MENGUNJUNGI SANTORINI NEGERI DIATAS TEBING


71afda04-e699-46e6-8722-30407e27ccabMENGUNJUNGI   SANTORINI NEGERI DIATAS TEBING

FIRA, SANTORINI

“Wah..ke Santorini ya, wajib pakai pakaian putih atau biru tuh…!” Celetuk seorang teman. “Tempatnya keren , ce .Pokoknya semuanya serba putih..!”Saya mengangguk angguk…saya bayangkan rumah rumah dipinggir pantai..yang berwarna putih dan berpasir putih, bisa berenang dan bermain ombak. Memang kayaknya kalo kamu ke Yunani, lagu wajibnya harus ke Santorini…Kayak ke Indonesia kamu harus mengunjungi Bali. Cuma bedanya  kalau Jakarta Bali harus naik pesawat, Santorini dari Athena bisa naik ferry yang ditempuh selama 8 jam.

Karena Ferrynya berangkat jam 7.25 pagi, jadi kita sudah checkout hotel dari jam 6 pagi, karena butuh waktu 20 menit ke pelabuhan. Saya exciting juga karena saya dengar pengungsi Siria ini ditampung di daerah pelabuhan. Pelabuhan di Yunani ini lumayan bagus kayaknya ada pier pier kayak di San Fransisco. “Loh pengungsinya mana? “ sahut saya sambil cengak cenguk  “Oh..They are in pier 1 and 2 “ jelas tour guidenya,sedangkan kita di Pier 8. ”O  I see ! ”sahut saya sedikit kecewa. Sambil menarik kopor saya dan kopor mom ke ferry.

Tidak ada tempat khusus atau bagasi untuk menaruh kopor. Padahal jumlah kopor kopor kita lumayan juga. Untungnya  belinya VIP, sehingga kita mendapat tempat duduk dalam ruangan AC.  Kopor kopor kita  ditumpuk di bagian depan bercampur dengan kopor kopor penumpang lain yang kayaknya dari Tiongkok. “Bruce, I am going to watch our luggages..”kata istri dokter Tonny, yang sengaja duduk dikursi depan…”Thankyou..Agnes, you are very kind..” Sahut saya sambil tersenyum. Beberapa tahun yang lalu Agnes berjalan dengan tertatih tatih karena masalah punggung. Sekarang dia bisa berjalan dengan bebas dan malah menolong mengangkat kopor Tante Lily ..Oma yang berumur 85 tahun dan datang sendirian. Saya menumpukkan 2 kopor besar punya saya dan mom disana juga.

Kita melewati beberapa pulau, tapi ferry ini hanya singgah di 2 pulau besar sebelum tiba di Santorini, namanya pulau Paros dan Naxos. Dari kejauhan terlihat bangunan bangunan rumah dan hotel di pesisir pantai pulau pulau ini. “Kita sampai di santorini jam 3 sore..” Kata dr Elly yang adalah tour guide kita. Saya bayangkan Santorini adalah tempat dipinggir pantai .”Pokoknya  nyebur  laut begitu selesai checking   ” Sudah terbayang kilauan pasir putih dan laut yang kebiruan.

Tapi, saya menjadi sedikit kecewa ketika  mendarat di Santorini. “Hah? Kok kayak begini ?” Selain beberapa kios makanan dan tempat menunggu penumpang, tidak ada apa apa lagi disana. Hanya ada tebing  tebing terjal dan bus bus yang menjemput kita dari bawah ke atas bukit . Juga tidak tampak orang berenang dipangkalan pelabuhannya. Saya makin kecewa ketika bus itu membawa kita menanjak ke gunung dan sampai diatas, yang terlihat  hanya padang gurun mirip dengan Los Angeles. Bus kita melewati beberapa toko kecil dan rumah yang tampaknya tersebar,sekali kali kita menjumpai gereja yang berkubah biru dan akhirnya  tiba di hotel kita yang berada ditengah gurun. “Hah? Ini Santorini? Apanya yang bagus? Tidak ada satupun toko yang berada di sekeliling hotel kita. Satu satunya tempat mandi adalah kolam renang hotel yang dicat biru.

“Hari ini acara bebas…” kata dr Elly. “Hah? Acara bebas, mau kemana? Masak mau berkurung di kamar? Jauh jauh ke Yunani masak tinggal di kamar hotel? “ Rupanya kita baru schedule tour besok harinya, hari ini tidak ada acara apa apa. Akhirnya saya nanyain tour guidenya,dimana sich tempat jalan jalan di Santorini. Menurut dia ada 2 kota besar di Santorini, yaitu Oia dan Fira. Besok kita akan ke Oia. Akhrinya saya dapat akal  “ Cik Elly , kita urunan sewa bus untuk dropping kita ke Fira jam 5 pm dan jemput kita balik jam 10 pm..!” Usul saya ke dr Elly. Supaya kita bisa cari makanan disana dan lihat lihat kayak apa sich Fira itu.

AKhirnya kita sepakat ,yang mau pergi lihat kota Fira kumpul jam 5 dan urunan bayar extra $16 perorang. Tour guide nya berbaik hati menemani kita kesana, walaupun sebenarnya hari ini bukan tugas dia. Keputusan yang sangat tepat. Oleh sopir busnya kita diturunkan di pinggir jalan dengan janji dijemput jam 10 pm ditempat yang sama. Setelah berjalan 2 blok, kita sepakat untuk meeting point di sebuah gereja , yang ternyata berada diujung tebing.

Tiba tiba kita semua terkesima. Pemandangannya yang sangat indah. Dibawah tebing tebing itu tampak rumah rumah putih yang menghadap ke laut. Diselingi dengan kubah kubah putih , yang  adalah bangunan gereja Orthodox. Dibawahnya adalah laut yang berwarna sangat biru, dikejauhan terlihat kapal cruise yang sedang mau singgah. Diatas tebing itu ada jalan kecil yang dipenuhi dengan toko toko yang menjual berbagai macam barang dan restaurant.

“Yok cari makan ..yok !” Sebelumnya tour guidenya bercerita kalau mau cari makan, ada small plaza  yang sekelilingnya banyak restaurant kecil kecil yang murah. Sebenarnya di sepanjang tebing ,juga banyak restaurant restaurant fancy  yang menghadap kelaut,sangat romantic. Kita semua terpencar, tapi ada juga beberapa orang yang mau gabung dengan kelompok kecil saya, yang terdiri dari Mom dan bhante Dipa.”Tante lily ikut kita aja ya,.supaya jangan hilang..” sahut saya.

Rata rata  restaurant disitu menjual seafood dan Greek Salad ( tomat segar yang dipotong potong dan bercampur keju dan disiram olive oil). “Sini mom..pegangan disaya..”kata saya ke mom karena jalanannya banyak yang nanjak. Dibelakang kita tante Marga berjalan dengan susah payah menggunakan tongkatnya, tampak nafasnya tersengal sengal. Saya putuskan untuk makan di restaurant sekitar situ aja supaya dia bisa beristirahat.

Tiba tiba saya mendengar suara music dan sekelompok orang yang sedang menyanyi. “The Greek wedding show.., at 9.30 pm, live music,dance, Greek food, Greek Wine…” Seorang wanita cantik mendatangi saya, “And you..you are the cousin from ? “ Tanyanya..”From Amerika…” Sahut saya. Rupanya para penonton dilibatkan dan dianggap sebagai family atau cousin dari jauh. “Bro..fotoin …” sahut bhante Dipa yang berdiri bersama group itu.

Sementara itu matahari mulai terbenam. Pemandangan waktu sorenya sangat indah. Kita semua mencari lokasi yang bagus dan mengabadikan pemandangan kota Fira diwaktu senja. “Mom….lihat kesini dong. “ sahut saya sambil mengabadikan foto mama saya. Menurut mom , supaya difoto dia keliatan santai dan ndak kaku,  dia pura puranya menoleh  kesana kemari, ceritanya  difoto tanpa sadar gitu. Tapi kebablasan, jadi yang kefoto malah belakang kepalanya..karena pas waktu difoto mom tiba tiba menoleh kebelakang..kalo ndak rambut sampingnya,mukanya ndak keliatan.  “He..he ndak usah gitulah mom..” kata saya sambil tertawa geli. “Pake topi barunya dong mom. Terus pura puranya lihat ke laut..nah gitu dong . Waduh cantiknya mama saya “ goda saya .Mom tertawa lepas  tampaknya dia bahagia sekali.

Lampu lampu mulai dinyalakan, matahari senja dengan cahaya kemerahan membuat suasana begitu romantic dan indah. Dikejauhan lampu kolam renang memantulkan cahaya biru. Udara terasa sejuk dan dingin. Saya menggumam , “Senja di Santorini” ( Butce / IM )

https://www.facebook.com/indonesiamedia/photos/?tab=albums

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *