Pemerintah AS Puas Reformasi di Tubuh TNI


JAKARTA – Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan puas terhadap reformasi di tubuh TNI yang dilakukan sepuluh tahun terakhir. AS juga merasa senang atas profesionalisme TNI yang berkelanjutan serta penanganan isu hak asasi manusia (HAM). Karena itu, AS bersedia memulai kerja sama keamanan yang terukur dan secara bertahap dengan Kopassus (Komando Pasukan Khusus) TNI-AD.

Pernyataan itu diungkapkan Menteri Pertahanan AS Robert Michael Gates setelah bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Kantor Presiden, Jakarta, kemarin (22/7). Pertemuan itu juga dihadiri Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Menko Polhukam Djoko Suyanto.

Gates kepada SBY mengungkapkan langkah-langkah awal yang diambil pemerintah AS secara hukum terkait dengan kerja sama militer. Hal itu dilakukan tanpa mengurangi pentingnya HAM dan pertanggungjawabannya. ”Lebih jauh, kemampuan kami mengembangkan langkah-langkah awal itu akan bergantung kepada pelaksanaan berkelanjutan dari reformasi di Kopassus dan TNI sebagai satu kesatuan,” papar Gates.

Gates memandang kerja sama militer AS dengan Indonesia merupakan perkembangan yang cukup signifikan. ”Kami berharap, ke depan dapat bekerja sama lebih erat dengan TNI. Sekarang Menteri Purnomo dan saya harus mendiskusikan ini dan hal-hal lain,” kata Gates.

Secara umum, Gates mengatakan, diskusi dengan Presiden SBY kemarin membahas berbagai isu bilateral, regional, dan keamanan global. Kerja sama di bidang militer dengan Indonesia akan dilakukan untuk memajukan kepentingan bersama di antara dua negara.

Gates adalah menteri pertahanan ke-22 AS yang menjabat sejak 18 Desember 2006 pada era Presiden George W. Bush (menggantikan Donald Rumsfeld). Sebelum menjadi Menhan, dia adalah presiden Texas A&M University yang merupakan perguruan tinggi terbesar ketujuh di AS. Gates pernah menjabat direktur Central Intelligence Agency atau CIA (Badan Intelijen AS) pada 1991-1993.

Dia dua kali dinominasikan sebagai direktur CIA. Pencalonan pertama terjadi pada awal 1987. Tetapi, saat itu dia mundur setelah Senat AS mempersoalkan kontroversi soal peran dan keterlibatannya dalam masalah kontra Iran (skandal penjualan senjata AS ke Iran, Red).

Dalam pertemuan itu, SBY menyambut baik sikap AS yang melunak dan siap menormalisasi hubungan dengan TNI, khususnya Kopassus. Hubungan dan kerja sama militer di antara dua negara merenggang sejak 1998 setelah ada dugaan pelanggaran HAM oleh TNI (Kopassus).

SBY kepada Gates menjelaskan bahwa Indonesia sudah menjalankan reformasi di tubuh TNI. ”Presiden tadi menyampaikan dalam pertemuan bahwa beliau itu militer. Beliau dulu ikut menyusun blueprint reformasi TNI,” kata Menhan Purnomo Yusgiantoro menirukan ucapan SBY.

Presiden, kata Purnomo, juga memberikan jaminan bakal mengawal jalannya reformasi di tubuh militer Indonesia. Sebagai salah seorang penyusun blueprint reformasi TNI, SBY memastikan tidak akan membiarkan reformasi itu tidak berjalan atau terlaksana. ”Beliau memastikan sendiri akan mengawal reformasi TNI. Itu pernyataan luar biasa sekali karena datang dari presiden,” jelas Purnomo.

Menurut Purnomo, kepercayaan itu penting. Saat ini Indonesia mulai mendapatkan kepercayaan besar dalam banyak forum menteri pertahanan di berbagai kawasan. Salah satu di antaranya, Indonesia bakal menjadi chairman dalam East Asian Summit (EAS) di Hanoi, Vietnam, pada 31 Oktober mendatang. Menhan AS Robert Michael Gates memastikan akan hadir dalam forum itu.

Setelah menemui SBY, Menhan AS Robert Gates berkunjung ke Kantor Kementerian Pertahanan. Gates datang sekitar pukul 15.15. Dia disambut Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dengan upacara kehormatan.

Mereka lantas berbincang se­cara tertutup di Aula Sudirman, kompleks Kementerian Perta­hanan. Ikut dalam dialog itu, Panglima TNI Djoko Santoso dan Wakil Menhan Letjen Sjafrie Sjamsoeddin.

Setelah pertemuan sekitar 15 me­nit, Gates keluar dengan di­iringi protokolnya. Dengan alas­an ke­terbatasan waktu dan keamanan, mantan perwira CIA itu tidak ber­sedia ketika diminta untuk memberikan keterangan pers. Gates hanya lewat dan melambai kepada belasan wartawan dan fotografer yang menunggu di lorong.

Setelah Gates pergi dari kom­pleks Kemhan, Menhan menje­las­kan beberapa poin strategis yang dibicarakan. “Khusus untuk Kopassus ini, istilahnya kalau per­kawinan, kita belum honey moon. Jadi, masih tahap awal-awal pinangan lah,” katanya.

Panglima TNI Djoko Santoso berterima kasih kepada AS yang bersedia melakukan normalisasi hubungan dengan Kopassus. “Bagi kami di TNI, permasalahan HAM di Kopassus sudah selesai lama sekali,” katanya. Agar para prajurit di lapangan memahami hak asasi manusia, panglima sudah membuat buku panduan. “Kami juga rutin menyelenggarakan diklat HAM untuk para perwira,” tuturnya.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *