Menolak Lupa, Bagaimana Pollycarpus Meracuni Pejuang HAM Munir, 10 Tahun Silam


Munir said Thalib atau Munir bertolak dari Jakarta menuju Amsterdam. Munir bertolak dari Singapura dengan pesawat Garuda GA 974 pada 7 September 2004 lalu. Ternyata ini adalah penerbangan Munir yang terakhir. Tak terasa sudah 10 tahun Munir meninggalkan kita.

Kepergian Munir ke Belanda untuk melanjutkan studi Strata 2 di Fakultas Hukum Universitas Utrech, atas beasiswa yang diperolehnya dari Interchurch Organization for Development Co-operation (ICCO) atau Organisasi Antargereja untuk Kerja Sama Pembangunan.

Dari fakta persidangan atas kasus pembunuhan Munir, terungkap bahwa saat pesawat transit di Singapura, Munir sempat turun dan duduk di Coffee Bean, Bandara Changi. Seorang saksi menyatakan saat itu melihat Pollycarpus Budihari Prijanto membawa dua minuman dan duduk bersama Munir. Ternyata ini adalah penerbangan Munir yang terakhir.

Selepas perjalanan dari Singapura, Munir merasa mual dan beberapa kali ke kamar kecil untuk buang air besar. la sempat mendapat
pengobatan dari dr. Tarmizi Hakim, salah seorang penumpang pesawat. Namun tiga jam menjelang pendaratan, tepatnya di atas Rumania, Munir didapati sudah meninggal dunia.

Ternyata ini adalah penerbangan Munir yang terakhir. Proses hukum lalu berjalan. Pada Januari 2008, Mahkamah Agung akhirnya memutuskan Pollycarpus terbukti telah melakukan pembunuhan atas Munir dan menjatuhkan hukuman 20 tahun penjara. Meski demikian, hingga hari ini, motif Pollycarpus masih misteri.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

7 thoughts on “Menolak Lupa, Bagaimana Pollycarpus Meracuni Pejuang HAM Munir, 10 Tahun Silam

  1. bambing
    September 9, 2014 at 3:59 am

    berarti kasus munir sudah selesai pelaku sudah dihukum, yg belum selesai adalah kasus penculikan dan penghilangan orang th 98 karena pelaku belum ditindak.

  2. James
    September 9, 2014 at 5:30 am

    Pollycarpus dikenakan Hukum tapi Dalang sebenarnya Belu dikenakan Hukum

  3. pengamat
    September 10, 2014 at 7:57 am

    kenapa policarpus mau disuruh-suruh ya ? ya salah policarpus sendiri, kagak ada dalang sebenarnya.,

  4. James
    September 10, 2014 at 8:17 pm

    Ya karena Polycarpus membutuhkan uang dan berjiwa Barbar, ada Wayang ya pasti ada Dalang !!! Mana bisa Wayang dimainkan tanpa Dalang !!! Wayang uwong sj dimainkan manusia !!!

Leave a Reply to bambing Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *