Peziarah memberi tips lebih banyak dibanding hari biasa.
Seorang ibu paruh baya dan anak perempuan kecil sibuk membersihkan makam di Tempat Pemakaman Umum Tunggul Hitam, Padang, Selasa, 30 Agustus 2011. Sapu kecil dan kain bekas disandangnya.
Ia terlihat cekatan memainkan sapu dan kain sambil mencabuti rumput di salah satu makam. Batu nisan itu lalu dia lap. Si anak perempuan mengekor sambil membantu membersihkan makam.
Berkaos oblong dan mengenakan sandal jepit seadanya, penampilan si ibu terlihat kontras dibanding peziarah.
“Lebaran ini agak sibuk karena peziarah ramai,” ujar Yati (35) yang mengaku tinggal tak jauh dari areal pemakaman Tunggul Hitam, Selasa, 30 Agustus 2011.
Yati mengaku sudah menjadi pembersih makam sejak beberapa tahun silam. Biasanya, pada hari-hari besar Islam seperti ini mereka kebagian banyak rezeki. Tak jarang, yang datang berziarah memberi tips lebih dibanding hari biasa. “Kadang ada yang memberi tips hingga Rp20 ribu,” katanya.
Rezeki “melimpah” itu juga yang dinantikan sejumlah pembersih makam lain di Tunggul Hitam. Di areal makam yang luas ini, mereka berbagi lahan agar tidak saling berebut.
“Pada umumnya, kami sudah kenal dengan peziarah,” tutur Zal (40 tahun), pembersih makam yang lain.
Saat Lebaran ini, penghasilan mereka melonjak. Uang ratusan ribu rupiah bisa mereka kantungi dalam sehari. Kesibukan mereka akan berlanjut hingga tujuh hari Lebaran usai. “Menjelang puasa juga ramai, tapi hari biasa kan susah, peziarah sedikit,” ucap Zal.
Berkah lebaran juga dirasakan sejumlah juru parkir dadakan dan penjual bunga tujuh rupa di pemakaman. Profesi dadakan ini membuat mereka bisa mengais rezeki hingga ratusan ribu rupiah dalam sehari.
Penjual kembang tabur makam juga tak ketinggalan meraup untung Lebaran. Sekantong kembang berukuran kecil dijual Rp2.000. “Beli tiga kantong kami kasih Rp5.000,” kata penjual kembang di pinggir jalan lokasi pemakaman.
“Kalau ramai begini, dagangan juga lancar,” kata pedagang kaki lima di dalam areal makam.
Related Posts
