Maut Bos Pelayaran di Ujung Senpi


 Suara Nur Luthfia mendadak berubah. Terdengar lebih berat. Di hadapannya terdapat tiga pria. Mereka berkumpul dalam sebuah kamar hotel di kawasan Cibubur. Suasana mistis begitu kentara. Dingin dan terasa menakutkan.

Berlagak kerasukan arwah sang ayah, perempuan itu menyampaikan wangsit. Mengajak semua di ruangan itu ikut balas dendam. Melakukan pembunuhan. “Assalamualaikum apakah kalian siap berjuang?” ucap Luthfia dalam keadaan kerasukan.

Kompak tiga pria berinisial MM alias Maman, RS alias Raden Sarmada, dan AJ alias Arbain Junaedi, menjawab ajakan itu. “Siap eyang,” jawab mereka.

Mereka sadar bahwa ucapan disampaikan Luthfia bukan perintah sembarangan. Pesan dari seorang guru spiritual mereka yang lama telah meninggal. Apalagi wangsit disampaikan langsung melalui salah seorang putrinya.

Pertemuan Luthfia bersama tiga pria murid ayahnya terjadi pada 9 Agustus 2020. Target mereka bernama Sugianto. Pria 51 tahun tersebut diketahui merupakan atasan Luthfia di kantor PT Dwiputra Tirta Jaya. Bos pelayaran itu diduga kerap membuatnya sakit hati.

Selama bekerja bertahun-tahun, Luthfia mengaku sering diajak berhubungan badan oleh Sugianto. Ajakan itu selalu ditolak. Diduga sakit hati, bos pelayaran itu menuduhnya melakukan penggelapan uang dan pengurusan pajak yang tidak tertib.

Ancaman tersebut diduga membuat niat buruk Luthfia muncul. Perempuan itu dendam. Tidak terima dengan berbagai tuduhan dilontarkan kepadanya. Perasaan ingin menghabisi nyawa bosnya semakin menjadi-jadi.

Dalam pertemuan di kamar hotel, mereka berempat juga berkesempatan mengunjungi makam ayah Luthfia. Lagi-lagi perempuan 34 tahun itu berlagak kerasukan. Kembali menagih janji kepada Maman untuk memastikan rencana pembunuhan. Luthfia sempat pingsan, kemudian kembali tersadar.

Maman menjadi orang paling ditekan Luthfia untuk rencana aksi pembunuhan ini. Sejak Maret pria 42 tahun ini sudah diminta. Apalagi statusnya merupakan suami siri Luthfia. Adapun pertama kali keduanya membahas rencana bejat ini ketika sedang berada di Tangerang.

rekontruksi penembakan di kelapa gading

Rekontruksi Penembakan di Kelapa Gading 

Duit Rp200 juta telah disiapkan Luthfia. Rencana pembunuhan semakin dimatangkan. Maman selaku koordinator mengajak beberapa kawan seperguruan. Kemudian membagi ke dalam tiga peran. Mereka adalah Dikky Mahfud (50), Syahrul (58), Rosidi (52), Mohammad Rivai (25), Dedi Wahyudi (45), Ir Arbain Junaedi (56), Sodikin (20), Raden Sarmada (45), Suprayitno (57), dan Totok Hariyanto (64).

Peran pertama merupakan penggagas. Luthfia dan Maman menjadi aktor utama di balik aksi pembunuhan. Selanjutnya peran tim pendukung, bertugas mengantarkan senjata. Terakhir adalah tim eksekutor. Dua orang tunjuk melakukan ini, yaitu Mahfud dan Syahrul.

Mahfud sempat berlatih menembah sebelum melakukan pembunuhan. Datang dari Lampung pada 12 Agustus 2020, Maman dan Arbain segera memboyongnya untuk ke areba latihan di salah satu perumahan di Cibubur. Tidak banyak kesempatan, sang eksekutor hanya berlatih memakai dua peluru.

rekontruksi penembakan di kelapa gading

Rekontruksi Penembakan di Kelapa Gading 

Hingga hari eksekusi pun tiba. Kamis, 13 Agustus 2020, terjadi tragedi berdarah. Semua pelaku berada di kawasan Royal Square, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Awalnya rencana pembunuhan terhadap Sugianto tidak memakai senjata api. Mereka ingin menghabisi dengan tangan kosong. Dalam pertemuan ketiga, sebenarnya belum ada cara bagaimana eksekusi berlangsung. Sehingga dicoba cara berpura-pura sebagai petugas pajak.

Rencananya Sugianto dipancing untuk masuk ke dalam mobil. Dengan cara itu, harapan mereka bisa membawa bos pelayaran tersebut kemudian menghilangkan nyawanya dengan cara dicekik. Sayang, rencana awal gagal. Sugianto tidak termakan pancingan.

Hingga salah seorang pelaku meminta Mahfud beraksi. Memakai senjata api, pria itu melepaskan peluru panas ke tubuh korban. Lima tembakan diletuskan. Tiga mengarah badan dan dua peluru menyasar ke kepala. Sugianto tewas seketika.

Dalam rekaman cctv ruko sekitar, diketahui ketika itu korban memakai pakaian serba biru sedang menerima telepon. Berjalan melalui lorong ruko, seorang pelaku datang menghampiri. Mengikuti dari belakang, sambil mendongkan senjata api. Lalu menembaknya.

Setelah sukses menjalankan aksinya, para pelaku langsung melarikan diri ke daerah Lampung. Hasil kejahatan upah kejahatan langsung dibagi-bagikan Maman.

Kasus tersebut lekas ditangani. Tim gabungan Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Utara bergerak cepat. Sebanyak 12 tersangka penembakan terhadap Sugianto (51) bos pelayaran di Kelapa Gading pun ditangkap.

“Ada 12 tersangka ini bisa dikatakan kelompok, mereka memiliki berbagai peran, sebagai otak pelaku, kemudian yang merencanakan, kemudian ada yang mencari senjata api, sebagai joki, eksekutor dan ada juga yang membawa senjata api,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana.

Kepada para tersangka polisi menjerat dengan Pasal 340 KUHP, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama 20 (dua puluh) tahun.

Serta Pasal 338 KUHP, dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Darurat Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1951, dengan hukuman penjara sementara setinggi-tingginya 20 (dua puluh) tahun. ( Mdk / IM )

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *