya.

Dalam konteks itu, lanjut Ray, dirinya menyatakan layak memberi apresiasi terhadap kubu Jokowi-JK yang telah menghimbau agar massa ProJokowi sebaiknya tidak bergerombol ke gedung KPU.

Artinya, kubu Jokowi tidak akan melakukan intimidasi ke KPU dengan model pengumpulan massa.

“Inilah yang sejatinya harus juga dilakukan oleh kubu Prabowo. Toh sejauh ini, KPU juga terlihat akan bekerja secara independen, transparan, dan partisipatif. Belum ada tanda-tanda bahwa KPU misalnya akan mempersulit atau mengistimewakan capres tertentu,” jelas Ray.

Ray juga menekankan bahwa pengamanan atas KPU dan dalam negeri cukup diserahkan ke pihak Kepolisian.

Unsur TNI sebaiknya tak dilibatkan sehingga TNI harus tetap pada fokus utamanya menjaga pertahanan negara dari serangan pihak luar.

“Para pemimpin massa dapat diutus untuk langsung melihat rekapitulasi di KPU, tentu setelah melalui registrasi KPU. Dengan cara seperti ini, kita akan dapat melihat rekapitulasi yang aman, damai dan bebas intimidasi. Jadi, rencana pengumpulan massa Prabowo ke KPU sebaiknya dibatalkan,” tandasnya.

Sebelumnya, Kamis (17/7) malam para pendukung Prabowo-Hatta menggelar apel siaga di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Dalam apel itu Prabowo menyatakan siap memberi komando ke para pendukungnya untuk menduduki KPU.

“Kalau KPU tidak jujur, saya akan melaporkan ke Bawaslu dan MK. Kalau masih tidak jujur juga, saya siap memberi komando 100 ribu pendukung saya untuk menduduki KPU,” katanya.

Rencana tentang pengerahan massa juga disampaikan anggota Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Letjen (Purn) Yunus Yosfiah.

Menurut Yunus, pihaknya akan mengerahkan sekitar 5000 relawan pendukung Prabowo-Hatta saat pengumuman hasil pilpres di KPU nanti.

Yunus beralasan hal itu demi memberi jaminan agar KPU tidak mendapat tekanan dari luar dalam menetapkan hasil pilpres.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

One thought on “Pengamat: Pengerahan Massa Bisa Mencoreng Nama Indonesia

  1. james
    July 21, 2014 at 5:07 am

    sudah jelas sekali si Wowo selalu main Hakim sendiri maka Tidak Salah Lembaran Hitamnya benar-benar Hitam Legam, jadi terbukti tuh Perbatan Lalunya Membantai Bangsa Indonesia sendiri, dengan Apel Siaga di TMII itu sudah Membuktikan bahwa si Wowo memang Tidak Pantas menjadi Presiden Indonesia dengan Sifat Karakter dan Ambisi Setannya !!! Wowo ngaku dong kalau sudah Kalah ya Kalah aja loe !!! bikin malu nama Indonesia di Mata International aja loe !!! makin rusak nama Indonesia tuh gara-gara Kelakuan loe Wowo !!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *